Wajah Anita (32), karyawati di salah satu perusahaan swasta, seakan tidak percaya mendengar perkataan dokter. Kandungannya yang memasuki minggu ke-8 divonis sebagai kehamilan kosong. Padahal, tes kehamilan yang dilakukan menunjukkan hasil positif.
Tidak ada gejala aneh yang dirasa Anita. Apalagi, pada tiga minggu terakhir dia merasakan gejala-gejala wanita hamil pada umumnya seperti mual, pusing, cepat lelah, dan payudara yang mengeras. Jadi, apa yang sebenarnya dimaksud dengan kehamilan kosong? Tindakan apa yang seharusnya dilakukan pada kondisi ini?
Menurut dr Bintari Puspasari SpOG dari Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, pada dasarnya bligted ovum (BO) atau kehamilan kosong ialah kehamilan yang tidak terjadi dengan sempurna karena kelainan kromosom pada sel telur, sel sperma, atau keduanya.
Pada kehamilan kosong memang terjadi pertemuan dari sel telur dan sperma hingga terjadi pembelahan. Kemudian, terbentuk plasenta yang berkembang dan membentuk hormon human chorionic gonadotropin (HCG). Hormon inilah yang memberi sinyal bahwa kehamilan sudah terjadi, dengan tanda positif ketika tes kehamilan serta beragam keluhan dan gejala kehamilan.
”Untuk kehamilan kosong memang gejalanya sama dengan orang hamil pada umumnya, adanya terlambat haid kemudian biasanya juga ibu mengalami mual dan muntah,” ujar Bintari. Namun pada ibu yang hamil BO, kantung uterus akan berhenti perbesarannya. Pada waktu itu si embrio tiada lagi berkembang lalu mati.
Kemudian, gugurlah bahan-bahan atau produk kehamilan. Proses keguguran ini bisa berlangsung berminggu-minggu, dimulai dengan hadirnya bercak-bercak kecokelatan hingga perdarahan dalam jumlah banyak. Tak jarang keguguran berlangsung secara spontan.
”Keadaan ini memang tidak bisa dicegah karena terjadi secara alami. Kadang-kadang ibu tidak tahu dia hamil, kemudian mengalami pendarahan. Ternyata, dia mengalami keguguran. Berdasarkan penelitian, hamil yang keguguran spontan itu sekitar 50 persen merupakan kehamilan blighted ovum. Jadi janin memang tidak berkembang dan mekanisme tubuh secara alami mengeluarkannya,” papar Bintari.
Hal senada diutarakan Roger W Harms MD, dokter ahli spesialis obstetri dan ginekologi Mayo Clinic Rochester. Pada kehamilan kosong, ibu merasakan hal yang sama seperti layaknya ibu hamil normal. Demikian pula ketika tes kehamilan, tes menunjukkan kehamilan positif. Alasannya, plasenta menghasilkan hormon kehamilan yaitu human chorionic gonadotropin (HCG).
”Ibu yang mengalami kehamilan kosong juga bisa mengalami gejala kehamilan seperti mual dan payudara yang mengeras. Kemudian, ketika plasenta berhenti berkembang dan tingkat hormon menurun, maka gejala tersebut akan hilang. Pada saat itu, kemungkinan akan dirasakan kram pada perut dan vlek darah atau pendarahan,” paparnya.
Harms mengungkapkan bahwa blighted ovum atau kehamilan kosong merupakan salah satu penyebab dari keguguran spontan pada kehamilan trimester pertama.
”Pemeriksaan USG akan menunjukkan kantong kehamilan yang kosong tanpa janin. Biasanya kehamilan kosong disebabkan oleh kelainan kromosom dalam proses pembuahan sel telur dan sel sperma,” ujar Harms yang juga merupakan penulis Mayo Clinic Model of Education. Memang untuk memastikan kehamilan kosong perlu dilakukan pemeriksaan dengan USG. Karena pada kehamilan normal denyut jantung janin sudah dapat terdengar pada usia delapan minggu.
Sunday, 26 August 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment