Thursday 29 December 2011

Mengapa teror malam bisa terjadi?

Banyak faktor yang diduga berperan terhadap terjadinya teror malam. Kelelahan, kekecewaan dan stres psikologis merupakah hal-hal yang mungkin menjadi faktor pencetusnya. Karena itu, upayakan untuk mencegah jangan sampai anak terlalu letih atau mengalami stres yang berlebih. Ingat, anak pun juga bisa stress.

Lalu, harus bagaimana dong?

Sebelum menjawab pertanyaan ini, mungkin ada baiknya untuk sedikit menenangkan perasaan Anda. Perlu diketahui, walau tampaknya menakutkan, keadaan ini ternyata tidak berbahaya. Walaupun demikian, bila hal ini terjadi terlalu sering, ada baiknya bila Anda meluangkan waktu untuk berkonsultasi dengan dokter. Satu hal lagi, teror malam umumnya terjadi pada anak berusia antara 3 dan 5 tahun. Selepas masa balitanya, teror malam pun umumnya mereda. Hal ini dihubungkan dengan kematangan perkembangan otak dan pola tidur anak.

Jadi, harus bagaimana sekarang? Pertama-tama adalah tetap bersikap tenang. Kepanikan tidak akan menyelesaikan masalah malah memperbesarnya. Sekali lagi perlu diingat bahwa sesungguhnya anak masih tetap tertidur. Tidak perlu membangunkannya. Yang perlu dijaga adalah agar anak jangan sampai cedera. Mengapa? Karena anak yang mengalami teror malam bisa saja bangun dari tempat tidurnya dan berlari di kamar. Kalau ada benda-benda berbahaya di kamar, tentu dapat mencederai buah hati kita. Tahanlah anak dengan lemah lembut, jangan mengguncang-guncangnya agar terbangun. Hal itu malah akan menimbulkan ketakutan anak saat ia terbangun.

Kedua, jangan membuat anak terlalu lelah, kecewa ataupun stres. Anak-anak TK yang dipaksa belajar terlalu keras karena orang tua ingin yang "terbaik" bagi anaknya pun dapat mengalami stres yang berat. Ini adalah satu contoh stres pada anak. Karena itu, mari kita buat agar dunia anak menjadi dunia yang indah dan nyaman di mana ia merasa belajar bukanlah suatu beban melainkan seperti permainan yang menggembirakan.

No comments: