Friday 17 August 2007

Batuk Pilek atau Flu

Istirahat, makan makanan bergizi ,dan minum vitamin ternyata tidak cukup mengatasi batuk dan flu.

Hampir semua orang pernah mengalami batuk. Tak perlu berpikir batuk kronik, duri kecil yang nyangkut di tenggorokan pun bisa membuat seseorang refleks terbatuk.

Menurut spesialis paru-paru dari Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI Jakarta dr Dianiati Kusumo Sutoyo SpP(K), batuk bukanlah penyakit, melainkan suatu gejala (simptom). Di antara gejala pernapasan lain seperti sesak napas,dahak dan nyeri dada, batuk merupakan keluhan yang paling sering membawa pasien datang berobat.

”Sesungguhnya batuk merupakan suatu mekanisme perlindungan tubuh, khususnya saluran napas, untuk membersihkan jalan napas dari sekrit atau benda asing yang masuk, maupun akibat iritasi di saluran napas,” tutur wanita yang akrab disapa dr Titi ini.

Batuk dapat terjadi saat kondisi sehat, misalnya saat tak sengaja menghirup partikel atau debu yang ingin dikeluarkan. Namun, batuk juga dapat terjadi karena gangguan di saluran napas atas/bawah, maupun di paru-paru. Peradangan yang berakibat iritasi dan rangsang refleks batuk,serta upaya jalan napas mengeluarkan sekrit atau lendir yang lebih banyak dan lebih kental dari lazimnya, kemudian menghasilkan batuk. Bentuknya antara lain penyakit influenza, common cold, alergi, asma, radang paru.

Selama ini, masyarakat sering kali menggunakan istilah flu untuk menggambarkan gejala pilek.Padahal menurut Titi, anggapan itu sama sekali salah dan harus diluruskan. Batuk pilek yang selama ini dikenal di masyarakat adalah suatu penyakit infeksi virus pernapasan yang tidak berbahaya. ”Ini sering terjadi, terutama pada usia kanak-kanak. Di dunia medis gejala ini dikenal dengan istilah common cold,” ungkapnya.

Common cold merupakan infeksi saluran napas atas akut yang disebabkan virus, dengan berbagai variasi gejala. Jumlah virus penyebabnya pun sangat bervariasi, lebih dari 200 jenis atau strain (paling sering adalah golongan rhinovirus dan coronavirus). Ini berbeda dengan flu. Flu adalah kependekan dari penyakit influenza yang disebabkan virus influenza A atau B.

”Gejala influenza lebih serius dan umumnya membutuhkan pengobatan antivirus selain obat simptomatik. Sementara common cold cukup dengan obat simptomatik karena virus penyebabnya sangat banyak,” urainya.

Gejalanya sangat bervariasi, seperti batuk, ingus encer dan bening, sakit tenggorokan, bersin, mata berair,hidung tersumbat. Kadang disertai gejala sistemik ringan seperti demam ringan, rasa lemas ringan, sakit kepala ringan, dan pegal-pegal ringan. ”Perbedaan common cold dengan penyakit virus pernapasan lainnya, pada common cold tidak disertai demam tinggi, apalagi sampai menggigil. Selain itu tidak ada nyeri otot hebat,” ungkap Titi.

Lebih lanjut, wanita yang menjabat Ketua Dewan Ilmiah Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) ini mengatakan bahwa selain virus,batuk-pilek juga bisa disebabkan hipersensitif pernapasan (alergi).

Pada kondisi normal (tanpa komplikasi) umumnya common cold akan mereda atau sembuh dalam kurang dari seminggu. Namun, patut diwaspadai bila keluhan batuk terus berlanjut atau kian berat, kemungkinan bisa timbul komplikasi, terutama pada orang dengan daya tahan tubuh rendah, ada riwayat penyakit kronik, manula dan balita.

”Pengobatan pada batuk berorientasi pada penyebab. Obat batuk dapat diberikan untuk membantu meredakan gejala atau dikenal dengan terapi simptomatik. Namun, jika sejak awal memang batuknya bukan karena batuk-pilek biasa, maka perlu tambahan pengobatan khusus terhadap penyakit penyebab,” paparnya.

Secara umum, setiap pengobatan bertujuan mengatasi gejala, mengurangi komplikasi dan mempercepat kesembuhan. Namun, menurut Madeline Simasek MD dan David A Blandino MD dari University of Pittsburgh Medical Center Pennsylvania, penanganan untuk common cold difokuskan untuk meredakan gejala, seperti mengurangi batuk dan hidung sengau.Penggunaan antibiotik juga tidak menunjukkan peningkatan gejala atau memperpendek durasi penyakit.

No comments: