Sunday, 31 March 2013

Pola Makan yang Buat Lemak Betah Berlama-lama di Tubuh


Perut buncit, lengan menggelambir dan paha yang besar menjadi masalah bentuk badan yang umum dikeluhkan wanita. Tiga bagian tubuh tersebut memang paling rentan menyimpan tumpukan lemak akibat konsumsi energi yang berlebihan.

Di samping kelebihan energi, pola makan yang tidak sehat juga menjadi salah satu penyebab utamanya. Hal ini masih ditambah lagi dengan kurangnya aktivitas fisik sehingga mengakibatkan lemak semakin betah bertengger di perut, lengan dan paha.

Prof. Dr. Hardinsyah, MS, seorang pakar gizi dan nutrisi menjelaskan, kegemaran makan makanan manis, berminyak dan tinggi lemak serta kalori adalah pemicu terjadinya kondisi ini. Bila dikonsumsi setiap hari dan dalam jumlah yang besar, tubuh sulit untuk mencernanya menjadi tenaga hingga akhirnya disimpan dalam bentuk lemak.

"Intinya karena kelebihan, terus jarang bergerak. Kalau kita sering bergerak nggak akan terjadi (penumpukan lemak)," ujar pakar nutrisi lulusan University of Queensland, Australia ini, saat diwawancarai wolipop di Indofood Tower, Sudirman, Jakarta Selatan.

Pimpinan Klinik Konsultasi Gizi Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor ini juga menjelaskan, makanan yang memiliki tekstur sangat berminyak dan manis umumnya memiliki energi sangat tinggi. Makanan yang terbuat dari tepung-tepungan juga merupakan sumber energi tinggi karena kaya akan karbohidrat.

Ia menyarankan, makanlah dengan tidak berlebihan bila ingin mulai pemangkasan lemak di tubuh. Mengonsumsi camilan manis atau gurih bukanlah sebuah pantangan dan Anda bisa menikmatinya secara rutin. Namun harus mampu mengontrol emosi dan hasrat agar tidak makan berlebihan. "Berhenti makan sebelum kenyang, itu resep mujarab kalau mau mempertahankan berat badan."

Namun seringkali yang terjadi, kelebihan lemak terjadi bukan semata-mata karena makanan atau kurang fitnes. Tapi lebih kepada kondisi mental. Pria yang akrab disapa Hardin ini menuturkan, orang mengalami kegemukan biasanya karena tidak memiliki kepekaan terhadap kondisi tubuhnya sendiri. Sebagai contoh, seseorang yang terlalu sibuk dengan pekerjaan. Seringkali dia lebih banyak memikirkan orang lain dan tugas ketimbang dirinya sendiri. Sehingga kerap tak menyadari berapa banyak makanan yang sudah masuk ke tubuhnya.

"Tidak punya internal emosi, tidak pernah introspeksi diri. Dia tidak bisa merasakan bagaimana dia sudah kenyang atau belum?" ujarnya.

Sementara pada orang yang memiliki kepekaan baik terhadap tubuhnya sendiri, ahli gizi yang hobi jogging dan membaca ini menjelaskan, "Orang yang punya sense baik soal kenyang, bisa mengendalikan (hasrat makannya). Misalnya, dia tahu 3 kali dalam seminggu pasti pergi pesta bersama teman-teman. Tapi dia bisa imbangi dengan olahraga 4-5 kali seminggu. Pasti tetap terjaga berat badannya."

Bagaimana mengatasi rendahnya sensitivitas pada perasaan kenyang ini? Hardin menyarankan untuk mendatangi ahli atau dokter gizi untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

"Orang yang tidak punya sense berhenti sebelum kenyang, maka sebaiknya konsultasi ke ahli gizi. Nanti diberitahu ukuran nasinya berapa, lauk, buah berapa potong, dan sebagainya," tutur ayah tiga anak ini

No comments: