Thursday 30 January 2014

Kolostrum dan Pencernaan Bayi


Kolostrum, "susu" pertama yang dikeluarkan oleh ibu, merupakan cairan yang sangat bermanfaat. Ia mengandung berbagai unsur yang berguna bagi bayi, seperti antibodi untuk daya tahan bayi. Selain itu, kolostrum juga memiliki pengaruh pada fungsi pencernaan dalam hal ini fungsi sebagai laksatif. Karena itu, semakin dini kolostrum diberikan, semakin cepat kolostrum masuk ke saluran pencernaan dan semakin cepat pula ia membantu keluarnya mekonium dari saluran pencernaan bayi.

Setelah fase kolostrum selesai, ASI mulai masuk ke dalam saluran pencernaan bayi dan hal ini membuat tekstur feses berubah menjadi lebih kecoklatan dan tidak begitu lengket. Dengan semakin banyaknya ASI yang dihasilkan oleh ibu dan diminum oleh bayi, feses bayi pun akan berubah lagi menjadi kuning.

Mengompol


Salah satu masalah pada anak yang sering dihadapi oleh para orangtua adalah mengompol. Berbagai usaha telah dicoba untuk mengatasinya, mulai dari menaruh capung di pusar hingga berobat ke dokter. Tapi hasilnya sering tidak memuaskan. Mungkin ada baiknya bila kita mencoba mendalami masalah yang satu ini terlebih dahulu.

Si kecil dapat mengompol setiap malam, tapi dapat juga terjadi hanya pada keadaan tertentu saja misalnya anak yang terlalu capai atau anak yang sedang kurang sehat. Mengompol ini disebabkan karena kontrol terhadap kandung kemih dan produksi air seni pada malam hari, masih kurang berkembang dengan baik. Dengan bertambahnya usia, kontrol dari sistim saraf ini sedikit demi sedikit akan bertambah baik.

Anak berusia kurang dari 3 tahun sebagian besar akan mengompol pada tidur malamnya. Setelah anak berusia 8 tahun, kadang masih ada yang mengompol. Banyak faktor yang menyebabkannya. Faktor keturunan juga ikut memegang peranan, termasuk juga stres, kecemasan, infeksi saluran kemih, diabetes (walaupun jarang) dan gagal ginjal. Bila mengompol terjadi juga pada waktu tidur siang, kemungkinan besar ada penyakit yang menyebabkannya.

Mengompol lebih sering terjadi pada anak laki-laki. Anak mengompol biasanya jarang dibawa ke dokter bila masih berusia di bawah 6 tahun. Walapun demikian, si kecil mulai dapat dilakukan bimbingan di rumah dan memberikan pengertian bahwa mengompol biasa terjadi pada anak-anak, terjadi pada saat tidak sadar (sedang tidur) dan mengompol bukanlah suatu kenakalan. Jangan menyalahkan, apalagi menghukumnya. Cobalah membangunkan anak untuk pergi ke kamar mandi pada saat tidurnya, dapat juga dengan menggunakan alarm.

Biasanya anak akan dapat berhenti mengompol sebelum usia 7 tahun. Tapi bila tetap mengompol setelah usia 7 - 8 tahun, atau anak mulai mengompol lagi setelah 6 bulan berhenti mengompol, sebaiknya bawalah si kecil untuk berkonsultasi dengan dokter.

No comments: