Jumlah kotoran yang dikeluarkan lebih banyak, dan rasa nyeri pada ulu hati. Penderita tipe ini tidak mengalami demam dan mules. Tipe ini disebut sebagai sindroma colera.
Diare kronik terjadi dalam waktu yang lama. Dan dapat terjadi lebih dari 4 minggu. Umumnya disebabkan karena konsumsi obat pencahar, peradangan usus yang berkepanjangan, kanker usus, radang pankreas, kencing manis, kelebihan hormon tiroid, cacingan, gangguan imunologik, dan sebagainya. Pada diare kronik, buang air besar tidak secepat yang terjadi pada diare akut. Biasanya berjalan perlahan, dan semakin lama semakin sering.
Di luar kedua tipe di atas, ada juga jenis diare yang setelah dilakukan pemeriksaan tidak ditemukan penyebabnya. Diare ini dikenal dengan Irritable Bowel Syndrome (IBS) atau sindroma iritabilitas usus. Seseorang yang menderita diare tipe ini biasanya sedang mengalami stres (masalah kantor, rumah tangga, ujian, dan lain-lain).
Hal utama yang harus diperhatikan dalam menanggulangi diare adalah masalah kehilangan cairan tubuh yang berlebihan (dehidrasi). Jika tidak segera diatasi, dehidrasi akan membahayakan penderita, terutama balita dan anak-anak. Pada penderita diare ringan, garam oralit dapat membantu. Namun jika dehidrasi yang diderita sedemikian berat, maka perlu bantuan infuse. Berikan oralit sebagai pengganti cairan tubuh, konsumsi antibiotik dan obat lainnya. Di samping itu, berikan makanan kembali (refeeding) karena selama diare (terutama anak-anak) asupan makanan sangat kurang karena tidak adanya nafsu makan. Jangan menghentikan pemberian susu dan semua jenis makan selama diare. Hindari mengkonsumsi makanan dan minuman yang dijual di tempat terbuka, karena kemungkinan besar tercemar kuman penyakit. Akan lebih baik jika makanan dibuat sendiri. Karena kualitas kebersihannya sudah pasti terjamin. Hindari minum air mentah, yang dapat mengandung kuman penyebab diare.
Obat untuk diare dapat digolongkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu kelompok spasmolitik, kemoterapeutik, dan obstipansia. Obat spasmolitik yaitu obat-obat yang dapat melepaskan kejang otot. Umumnya bagi penderita diare terjadi pada otot perut. Obat-obatan kemoterapeutik adalah obat-obatan untuk memberantas kuman penyakit, seperti antibiotik. Obat-obatan ini sering digunakan masyarakat untuk mengatasi diare. Sedangkan obat-obatan obstipansia adalah obat yang berfungsi menghentikan diare melalui mekanisme kerja dalam tubuh. Obat ada yang bekerja dengan cara menekan gerakan peristaltik usus, menciutkan selaput lendir usus, dan menyerap zat-zat racun akibat kuman.
Friday, 31 December 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment