Thursday 27 March 2008

Keji Beling

Keji beling (Strobilanthes cripus B1) merupakan tanaman yang berasal dari daerah Madagaskar. Penyebaran dan perkembangannya di Indonesia belum diketahui secara pasti. Di daerah lain, orang-orang menyebut keji beling sebagai picah beling, keci beling, ngokilo, dan enyoh kelo.

Tanaman ini dapat tumbuh di seluruh daerah di Indonesia.Umumnya, keji beling tumbuh liar di kebun-kebun. Banyak orang yang belum mengetahui mengenai tanaman ini dan manfaatnya. Oleh karena itu ketika tanaman ini tumbuh subur di halaman, langsung dibersihkan oleh empunya halaman tersebut karena diangggap mengganggu tanaman lainnya.

Ciri-ciri dari tanaman ini adalah menyerupai rumput besar. Batang berbentuk bulat, beruas dan berdiameter 0,2 hingga 0, 7 cm. Berkulit batang ungu dengan memiliki bintik-bintik hijau pada saat masih muda, dan berubah menjadi coklat setelah tua. Daun berbentuk bulat telur, dan pada bagian tepinya bergerigi, dan berbulu halus. Panjang helaian daun adalah sekitar 2 hingga 5 cm. Berdaun hijau, dan berbunga setelah dewasa. Bunga akan keluar pada waktu-waktu tertentu.

Keji beling memiliki rasa yang pahit. Di dalamnya terdapat :

  • Kalium pekat yang dapat menghancurkan batu yang ada di dalam ginjal, juga batu yang bersarang di dalam empedu, dan batu yang terdapat dalam kantung kemih.
  • Keji beling memiliki kandungan natrium. Keji beling bermanfaat meningkatkan cairan ekstraseluler yang dapat meningkatkan volume darah dalam tubuh.
  • Keji beling memiliki kandungan kalium, bermanfaat untuk membantu proses pembekuan darah.

Bicara mengenai batu ginjal, batu tersebut terbentuk dari kalsium oksalat, kalsium fosfat, acid urine, dan magnesium phosphat ammonia. Batu tersebut terbentuk akibat kinerja ginjal yang tidak seimbang, sehingga garam-garam yang terdapat di dalam ginjal tidak terbawa keluar oleh air seni. Garam tersebut mengendap dan menggumpal menjadi kristal. Semakin harinya, kristal ini akan tertumpuk semakin banyak dan lama-kelamaan akan membatu. Saat kristal masih berukuran kecil, kristal tidak akan menimbulkan dampak negatif terhadap kinerja ginjal, sehingga penderita tidak merasakan apa-apa. Penderita baru akan menyadari adanya batu dalam ginjal ketika kreistal sudah semakin membesar. Ukuran kristal bervariasi, mulai dari yang berukuran gabah sampai dengan sebesar telur ayam. Batu dalam ginjal kemudian akan bergerak ke bawah ke dalam saluran kencing dan kandung kemih. Jika batu semakin besar, dapat merusak ginjal bila tidak segera diatasi.


1 comment:

Anonymous said...

Setahu saya ngokilo itu adalah nama lain dari sambung nyawa