Sunday 31 March 2013

Banyak Makan = Mengandung Bayi Laki-laki?


Wanita hamil yang mengandung janin laki-laki cenderung makan lebih banyak dibandingkan wanita yang mengandung janin perempuan. Umumnya mereka makan 10% kalori lebih banyak per hari. Namun, hal itu tidak menambah berat badan si ibu. Ini diungkapkan dari studi terbaru yang dipublikasikan British Medical Journal. Temuan tersebut tampaknya bisa menjelaskan mengapa bayi laki-laki lebih berat saat dilahirkan dibandingkan bayi perempuan. Selain itu, temuan tersebut menduga bahwa meningkatnya nafsu makan si ibu selama masa kehamilan didorong oleh sinyal dari bayi kepada ibunya.

Bayi laki-laki berat rata-rata 3,5 ons lebih besar ketika dilahirkan dibandingkan dengan bayi perempuan. Studi tersebut dilakukan bersama-sama oleh para ahli dari Harvard School of Public Health, AS, dan Karolinska Institute di Stockholm, Swedia. Keadaan itu disebabkan oleh meningkatnya nafsu makan pada si ibu.

Para ahli tersebut meneliti pola makan 244 wanita hamil di Amerika selama satu minggu sebelum mereka datang ke rumah sakit guna melakukan pemeriksaan rutin 27 minggu masa kehamilan. Semua wanita tersebut kemudian melahirkan bayi dengan berat badan yang normal.

Para ahli menemukan bahwa wanita yang melahirkan bayi laki-laki per harinya mengonsumsi sekitar 10% kalori lebih banyak atau sekitar 200 kalori dibandingkan mereka yang melahirkan bayi perempuan. Namun, berat badan yang dicapai ibu selama masa kehamilan tidak berbeda antara yang mengandung bayi laki-laki dan bayi perempuan.

Hasil penelitian itu tidak otomatis menyebutkan bahwa bayi laki-laki lebih berat semata-mata karena ibunya lebih banyak makan. Itu akan menuju kepada kesimpulan bahwa lebih banyak ibu makan, maka lebih besar bayi yang akan dilahirkan. Karenanya nanti bisa dikatakan pula bayi perempuan akan lebih besar jika ibunya lebih banyak makan. Kesimpulan yang lebih realistis adalah janin merangsang nafsu makan ibunya sesuai dengan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang optimal.
Para peneliti tidak mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan meningkatnya nafsu makan si ibu selama masa kehamilan. Namun dari studi tersebut bisa diduga bahwa terdapat komunikasi kimiawi antara ibu dan janin. Si ibu diduga diberi sinyal agar makan lebih banyak demi pertumbuhan, sehingga janin laki-laki bisa tumbuh lebih cepat daripada janin perempuan.

Penelitian baru-baru ini juga menunjukkan bahwa ada hubungan antara pertumbuhan bayi dalam kandungan dan risiko terkena sejumlah penyakit (seperti jantung dan diabetes) pada masa dewasa. Mungkin selama ini kita mengira bahwa faktor risiko primer untuk terkena penyakit kronik semata-mata akibat faktor genetik yang diturunkan dari orang tua. Padahal, akses nutrisi oleh janin selain penting bagi pertumbuhannya di dalam kandungan, juga akan berpengaruh pada kondisi kesehatan semasa hidupnya.

Sumber : British Medical Journal

No comments: