Friday, 24 August 2007

Wanita Kurus Berisiko Osteoporosis

Penelitian terbaru menyatakan bahwa para wanita muda bisa meningkatkan massa tulang mereka hingga 20% untuk tabungan masa tua, melalui makanan dan olah raga yang tepat. Jika pada usia puncak, seorang wanita mampu memaksimalkan massa tulangnya, maka kemungkinannya mengalami osteoporosis akan lebih kecil. Faktor apa saja yang menyebabkan seseorang terkena osteoporosis?

  • Usia
    Semakin bertambah usia, maka semakin tinggi risiko terkena osteoporosis, karena semakin meningkat usia seseorang, maka
    tulang akan berkurang kekuatan dan kepadatannya.
  • Jenis kelamin
    Wanita lebih berisiko terkena osteoporosis karena memiliki jaringan tulang yang lebih sedikit dan lebih cepat kehilangan
    massa tulang dibandingkan pria.
  • Genetik/ Keturunan
    Wanita yang dalam sejarah kesehatan keluarga, nenek atau ibunya pernah mengalami patah tulang belakang, lebih berisiko mengalami pengurangan
    massa tulang.
  • Ras
    Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang tinggal di negara barat memiliki risiko lebih besar untuk terserang osteoporosis dibandingkan wanita
    Asia. Itu disebabkan karena di Asia lebih banyak mendapatkan sinar matahari.
  • Struktur tulang
    Wanita yang memiliki bentuk tulang yang kurus serta tubuh yang kurus pula, memiliki risiko lebih besar mengalami osteoporosis daripada wanita yang bertulang besar, padat, dan bertubuh subur.
  • Menopause
    Menopause yang terjadi pada wanita dapat meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis.
  • Gaya hidup
    Adanya kebiasaan
    merokok, minuman beralkolhol, dan kurang melakukan olahraga beban.
  • Pengobatan penyakit kronis
    Obat-obatan tertentu misalnya untuk menangani
    kanker, endometriosis, dan lain-lain, dan pengobatan berjangka panjang (seperti penggunaan steroid untuk asma, obat anti kejang, dan lain-lain) dapat meningkatkan risiko osteoporosis. Demikian juga penyakit kronis yang mempengaruhi paru-paru, lambung, usus halus dan yang mengubah kadar hormon, serta rendahnya hormon testosteron pada pria yang tidak terdeteksi juga merupakan faktor risiko.

No comments: