Saturday 18 August 2007

Menjaga standar susu siap saji balita

Seiring dengan perkembangan zaman yang serba praktis, susu formula kini
tidak hanya disediakan dalam bentuk bubuk. Susu siap saji untuk balita
pun kini tersedia. Namun, tetap dianjurkan agar bayi dan balita diberi
makanan alamiah, gizi seimbang, beragam dan bervariasi sesuai umur dan
kondisinya. Ingin bayi Anda kelak menjadi menteri atau 'orang besar'?
Salah satu rahasianya adalah berilah dia susu eksklusif dan susu sambung
(formula) minimal selama dia menjadi balita.

Contohnya seperti yang dialami oleh Menteri Perdagangan Mari Elka
Pangestu. Perempuan yang super sibuk ini, mengaku sejak kecil jarang sakit
dan tidak terlihat lelah. Lihat saja jadwal tugasnya sehari-hari cukup
padat, sering bepergian ke berbagai provinsi, atau bahkan dalam seminggu
bisa bolak balik ke sejumlah negara. Namun, anehnya Ibu Mendag yang
satu ini tidak pernah terlihat capek. Apa rahasianya? "Semua itu karena
susu," katanya suatu ketika. Mari menceritakan ketika dia bayi, ibunya
memberi dia ASI eksklusif sampai usia delapan bulan, lalu diteruskan
minum susu formula sampai balita.

Mari juga mengaku tidak minum suplemen khusus. Agar tetap sehat, dia
mengupayakan tidur enam jam sehari, treadmill satu jam sehari, tenis
seminggu sekali dan golf sepekan dua kali, dan minum susu. "Kebiasaan ibu
memberikan ASI eksklusif dan susu formula sejak bayi tersebut, adalah
tabungan dari balita untuk masa depan. Hal itu membuat tubuh saya tidak
sakit, tidak cepat lelah dan capai," ujarnya.

Mengenai ASI dan susu formula ini, beberapa tahun terakhir industri
susu formula beserta kalangan medis bekerja sama dalam usaha membuat
nutrisi bayi yang lebih menyerupai ASI. Perkembangan teknik analisis
komponen ASI yang makin canggih membuat komposisi susu formula sekarang
menjadi lebih mirip ASI. Penelitian mutakhir menyebutkan komposisi zat gizi
karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin pada ASI sudah bisa
ditiru, bahkan lebih dikembangkan lagi dalam pembuatan susu formula.
Fungsi protektif pada ASI juga bisa diadaptasikan dengan menambah
suplementasi bifidus, nukleotida, prebiotik, laktoferin dan lainnya.

WHO/FAO melalui Standard Codex Alimentarius, Food and Drug
Administration (FDA), European Society for Paediatric Gastroenterology and
Nutrition (ESPGAN) Committee on Nutrition, dan juga American Academy of
Pediatrics mengatur susu formula pada standar yang tinggi, sehingga bayi yang
diberi susu formula terjamin kebutuhan nutrisinya.

Standar itu diterapkan pada susu formula agar kandungan zat gizi susu
formula tidak kurang dari standar minimum, dan tidak melebihi standar
maksimum yang telah ditetapkan. ASI merupakan makanan paling ideal untuk
bayi, mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan seperti sumber energi,
untuk pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan sistem pertahanan
tubuh.

Laktosa pada ASI sebagai sumber energi utama untuk bayi. Laktosa juga
membantu absorbsi kalsium dan merangsang berkembang biaknya flora
penghasil asam yang berguna pada usus bayi. Karbohidrat lain pada ASI yaitu
oligosakarida berperan juga sebagai prebiotik dengan mengaktifkan
bifidus factor.

Lemak ASI menyediakan 40%-50% total energi, kata pakar gizi Dadang
Arief Primana. Dokter Spesialis Gizi Klinik dan Dokter Spesialis Kedokteran
Olahraga, Bagian Nutrisi Klinik, RS Immanuel Bandung ini menuturkan
asam lemak dosohexanoic acid (DHA) dan arachidonic acid (AA) pada ASI,
diketahui berperan penting dalam perkembangan retina mata dan sistem
saraf.

Protein dalam ASI berperan untuk menyokong pertumbuhan dan perkembangan
bayi. Sementara nukleotida berperan penting pada proses biokimia
intraselular. Mineral dalam ASI kebanyakan berfungsi membantu metabolisme zat
gizi. Selain itu, kalsium yang banyak terdapat pada ASI diperlukan
untuk pertumbuhan tulang bayi. Vitamin dalam ASI merupakan zat gizi yang
esensial juga membantu metabolisme zat gizi.

Siap saji
Untuk memenuhi semua kebutuhan yang ada dalam ASI tersebut, para pakar
berlomba mencari formula yang paling mendekati. Selain itu, konsumen
pun dimanja dan dipermudah dalam memberikan susu formula pada bayinya.
Ternyata di zaman yang menuntut segalanya serba praktis ini, juga
menyentuh hingga penyajian susu bagi balita. Susu formula tidak cuma bubuk
bentuknya, tapi sudah ada yang dalam kemasan siap saji.

Saat balita minta susu, maka orang tua tinggal menancapkan sedotan
dalam kemasan susu siap saji. Atau tinggal memasukkannya ke dalam botol.
Aman dan baikkah bagi anak kita?

Rita Novianti, Group Brand Manager Nutrilon, mengungkapkan konsumen
tidak perlu khawatir. Terpenting bagaimana kandungan dalam susu formula
tersebut. "Selain dapat diminum langsung pakai sedotan, juga bisa melatih
balita untuk lebih mandiri, karena bisa belajar menyiapkan susu
sendiri," jelasnya.

Menurut dia, yang penting menentukan susu formula yang akan diberikan
ke balita dengan menitikberatkan kandungan yang berguna di dalamnya.
"Untuk apa orang tua egois hanya memikirkan kepraktisan, serta berupaya
meringankan pekerjaannya untuk menyiapkan air panas, mengocok, dan
memasukkannya dalam botol yang steril, jika kandungan susu yang diberikan
tidak mampu memenuhi kebutuhan bagi pertumbuhan balita."

Dadang menambahkan susu formula dalam kotak sekali minum, berdasarkan
pengalaman ibu-ibu yang mempunyai bayi dan observasi pribadi di
lapangan, menunjukkan hal itu memang benar-benar praktis. "Namun, saya tetap
menganjurkan makanan untuk bayi adalah makanan alamiah, gizi seimbang,
beragam dan bervariasi sesuai umur dan kondisi bayi," ujar dosen Bagian
Ilmu Gizi Medik, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.

Kepedulian orangtua akan kandungan asupan gizi pada anak, juga
dibuktikan dari hasil survei PT AC Nielsen Indonesia. Dari survei terlihat
meskipun daya beli masyarakat melemah pascakenaikan harga BBM 1 Oktober
2005, tapi penjualan susu yang mengandung AA dan DHA tetap laris manis di
pasaran. Tidak mengherankan jika produsen susu berupaya menyuguhkan
racikan susu formula yang diyakini terlengkap kandungannya bagi balita.
Tapi ternyata dari sejumlah asupan berguna yang ditawarkan, standarnya
tetap pada kandungan yang ada pada ASI.

"Nutricia percaya akan kesempurnaan ASI sebagai nutrisi terbaik bagi
bayi. Karena itu kami menganjurkan para ibu untuk memberikan ASI secara
ekslusif selama mungkin," ujar Direktur Pemasaran PT Nutricia Indonesia
Anastasia Sutadji. Perusahaan yang memproduksi nutrisi premium bagi
bayi dan balita itu pun mengaku terus berupaya memecahkan rahasia ASI.
Salah satu yang diperhatikan bagaimana ASI memberikan kekebalan tubuh atau
imunitas bagi bayi, sehingga bayi tidak mudah terkena infeksi akibat
gigitan insektisida dan infeksi pernapasan.

Setelah diriset, ujarnya, tenyata ada kandungan FOS (fructo
oligosakarida), dan GOS (galacto oligosakarida), yang mampu secara alamiah
menstimulasi pertumbuhan bakteri baik yang hidup dalam usus. Setelah tahu
rahasia itu, maka perusahaan yang menjadi bagian dari Royal Numico N.V.,
perusahaan dunia yang berbasis di Belanda tersebut, meluncurkan Nutrilon
Royal 3 Ready to Drink. Susu siap saji itu bernutrisi sama baiknya
dengan susu bubuk, juga mengandung AA dan DHA, serta ada komposisi FOS dan
GOS dengan rasio yang tepat seperti pada ASI.

Dengan adanya kandungan FOS dan GOS dalam susu formula, maka mencegah
konstipasi, membantu penyerapan makanan menjadi lebih baik, dan
memperkuat sistem imunitas bayi. "Jadi, jika bentuk sajiannya lebih praktis dan
mengandung bahan beguna, bagi bayi akan lebih lengkap," ujar Anastasia.
Kenapa tidak?

1 comment:

Anonymous said...

Terima kasih atas infonya...