Saturday 31 July 2010

Terapi Hormon Pada Wanita Menopause

Perlu diketahui, terapi sulih hormon dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner, khususnya pada wanita yang memulai terapi tersebut setelah memasuki masa menopause. Namun belakangan ini, terjadi kontroversi tentang risiko dan manfaat terapi sulih hormon pada wanita.

Sebuah penelitian terbaru menyimpulkan bahwa terapi sulih hormon dapat menurunkan serangan jantung hingga 30% pada wanita yang berumur di bawah 60 tahun, tetapi tidak pada wanita berusia lebih tua.

Analisa statistik penelitian dilakukan dengan melibatkan sekitar 39.000 wanita dan menunjukkan bahwa sebagian besar wanita tersebut melakukan terapi sulih hormon (estrogen dengan atau tanpa progesteron) untuk mengurangi gejala menopause (seperti hot flashes, risiko serangan jantung atau kematian cardiac).

Hasil analisa tersebut telah dipublikasikan dalam Journal of General Internal Medicine. Kesimpulannya yaitu untuk wanita berusia di atas 60 tahun, terapi sulih hormon dapat meningkatkan risiko serangan jantung pada tahun pertama pengobatan. Namun, setelah dua tahun kemudian, risiko serangan jantung menjadi turun dibandingkan wanita yang menggunakan plasebo atau tidak mendapatkan pengobatan. Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa angka kematian terjadi lebih kecil (39%) pada wanita yang memulai terapi sulih hormon sebelum usia 60 tahun dibandingkan wanita berusia sama yang diberi plasebo atau tidak diberi pengobatan.

Wanita yang berusia lebih muda ternyata akan merespon secara berbeda terhadap terapi sulih hormon dibandingkan wanita lanjut usia. Secara signifikan, risiko diabetes pada mereka yang menjalani terapi sulih hormon menurun dibandingkan pengguna plasebo, tetapi dapat meningkatkan kadar protein yang berkaitan dengan inflamasi dalam tubuh. Kondisi itu dapat menurunkan serangan jantung pada wanita berusia muda yang tidak mengalami penyakit jantung, tapi dapat meningkatkan risiko pada wanita usia lanjut yang telah memiliki riwayat penyakit kardiovaskular.

Sumber : Journal of General Internal Medicine

No comments: