Friday 31 December 2010

Tidak Semua Prebiotik Efektif Mengobati Diare

Dr. Alfredo Guarino, dan kawan-kawan dari University of Naples, Italia, menyatakan bahwa berbagai formulasi probiotik yang selama ini dianggap mampu mengatasi diare, namun uji klinik terkontrol yang dilakukan secara baik dan dapat memverifikasi klaim ini sangat terbatas.

Tim peneliti tersebut mengadakan verifikasi dengan meneliti 571 anak yang berusia 3 hingga 36 bulan yang menderita diare akut, yang berkunjung ke spesialis anak. Mereka dirandomisasi untuk mendapatkan larutan dehidrasi oral sebagai kelompok kontrol, atau mendapat satu dari lima kelompok prebiotik, yaitu :

1. Lactobacillus rhamnosus strain GG
2. Saccharomyces boulardii
3. Bacillus clausii
4. Enterococcus faecium SF68

Campuran L. delbrueckii var bulgarius, streptococcus thermophilus, L. acidophilus, dan bifiodobacterium bifidum

Dibandingkan dengan larutan dehidrasi tunggal, pengobatan dengan lactobacillus rhamnosus strain GG atau campuran 4 strain probiotik, secara bermakna menurunkan median lamanya diare dari 115,0 jam menjadi 78,5 jam dan 70,0 jam. Kedua jenis formulasi ini juga mengurangi jumlah hari diare (p < 0,001). Sebaliknya, pemberian probiotik lain tidak menghasilkan efek bermakna terhadap lama dan frekuensi diare. Tidak satupun formulasi probiotik lebih baik dibandingkan larutan rehidrasi oral tunggal dalam mengurangi lamanya muntah dan demam, atau mencegah perawatan di rumah sakit.

Di banyak Negara, mikroorganisme yang dianggap sebagai probiotik dikategorikan sebagai makanan tambahan dan bukan sebagai obat. Oleh karena itu untuk mendapatkan izin pemasarannya kategori ini tidak perlu membuktikan khasiatnya, tapi cukup dengan membuktikan keamanannya. Lactobacillus GG menyebabkan lama diare menjadi berkurang. Hasil ini sudah dapat diperkirakan karena bukti efektivitas strain ini telah diperoleh pada anak-anak yang dirawat di rumah sakit dan berobat jalan, baik di Negara berkembang maupun di Negara maju. Hasil yang diperoleh dengan lactobacillus GG dalam penelitian ini juga mirip dengan penelitian yang lain. Preparat campuran empat strain mikroorganisme tadi juga efektif.

Susu formula lain, seperti St. thermophilus dan B. bifidum merupakan dua dari empat spesies bakteri yang efektif, dapat melindungi anak berusia 24 bulan dengan penyakit kronik terhadap diare. Sebanyak 3 preparat lainnya yang tidak dievaluasi atau hanya memiliki efek klinis yang kecil.Hal ini dianggap tidak terduga karena penelitian yang terdahulu dengan S. boulardii menunjukkan bahwa mikroorganisme ini bermanfaat untuk anak yang dirawat akibat diare. Perbedaan hasil dapat disebabkan akibat dari perbedaan beratnya penyakit dalam kedua penelitian tersebut. Penelitian terdahulu dengan Streptococcus faecium strain SF68, menghasilkan perbaikan klinis pada anak dengan diare akibat infeksi saluran nafas yang diobati dengan antibiotika parenteral, tetapi tidak efektif terhadap diare yang diderita oleh orang dewasa. Preparat B. clausii tidak menunjukkan efek. Semua preparat tersebut tidak memiliki efek yang bermakna terhadap hasil penelitian sekunder, yang kemungkinan disebabkan oleh rendahnya insidensi demam, muntah, dan jumlah anak yang dirawat di rumah sakit. Timbulnya efek samping tidak dilaporkan terjadi.

Kesimpulannya, para peneliti menyatakan bahwa efektivitas preparat probiotik untuk pengobatan diare akut pada anak berhubungan dengan strain mikroorganismenya secara individual. Preparat probiatik sebaiknya dikategorikan sebagai obat, dan dokter harus memilih preparat yang terbukti efektif untuk kondisi klinis tertentu, dan ditunjang dengan data yang solid.

Sumber: Medical Update

No comments: