Monday 20 August 2007

Gizi Seimbang bagi ODHA

Infeksi human immunodeficiency virus (HIV) hingga kini masih menjadi momok karena bisa berujung kematian.

Semua orang yang dinyatakan positif terinfeksi HIV tentu akan gemetar membayangkan kelangsungan hidupnya. Wajar, mengingat belum ada penangkal yang efektif membasmi virus ini.

Kebanyakan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) menunjukkan penurunan berat badan sebelum meninggal. Hal ini tidak dapat dihindari sebagai konsekuensi dari infeksi HIV. Agar berat badan tidak menurun secara drastis dan masih dapat beraktivitas seperti sediakala, asupan gizi harus diperhatikan dengan baik.

Jika seorang ODHA mempunyai status gizi yang baik, maka daya tahan tubuh akan lebih baik sehingga memperlambat memasuki tahap gawat AIDS (acquired immune deficiency syndrome).

Penanganan gizi pada ODHA harus lebih diperhatikan. Apalagi bila mereka sudah meminum obat-obat antiretroviral (ARV). Makanan yang dikonsumsikan bisa berpengaruh pada penyerapan obat ARV dan obat infeksi oportunistik (IO). Penggunaan obat ARV dan IO bisa juga menyebabkan gangguan gizi.

”Agar tidak terjadi gangguan gizi bagi ODHA, pengaturan asupan gizi yang baik dan seimbang harus selalu diperhatikan,” ungkap spesialis gizi klinik di RS UKI Dr Paul F Matulessy MN PGK SpGK di Jakarta, belum lama ini.

Menurut Master Trainer Care Support and Treatment AIDS dari WHO–Depkes ini, pemberian obat ARV harus melalui proses yang cukup panjang, antara lain melalui konseling dan tes secara sukarela. Adapun ODHA baru membutuhkan antiretroviral setelah jumlah virus di tubuhnya sudah sangat tinggi yang membuat daya tahan tubuh begitu rendah hingga muncul gejala AIDS.

“ARV hanya untuk menghambat jalannya virus lebih ganas lagi. Sementara kebutuhan gizi untuk membentuk sel-sel yang rusak dan membuat kondisi selalu sehat,” ungkapnya.

Paul menambahkan, kecukupan kalori ODHA meningkat karena peningkatan proses metabolisme sehubungan dengan infeksi akut.

Untuk mencukupi kebutuhan kalori dan protein yang terus meningkat, maka harus diberikan makanan lengkap tiga kali ditambah makanan selingan tiga kali sehari. Kebutuhan zat gizi makro tersebut harus dipenuhi untuk mencegah penurunan berat badan yang drastis. Pemantauan status gizi dan makanan bagi penderita ODHA sendiri juga mutlak diperlukan untuk mengetahui efek dari infeksi HIV dan kesehatan ODHA.

Menurut dia, status gizi baik akan memperlambat virus AIDS.Tidak hanya itu, ODHA harus mengurangi kontaminasi dari bahan makanan dan minuman yang berisiko keracunan atau tertular infeksi.

”Seperti tidak makan makanan kaleng kedaluwarsa,hindari daging,ikan dan telur mentah, daging ayam, termasuk unggas setengah matang. Hindari konsumsi sayur mentah atau lalapan, sedapat mungkin hindari jajan,”tutur Paul.

Adapun bagi ibu hamil dengan HIV, sebaiknya tidak menyusui. Lebih bijak memberikan sang buah hati dengan pengganti asi (PASI). Jika tidak memungkinkan, masa ASI harus dihangatkan terlebih dulu hingga 66 derajat Celsius.

Sementara itu, Ahli Gizi RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso (RS PI-SS) Ineu Sariningrum mengatakan,umumnya ODHA mengonsumsi zat gizi di bawah optimal. Biasanya mereka hanya mengonsumsi 70% kalori dan 65% dari total yang diperlukan tubuh.Konsumsi zat gizi yang demikian tidak memenuhi kecukupan kalori yang meningkat karena peningkatan proses metabolisme sehubungan dengan infeksi akut.

”Kebutuhan kalori ODHA sekitar 2.000–3.000 kkal/hari dan protein 1,5-2 gram/kgBB/hari. Untuk mencukupi kebutuhan kalori dan protein sehari diberikan makanan lengkap tiga kali ditambah makanan selingan tiga kali sehari,”paparnya.

Menurut Ineu, kebutuhan kalori yang berasal dari lemak dianjurkan 10%–15% dari total kalori sehari, khusus pada ODHA dianjurkan mengonsumsi lemak yang berasal dari MCT agar penyerapan lebih baik dan mencegah diare. “Kebutuhan zat gizi makro tersebut harus dipenuhi untuk mencegah penurunan berat badan yang drastis,” ungkapnya.

Makanan penting bagi ODHA untuk menjaga BB dan tenaga tetap optimal. Meningkatkan daya tahan tubuh, hambat perkembangan virus HIV, memperbaiki respons terhadap ARV, dan memperbaiki kualitas hidup.

“Bagi ODHA, cobalah untuk membuat segala sesuatu yang dimakan atau diminum terhitung,” tandasnya.

No comments: