Friday 7 December 2007

Memori Berhubungan dengan Serangan Jantung

Orang dengan waktu reaksi yang lebih lambat dan memiliki memori yang buruk tampaknya akan mengalami kematian akibat serangan jantung, hasil suatu penelitian.

Dr. Beverly Shipley dari Edinburgh University melakukan survey terhadap kecerdasan mental sejumlah 6.400 orang selama masa lebih dari dua dekade.

Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa mereka yang memiliki waktu reaksi yang lebih lambat dan memiliki kemampuan memori yang buruk, memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami kematian akibat penyakit kardiovaskular ataupun gangguan pernafasan.

Dr. Shipley mempresentasikan hasil penelitiannya dalam konferensi di Perth.

Partisipan yang ikut dalam penelitian tersebut berusia antara 18 hingga 99 tahun.

Setelah mendapatkan beberapa masukan tentang berbagai faktor yang selalu berhubungan dengan penyakit jantung, seperti aktifitas fisik, tekanan darah, body mass index (BMI) dan kebiasaan merokok, terbukti bahwa seseorang yang memiliki waktu reaksi yang lebih lama memiliki rata-rata kematian yang lebih tinggi.

Hasil penelitian yang dilakukan dr. Shipley menyimpulkan bahwa perbedaan kemampuan mental memiliki faktor risiko yang berhubungan dengan kesehatan pembuluh darah jantung.

Ia mengatakan salah satu hasil yang mencengangkan dari penelitian yang ia lakukan adalah bahwa anak kecil dan orang tua sama-sama memiliki hubungan antara kognitif dan kematian akibat penyakit jantung.

Meski terlihat jelas adanya hubungan antara keduanya, dr. Shipley menyebutkan belum jelas bagaimana hubungan antara kognitif dan waktu reaksi dengan risiko kematian. "Hal ini menjadi pekerjaan baru yang harus diteliti" ia mengatakan.

No comments: