Monday 24 December 2007

Terapi Trombosis

Keguguran dapat terjadi pada setiap wanita. Sehingga tidak heran jika calon-calon ibu cemas akan nasib kehamilannya.

Abortus atau keguguran disebabkan oleh banyak faktor. Contohnya saja, calon ibu mengalami anemia (kekurangan darah), faktor genetik, kurang hormon, kelainan DNA, tokso, trombosis atau pembekuan darah, dan stres yang berlebih.

Proses kehamilan dimulai saat sel telur dibuahi sperma, kemudian berkembang menjadi embrio, dan menjadi janin yang tertanam dalam rahim. Jika embrio tidak dapat bertahan, maka embrio tersebut akan luruh dan keluar. Keadaan ini dikenal dengan keguguran. Trombosis sitandai dengan darah membeku secara berlebihan, sehingga aliran darah ke janin terhambat. Akibatnya janin tidak mendapat suplai makanan dan oksigen, luruh, dan akhirnya keluar dari rahim.

Jika ditinjau secara teknis, terapi trombosis ini tidaklah rumit. Tersedia 2 jenis terapi, yakni menyuntikan Nadroparine Ca pada perut bagian atas, mengkonsumsi aspirin yang berbentuk pil, dan dapat menggabungkan kedua cara tersebut. Tergantung kadar gangguan trombosis dan kebutuhan individunya.

Terapi ini dilakukan setiap hari sampai kualitas keenceran darah yang dibutuhkan si calon ibu terpenuhi. Biasanya terjadi pada saat melahirkan atau di masa seminggu menjelang persalinan.

Namun perlu diwaspadai efek samping dari penggunaan terapi trombosis, yakni terjadinya pendarahan. Oleh karena itu disarankan dokter, selama menjalani terapi, pasien diharapkan dapat berhati-hati agar dapat terhindar dari kecelakaan yang nantinya akan menimbulkan pendarahan. Dan jangan lupa agar sering kontrol ke dokter.

Beberapa kiat untuk menjaga kehamilan yang sehat :
1. Memperhatikan gizi si calon ibu.
2. Menjaga berat badan selama kehamilan, di atas 12 - 15 kg (minimal).
3. Melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG), yang berfungsi untuk memantau keadaan dan perkembangan janin.
4. Melakukan screening test yang dianjurkan ginekolog.
5. Kontrol secara rutin ke dokter kandungan.

No comments: