Friday, 17 August 2007

Kesalahan pengobatan dikurangi dengan komputerisasi peresepan dokter

Para dokter dikenal dengan tulisan cakar ayamnya. Penulisan resep dengan tangan mengarah pada ribuan kesalahan pengobatan setiap tahun. Menurut sebuah studi baru dalam jurnal online Health Services Research 2007 , rumah sakit-rumah sakit di Amerika yang mengalihkan sistem peresepan dokter ke komputer menunjukkan penurunan kesalahan peresepan sebesar 66%.

Penulisan yang tidak terbaca dan kesalahan terjemahan bertanggung jawab sebesar 61% dari kesalahan pengobatan di rumah sakit. Kesalahan kecil seperti meletakan desimal di tempat yang keliru dapat membawa konsekuensi serius karena dosis pasien menjadi 20 kali lipat dari yang dianjurkan.

Obat-obat dengan nama yang mirip satu sama lain juga merupakan sumber kesalahan, seperti Cravit dan Cravox atau obat Zypraz dan Zyprexa. Menurut Tatyana Shamliyan, pemimpin penulis kajian ini dan peneliti dari University of Minnesota School of Public Health, kesalahan pengobatan ini sangat menyakitkan bagi para dokter dan juga pasien. Tidak seorangpun menginginkan membuat kesalahan.

Para peneliti dari Universitas Minnesota melihat 12 studi yang membandingkan kesalahan pengobatan peresepan yang ditulis tangan dan dengan computer dari dokter-dokter di rumah sakit. Menurut penelitian ini, hampir seperempat dari pasien di seluruh rumah sakit mengalami kesalahan pengobatan, suatu kecepatan yang meningkat dari 5% di tahun 1992. Kesalahan pengobatan mencakup peresepan yang salah obat atau dosis tidak tepat atau penggunaan obat di waktu yang salah atau tidak ada keterangan. Kebanyakan kesalahan tidak terdeteksi kecuali menimbulkan efek yang tidak diinginkan, menurut penulis pendamping Robert Kane.

Sistem komputerisasi membuat lebih mudah bagi farmasis, selain meningkatkan keamanan pasien. Menurut Karl Gumpper, Direktur seksi informatika dan teknologi farmasi dari American Society of Health-System Pharmacists (ASHP), para farmasis tidak perlu menguraikan tulisan cakar ayam. Pengalaman di RS Bethesda, farmasis seringkali harus memanggil dokter penulis resep atau mewawancarai pasien karena masalah dalam menguraikan tulisan tangan.

Saat ini, hanya sekitar 9% rumah sakit yang menggunakan sistem peresepan komputerisasi. Beberapa rumah sakit mempunyai sistem sendiri, sedangkan yang lain mempunyai peresepan terkomputerisasi sebagai bagian dari sistem rekam medik elektronik. Setiap tahun, lebih banyak sistem kesehatan yang mengimplementasikan sistem peresepan komputer dan rekam medik elektronik menjadi hal biasa.

Menurut Gumper, perlu waktu 12-36 bulan untuk mengimplementasi sistem peresepan komputer. Tidak ada system baku yang ada saat ini. Beberapa rumah sakit membuat sendiri sistem tersebut, yang lain menggunakan produk komersil yang diciptakan oleh perusahaan seperti Epic System yang berbasis di Verona atau McKesson corp. yang berbasis di San Francisco.

Beberapa sistem memandu para dokter melalui proses peresepan, membuat pertanyaan yang membantu menghidari kesalahan. Beberapa menggunakan suara. Ada 2 alasan mengapa banyak rumah sakit tidak beralih ke sistem peresepan elektronik, menurut Arthur Levin, Direktur Pusat Konsumer Medis di New York. Pertama, seperti kebanyakan dari kita, dokter tidak suka berubah. Yang kedua, sistem peresepan elektronik mahal dan sulit diintegrasikan dalam struktur rumah sakit yang kompleks, bahkan kadang-kadang kacau balau.

Di dalam rumah sakit dengan sistem peresepan komputerisasi, sejumlah kesalahan pengobatan telah menurun, khususnya pada pasein-pasien tua. Namun demikian, kecepatan salah satu jenis kesalahan yaitu menulis obat yang salah tidak menurun, dan dalam 5 studi, sejumlah efek samping dari kesalahan obat tidak menurun. Di rumah sakit dengan jumlah kesalahan pengobatan yang lebih tinggi, sistem komputerisasi membuat perbaikan yang terbesar yaitu lebih dari 12%.

No comments: