Kemampuan unik yang dimiliki sel induk (stem cell), seperti mampu berubah menjadi sel jenis lain, mampu mengembara menuju ke daerah yang mengalami kerusakan jaringan. Selain itu, kemampuan untuk bergabung dengan sel lain di jaringan tersebut, membuat sel induk ini mampu meregenerasi jaringan yang rusak.
Dalam dunia kedokteran, penggunaan sel induk untuk pengobatan penyakit telah banyak dilakukan, seperti pengobatan pada kelainan hematologi (penyakit darah) seperti leukemia dan limfoma (tumor ganas kelenjar getah bening).
Pengobatan menggunakan sel induk lainnya juga bisa dilakukan pada penyakit kelainan hematologi atau sumbatan pembuluh darah tepi, luka bakar, penyakit rematik (rheumatoid arthritis), kencing manis (diabetes melitus), pencegahan proses penuaan, penyakit jantung, serta penyakit lainnya. Umumnya pengobatan dengan sel induk dilaksanakan dengan tujuan untuk perbaikan atau reparasi dan regenerasi jaringan tubuh yang rusak.
”Karena itu dalam pengobatan dengan sel induk sering dibutuhkan pemberian sel induk berulang atau ’booster’, serta pemantauan yang ketat juga sangat diperlukan.” ungkap Prof T Santoso
Untuk penyakit jantung, penggunaan stem cell sudah banyak dilakukan di beberapa negara Eropa, Australia, Amerika, Korea, dan Jepang.
Sayangnya, menurut Santoso, kebanyakan penderita penyakit jantung sering datang dalam kondisi sudah terjadi kerusakan lanjut sehingga menjadi sulit untuk diatasi. Salah satu kondisi tersebut adalah gagal jantung. ”Gagal jantung terjadi bila kerusakan otot jantung cukup luas sehingga daya pompa jantung menurun dan tidak dapat lagi mencukupi kebutuhan tubuh,” lanjutnya.
Bahkan, di Amerika Serikat, gagal jantung merupakan kondisi yang kasusnya tetap meningkat tinggi. Dengan begitu memerlukan perawatan berulang di rumah sakit, disertai angka kematian yang tinggi. Beban yang dibutuhkan pun tidak murah. Salah satu upaya pengobatannya adalah dengan transplantasi jantung.
”Akan tetapi untuk hal ini kendalanya amat banyak. Selain biaya mahal, teknik operasinya juga sulit dan berat. Mencari orang yang ingin mendonorkan jantungnya pun sulit,” tuturnya.
Menurut dr Cosphiadi, terapi dengan menggunakan sel induk dilakukan dengan tujuan memperbaiki dan meregenerasi jaringan. Bukan mengganti jantung yang rusak dengan jantung lain atau transplantasi, tetapi menciptakan otot jantung baru dan pembuluh jantung yang sehat di jantung yang sakit,” ungkapnya.
Terapi sel induk juga bisa diberikan kepada penderita serangan jantung koroner. Biasanya pengobatan awal yang diberikan kepada penderita jantung koroner adalah dengan obat. Bila tetap tidak mengalami perubahan, maka dilakukan operasi pintas koroner (bypass). ”Untuk kondisi seperti ini salah satu pilihan pengobatan lebih lanjut adalah dengan terapi sel induk,” kata Cosphiadi.
Sementara itu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan dalam pemberian sel induk ke jantung. Bisa dengan infus melalui pembuluh balik darah tepi atau dengan menyuntikkan sel induk langsung ke pembuluh darah koroner. Cara inilah yang paling sering dilakukan.
Cara tersebut lebih mudah, aman, dan relatif tidak mahal. Tidak hanya itu, penyuntikan sel induk ke jantung juga baik dipakai untuk penderita pascaserangan jantung.
Adapun cara lain, dengan menyuntikkan sel induk langsung ke otot jantung. Namun, karena cara ini harus dilakukan dengan operasi terbuka, maka risikonya juga tinggi. Alternatif lain, penyuntikan melalui kateter yang dimasukkan ke dalam bilik jantung.
”Teknik ini banyak dipakai untuk pengobatan jantung dengan kerusakan yang sudah lanjut, yang umumnya disertai gagal jantung,” tandasnya.
Sunday, 12 August 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment