Monday 1 September 2008

Rahim Haruskah Diangkat?

Rahim berbentuk seperti buah alpokat yang pipih, memiliki berat normal antara 30 hingga 350 gram. Besarnya kurang lebih sebesar telur ayam kampung. Rahim berfungsi sebagai tempat janin dibesarkan. Rahim juga memproduksi darah haid (bila sel telur yang dihasilkan indung telur tidak dibuahi).

Oleh karena itu jika rahim diangkat melalui operasi pengangkatan rahim (histerektomi), maka wanita yang bersangkutan tidak bisa mengandung bayi atau mengalami haid. Selain itu, bila operasi tersebut meliputi pengangkatan indung telur, maka suplai hormon-hormon khas wanita juga akan banyak berkurang. Perubahan hormon ini tentu saja akan mempengaruhi kesehatannya.

Pengangkatan rahim merupakan tindakan yang irreversuble (tidak dapat kembali pada keadaan semula). Oleh karena itu hal ini tentu harus dipertimbangkan masak-masak.

Secara umum, ada 3 kondisi yang menyebabkan dokter memutuskan untuk melakukan pengangkatan rahim, yaitu :

Kondisi jinak

1. Adanya miom dalam rahim
Pada beberapa wanita, gangguan tumor jaringan otot ini dapat menyebabkan terjadinya pendarahan hebat, perasaan tidak nyaman, nyeri pada daerah panggul, dan kadang-kadang terasa ada tekanan pada organ-organ di sekitar rahim. Miom tidak selalu diatasi dengan pengangkatan rahim,ada tindakan lain yang dapat dipilih, contohnya saja menggunakan obat-obatan untuk memperkecil ukuran miom, mengangkat miom tanpa mengangkat rahimnya, atau membiarkannya mengecil sendiri bila wanita yang bersangkutan mengalami masa menopause.

2. Adanya pertumbuhan jaringan di rahim yang berasal dari jaringan endometrium atau dinding rahim.
Gejalanya sangatlah bervariasi. Namun yang umumnya terjadi adalah sakit perut melilit yang amat sangat pada hari-hari pertama masa haid. Tindakan yang dapat dilakukan adalah menggunakan obat-obatan penghilang nyeri, atau melakukan operasi pengangkatan jaringan endometrium saja.

3. Gangguan haid
Haid yang hebat (pendarahan yang berupa gumpalan) dan terjadi dalam waktu yang lama, seringkali cukup diatasi hanya dengan pelebaran pembuluh darah (dilatasi) dan pengerokan dinding rahim (kuretasi), disertai dengan terapi hormon. Bila tindakan tersebut tidak berhasil, upaya terakhir yang dapat dilakukan adalah pengangkatan rahim.

4. Hamil anggur
Kehamilan ini sebenarnya merupakan tumor. Bila timbul pendarahan yang cukup banyak atau terjadi penyebaran tumor sampai menembus rahim, maka rahim terpaksa diangkat disertai dengan penggunaan obat.

5. Rahim ”turun”
Kondisi ini biasanya terjadi pada wanita yang sering melahirkan dan telah berusia lanjut. Hal ini terjadi karena otot yang menyangga rahim menjadi lemah. Pengangkatan rahim melalui vagina biasanya dilakukan bila rahim ”turun” terlalu jauh dari tempatnya

Kondisi ganas

Contoh kondisi ganas seperti adanya kanker pada rahim, leher rahim, atau indung telur. Pengangkatan rahim akan dilakukan bila kanker yang terjadi masih dalam tahap awal, atau masih memungkinkan dilakukan operasi. Dengan diadakannya pengangkatan rahim ini diharapkan dapat menghentikan penyebaran sel-sel kankernya.

Dalam persalinan

Pengangkatan rahim juga mungkin sekali terjadi dilakukan saan terjadi komplikasi dalam persalinan. Misalnya saja ketika rahim mengalami robek saat persalinan, pendarahan hebat setelah persalinan terjadi (atau bisa juga saat bedah sesar).

Selain alasan-alasan di atas, dokter juga akan mempertimbangkan :

1. Usia
Untuk wanita yang masih muda, jelas sekali pengangkatan rahim ini bukanlah merupakan pilihan pertama, kecuali jika menyangkut nyawanya.

2. Keinginan untuk hamil kembali
Histerektomi merupakan pilihan terakhir bila ada keinginan dari seorang wanita untuk memiliki anak kembali.

No comments: