Stroke tak hanya terjadi pada orang dewasa atau lanjut usia. Stroke dapat juga terjadi pada anak-anak maupun bayi. Angka kejadian stroke pada anak-anak sekitar 2 hingga 5 per 100.000 anak per tahun, sedangkan angka kejadiannya pada bayi mencapai 25 per 100.000 bayi per tahun.
Waspadalah jika anak Anda sering pusing, migrain atau sakit kepala di bagian tertentu, dan mata terasa berkunang-kunang. Apalagi bila 1 hingga 2 jam kemudian pusingnya semakin menjadi-jadi, bahkan disertai dengan muntah, kejang, dan hilang kesadaran. Tak ada yang bisa menyangka anak yang semula dapat berbicara dengan lancar akhirnya menjadi terbata-bata, gerak tubuhnya pun mendadak kaku dan menjadi lumpuh.
Gejala tersebut tak hanya dialami oleh anak-anak usia sekolah, melainkan juga pada bayi. Bayi tersebut biasanya akan rewel terus-menerus, tak mau minum susu, muntah, dan kejang. Selanjutnya diikuti dengan menurunnya kesadaran, lemas, bahkan kelumpuhan.
Jika si kecil memperlihatkan gejala-gejala klinis tersebut, sebaiknya orangtua segera membawanya ke dokter. Semua gejala tersebut merupakan pertanda adanya suatu ketidakberesan pada otak, yang sering dikenal dengan istilah stroke.
Berdasarkan penyebabnya, stroke dibedakan menjadi stroke perdarahan dan stroke bukan perdarahan (iskemik). Stroke iskemik berkaitan dengan adanya penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah di otak. Stroke ini paling banyak terjadi pada anak-anak. Penyebabnya antara lain, yaitu:
1. Hipoksia atau kekurangan oksigen, misalnya pada bayi yang baru lahir
Kekurangan vitamin K yang dapat menyebabkan pembuluh darah mudah pecah, terutama pada bayi baru lahir
Kelainan jantung. Jantung yang bermasalah menyebabkan terganggunya suplai darah, zat makanan, dan oksigen ke otak. Hal itu dapat juga terjadi pada pasien pascaoperasi jantung.
2. Benturan atau trauma kepala pada anak yang memungkinkan terjadinya perdarahan pada otak.
3. Infeksi virus atau bakteri yang bisa menyebar ke otak, misalnya ensefalitis atau radang selaput otak.
4. Kelainan pembuluh darah kongenital dimana pembuluh darah tersebut bisa pecah kapan saja.
5. Kelainan pembekuan darah, misalnya kadar trombosit yang sangat rendah sehingga pembuluh darah mudah pecah.
6. Penyakit seperti leukemia, tumor, dan sebagainya.
7. Stres yang berdampak adanya tekanan pada aliran pembuluh darah, sehingga pembuluh darah akan menyempit dan terjadi sumbatan ke pembuluh darah otak. Kondisi itu dapat mempermudah terjadinya stroke.
Thursday, 30 December 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment