Sunday 31 July 2011

Di masa Perimenopouse masih bisa hamil Lho ...

Wanita usia 45 tahun,dimana pada usia ini keadaan menstruasi sudah tidak teratur ,jangan dipikir tidak bisa hamil lagi.Hal senada mungkin juga dialami oleh wanita lain seusianya, meskipun haid tidak teratur, tetap ada kemungkinan untuk hamil.

Jika pada wanita yang masih mengalami haid, berarti ia masih memiliki masa subur. Jadi untuk menghindari kehamilan, sebaiknya perhatikan masa subur anda. Masa subur adalah periode terjadinya ovulasi atau lepasnya sel telur dari ovarium. Proses ovulasi diperkirakan terjadi 14 hari sebelum haid yang akan datang. Bagi wanita yang memiliki siklus haid panjang (sekitar 40 hari), normal (28 hingga 30 hari), atau pendek (22 hari) cara menghitung masa subur adalah dengan mengurangi dua minggu dari waktu haidnya.

Tapi begitu haid mulai muncul tidak teratur, menghitung masa subur pun mulai sulit. Menurut dr. Achmad mediana, SpOG, ada dua cara yang dapat digunakan untuk mengetahui masa subur. Pertama dengan ovutest, yaitu pemeriksaan kadar hormon melalui tes urine. Jika kadar hormon FSH (folicle stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone) tinggi, berarti wanita berada pada masa subur. Alat ovutest dapat dibeli di apotek.

Hasil yang lebih tepat dalam mendeteksi masa subur adalah dengan USG (ultrasonography). Dengan alat ini dokter dapat melihat folikel yaitu sel telur yang ada dalam indung telur (ovarium), berdiameter 18 milimeter atau lebih, yang merupakan pertanda masa subur.

Kehamilan pada perimonopouse jika akan diteruskan kehamilannya, dokter akan menganjurkan sejumlah pemeriksaan untuk mendeteksi kelainan bawaan pada janin sesuai usia kehamilan.Usia kehamilan 11 minggu, dilakukan villy chorionic sampling, yaitu mengambil sedikit bagian dari plasenta untuk dianalisis. Usia kehamilan 12 hingga 13 minggu, dilakukan USG transvaginal.Usia kehamilan 14 hingga 15 minggu, dilakukan triple test untuk menganalisis estradiol, free beta HCG, dan alfa feto protein.Namun tes ini belum bisa dilakukan di Indonesia , sample darah harus dikirim ke singgapura.Usia kehamilan 16 hingga 17 minggu, dilakukan amniosintesis dengan mengambil caira ketuban dari dalam perut.Usia kehamilan 20 hingga 22 minggu, dilakukan USG 4 dimensi.

Pasca lahir, dilakukan tes kromosom dari tali pusat. Usia 20 hingga 30 tahun merupakan periode wanita memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. Setelah itu kesuburan kian menurun hingga sekitar 10 hingga 20% saja diusia 40-an. Namun bukan berarti tidak subur sama sekali. Apalagi menurut data stasistik, wanita indonesia rata-rata mengalami menopause diusia 48 tahun. Oleh karena itu wanita harus tetap berhati-hati terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan.

Setiap wanita membawa calon telur sejak dilahirkan. Karena itu , jika terjadi kehamilan di usia 45 tahun misalnya, maka sel telur yang dibuahi pun telah berumur 45 tahun . dengan cikal bakal telur yang sudah "tua" ini resiko terjadinya kelainan bawaan pada janin sangat tinggi.Risiko lain ada pada diri si wanita. Pada masa perimenopause wanita sebaiknya sudah melakukan diet rendah lemak dan karbohidrat. Jika terjadi kehamilan dan ingin mepertahankannya, maka wanita tersebut tidak dapat melanjutkan dietnya. Ia justru harus mengonsumsi berbagai makanan untuk mengoptimalkan perkembangan janin. Dampak negatifnya adalah kesehatannya. Jika tidak melakukan diet, wanita beresiko terkena berbagai penyakit degeneratif seperti hipertensi, jantung dan diabetes.

Kendala fisik lainnya adalah jalan lahir yang sudah tidak elastis. Belum lagi kondisi mental, yaitu wanita hamil di masa perimenopause tentunya merasa tidak nyaman. Maka, wanita tetap membutuhkan alat kontrasepsi sampai ia benar-benar memasuki masa menopause yaitu setelah setahun penuh ia tidak mengalami haid lagi. Karena diperkirakan usia menopause diindonesia adalah 48 tahun, maka pemakaian alat kontrasepsi dianjurkan hingga usia tersebut.

Alat kontrasepsi yang direkomendasi adalah pil KB. Selain dapat digunakan jangka pendek, pil KB juga memiliki kandungan yang serupa dengan terapi sulih hormon (TSH) yaitu hormon estrogen dan progesteron namun dengan dosis berbeda. Bagaimanapun, keputusan untuk hamil atau tidak di masa perimenopause ada di tangan Anda.

No comments: