Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen flavonoid memiliki efek yang menguntungkan pada sistem kardiovaskular, diantaranya menurunkan tingkat oksidasi kolesterol low density (LDL), mencegah agregasi platelet darah, dan menurunkan inflamasi pada respon imun tubuh.
Coklat memang memiliki kandungan lemak yang tinggi. Namun selain lemak, juga terdapat komponen lainnya yang bermanfaat bagi kesehatan. Beberapa penelitian tentang coklat, terutama dark chocolate, menunjukkan bahwa coklat kaya akan antioksidan yang sangat penting bagi kesehatan. Kandungan antioksidan dalam dark chocolate adalah lebih tinggi dibandingkan teh hijau dan anggur merah. Coklat memiliki kandungan flavonoid dan asam galat yang tinggi sehingga dapat melindungi pembuluh darah, menyehatkan jantung, dan mencegah kanker. Flavonoid yang terdapat dalam coklat termasuk ke dalam golongan epikatekin.
Flavonoid yang terdapat pada coklat merupakan metabolit sekunder yang biasanya terdapat pada tanaman. Senyawa tersebut sangat terkenal dengan aktivitas antioksidannya dan berkontribusi terhadap rasa pahit khas coklat dan pigmen warna.
Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di University California of San Fransisco menyatakan bahwa konsumsi dark chocolate yang kaya akan flavonoid dalam dosis yang kecil dapat melebarkan pembuluh darah. Flavonoid juga memiliki efek menguntungkan pada sistem kardiovaskular, yaitu menurunkan tingkat oksidasi LDL (Low Density Lipid), yang mengakibatkan akumulasi kolesterol pada pembuluh darah; mencegah agregasi platelet darah sehingga mengurangi risiko terbentuknya gumpalan darah yang dapat menyebabkan serangan stroke; dan menurunkan inflammatory respon imun tubuh yang dapat menyebabkan atherosklerosis.
Coklat juga mengandung komponen alkaloid yang disebut dengan theobromin. Komponen itu termasuk ke dalam golongan methylxanthine, seperti halnya kafein. Namun, efek yang diberikannya sangat berbeda. Theobromin bersifat ringan dan memberikan efek stimulan yang lambat, sedangkan kafein bersifat kuat dan memberikan efek stimulan yang cepat.
Banyak orang takut mengonsumsi coklat karena sebagian besar komponennya adalah lemak, terutama lemak jenuh. Peningkatan konsumsi produk coklat diyakini menambah prevalensi obesitas yang berisiko menjadi serangan jantung. Sebenarnya hal tersebut berkaitan dengan perubahan pola hidup atau aktivitas dan konsumsi coklat itu sendiri. Selama konsumsi coklat tidak berlebihan dan tidak melewati batas yang telah direkomendasikan, kita tidak perlu khawatir untuk mengonsumsinya.
Tuesday, 28 August 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment