Wednesday 31 October 2012

Tips Mengemudi Ala Ibu Hamil


Tuntutan zaman telah memaksa kaum wanita untuk bersikap aktif, mulai dari kesibukan pekerjaan di kantor, urusan rumah tangga, hingga kegiatan lainnya, termasuk mengemudikan kendaraan roda empat. Mengemudi mobil memang tergolong salah satu aktivitas yang berisiko tinggi, namun kegiatan tersebut tetap saja harus dilakukan oleh sebagian kaum wanita, meskipun kondisinya sedang hamil.

Umumnya seorang wanita hamil masih diperbolehkan untuk mengemudi dengan bebas hingga usia kandungannya tujuh bulan. Hal itu berkaitan dengan ukuran buncit perutnya masih relatif kecil dan posisi janin masih bersifat mobile atau masih dapat bergerak bebas dalam air ketuban yang juga bersifat meredam getaran.

Namun, jika si calon ibu sering mengalami perdarahan atau pernah melakukan aborsi, disarankan menahan diri untuk tidak terlalu sering mengemudi, meskipun usia kehamilannya belum mencapai tujuh bulan. Hal itu diduga dapat menyebabkan kontraksi yang berlebihan pada otot perut dan panggul sang ibu hamil.

Sebelum kandungan mencapai usia lima bulan, sebenarnya posisi duduk ibu hamil di dalam kabin mobil tidak memerlukan pengaturan khusus karena perutnya belum terlalu membesar. Namun, memasuki usia 5 hingga 7 bulan, perut mulai membuncit sehingga kondisi tempat duduknya harus lebih nyaman. Agar lingkar kemudi mobil tidak mengenai perut, jok mobil sebaiknya dimundurkan untuk memberikan ruangan yang lebih besar sambil memperhatikan bahwa kaki tetap dapat menjangkau pedal gas, kopling, dan rem. Sandaran jok diusahakan tidak terlampau tegak dan jika perlu ditambahkan bantal untuk menyangga tulang punggung sang ibu.

Sabuk pengaman juga jangan sampai dilupakan. Kenakanlah selalu sabuk pengaman untuk menghindari benturan perut dengan setir atau dashboard jika mobil terpaksa berhenti mendadak. Ibu juga tidak perlu khawatir jika sabuk pengamannya dapat membahayakan bayi di dalam kandungan karena sabuk itu telah didesain sedemikian rupa agar tidak menekan bagian rongga rahim ibu hamil.

Salah satu kendala yang sering mengganggu ibu hamil yang sedang mengemudi adalah perasaan mual. Wanita hamil (khususnya hamil muda) sebaiknya mempersiapkan permen yang agak asam sebelum mengemudi karena permen itu dapat mengurangi rasa mual yang berlebihan. Sedangkan mereka yang sudah hamil tua, ada baiknya membawa bekal makanan berprotein dan karbohidrat tinggi sebagai pembangkit energi. Minuman dalam botol sebaiknya jangan dilupakan, seperti air putih, teh, atau air jeruk. Minuman dibutuhkan untuk menekan rasa mual sekaligus mengganti cairan tubuh yang keluar dalam bentuk keringat karena mengemudi merupakan aktivitas dinamis yang membutuhkan konsentrasi dan melibatkan semua otot tubuh.

Kegiatan mengemudi sendiri sebenarnya tidak terlalu terpengaruh oleh perut yang membuncit. Manuver-manuver normal di jalan raya seperti melaju lurus, berbelok ke kiri atau ke kanan dan sebagainya tidak akan terlalu sulit dilakukan, apalagi jika wanita hamil tersebut adalah pengemudi yang mahir. Namun, tetap saja ada hal yang cukup sulit untuk dilakukan, seperti ketika ingin memundurkan kendaraan. Memang semakin tua usia kehamilan, hal-hal seperti itu akan semakin merepotkan bagi si ibu hamil.

Setelah persalinan dan bayi lahir dengan selamat, kondisi tubuh yang masih lemah tetap akan menjadi kendala dalam mengendarai mobil. Selama tidak merasakan sakit yang berlebihan, si ibu diperbolehkan mengemudi kembali kira-kira dua minggu setelah ia melahirkan. Dalam hal itu, posisi pedal sebaiknya jangan terlalu jauh dari jangkauan kaki untuk menghindari regangan pada otot perut dan kaki dekat rongga rahim. Kontraksi yang terjadi akibat gerakan berlebihan pada otot-otot akan menyebabkan perut menjadi mulas. Namun, yang lebih aman adalah jangan terlalu memaksakan diri untuk mengemudi mobil karena luka pada daerah rahim si ibu dikhawatirkan dapat terkoyak kembali.

No comments: