Thursday 31 October 2013

Wanita dan Risiko Osteoporosis


Meski penyakit ini juga dapat menyerang pria, namun wanita lebih rentan terkena osteoporosis. Hal ini dikarenakan jaringan tulang pada wanita lebih sedikit. Selain itu, wanita mengalami reproduksi. Ketika berada pada usia reproduksi, indung telur masih aktif menghasilkan cukup estrogen, yaitu hormon yang berperan menjaga keseimbangan proses pembentukan dan kerusakan tulang yang terjadi secara alami.

Menjelang berhentinya haid (menopause), produksi hormon ini menurun, bahkan bisa berhenti sama sekali begitu wanita memasuki menopause. Berkurangnya produksi hormon estrogen inilah yang menyebabkan massa tulang menyusut dan tulang pun menjadi rapuh. Penurunan massa tulang ini terjadi sejak lima tahun sebelum mereka mengalami menopause. Pada saat ini, pola haid mulai terganggu dan tidak teratur. Sepanjang hidupnya, wanita akan mengalami pengurangan massa tulang sekitar 40-50%, sedangkan pria jauh lebih kecil (20-30%).

Menopause dan menurunnya massa tulang adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. Sebagai wanita, Anda bisa mempersiapkan sebaik mungkin agar menjelang dan saat menopause nanti tidak terlalu bermasalah, yaitu dengan melakukan pencegahan sedini mungkin.

Wanita yang menjalani pengangkatan kedua indung telur, haid berhenti sebelum waktunya, diet yang terlalu ketat, olahraga berlebihan, perokok, peminum alkohol, pengguna obat reumatik, dan penderita penyakit pencernaan maupun kelainan endokrin juga termasuk yang berisiko mengalami osteoporosis.

Suatu penelitian menyebutkan bahwa osteoporosis mudah terjadi pada orang Asia dan orang kulit putih (kaukasia). Namun demikian, tidak berarti orang Timur termasuk Indonesia terbebas dari penyakit ini, sebab osteoporosis juga berhubungan dengan faktor gaya hidup seseorang.

Dalam hal ini, pria memang lebih beruntung karena pengeroposan tulang pada pria baru terjadi pada usia 70-an. Hal itu masih bisa ditunda lagi bila pria rajin melakukan latihan beban dan aerobik.

No comments: