Wednesday 30 April 2014

Hindarkan Balita Anda dari Gangguan Saraf


Dua dari 1000 bayi mengalami gangguan perkembangan motorik, tiga hingga enam dari 1000 bayi menderita gangguan pendengaran, dan satu dari 100 anak lahir dengan tingkat kecerdasan kurang dan keterlambatan berbicara.

Otak berkembang secara bertahap. Sejak dari dalam kandungan, yaitu ketika janin berusia 6 minggu hingga lahir dan tumbuh sampai sekitar usia 4 hingga 5 tahun. Masa emas perkembangan otak anak terjadi pada usia 0 hingga 2 tahun.

Penyebab gangguan perkembangan saraf pada anak terjadi dalam 3 fase. Pertama, ketika bayi masih berasa di dalam kandungan. Kedua, dapat terjadi selama proses persalinan. Ketiga, terjadi selama tumbuh kembang anak. Proses persalinan juga dapat menyebabkan gangguan saraf pada bayi. Misalnya, saat hamil si ibu mengalami kejang, atau bayi lahir prematur, bayi kelebihan berat badan, bayi kekurangan oksigen, dan trauma akibat proses melahirkan.

Bayi prematur perlu diwaspadai gangguan sarafnya, karena usia bayi belum cukup untuk dilahirkan, sehingga perkembangan sarafnya belum sempurna. Pada masa pertumbuhan, peluang timbulnya gangguan saraf pada anak tetap ada. Umumnya gangguan itu adalah meningitis atau infeksi pada selaput otak. Penyebabnya adalah bakteri dan kuman yang menelusup melalui aliran darah akibat radang tenggorokan, amandel, infeksi gigi, infeksi dari ibu yang menularkan saat melahirkan.

Keterlambatan perkembangan motorik bisa dilihat jika :

Pada usia 6 hingga 7 bulan, si anak belum bisa mengontrol kepalanya dengan sempurna atau memegang benda.
Kemudian pada usia 10 bulan tidak bisa merespons ke sumber suara ketika dipanggil.
Usia 11-12 bulan tidak dapat duduk tegak selama 5 hingga 10 menit.
Belum dapat berjalan sendiri atau dibantu pada usia 18 hingga 21 bulan.
Usia 15 bulan anak tidak mengerti kata-kata larangan seperti jangan atau tidak.
Usia 18 bulan tidak dapat mengucapkan 10 kata.
Usia 21 bulan tidak bereaksi terhadap perintah untuk duduk, dipanggil atau berdiri.
Usia 24 bulan tidak dapat menunjuk dan menyebutkan bagian tubuh, seperti mata, hidung, telinga dan mulut.

Dibutuhkan tindakan yang cepat dan tepat untuk menyelamatkan perkembangan saraf anak. Jika terlambat penanganan akan sulit diobati. Artinya, jika anak mengalami gangguan saraf lalu diberikan stimulus dan makanan yang baik, maka perkembangan otaknya dapat mencapai 90%. Sebaliknya, jika didiamkan saja, mungkin hanya dapat berkembang sebesar 50 %.

Berikan makanan bernutrisi tinggi dan rangsangan. Karena makanan yang baik dapat memperbaiki struktur otak. Stimulasi membuat otak aktif, berarti saraf berkembang lebih banyak dan sambungan antara sel-sel saraf menjadi baik.

No comments: