Monday 1 December 2008

Antara Anda dan Mertua

Mungkin Anda pernah mengalami hal seperti ini. Mertua diam-diam melanggar batasan yang telah Anda terapkan untuk anak. Contohnya seperti, memberikannya permen atau makanan lain yang tidak begitu baik untuk kesehatan tanpa sepengetahuan Anda, memakaikan ia benda (jimat) yang tidak Anda setujui, dan lain sebagainya.

Tindakan mertua yang tidak sejalan dengan aturan yang telah Anda komunikasikan, terlebih jika Anda sudah terus mengingatkan berulang kali, akan merugikan Anda dan anak Anda. Peran Anda sebagai orang tua terganggu, karena ketidaklancaran menerapkan aturan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh untuk kebaikan anak.

Eleanor Reynolds, spesialis pengkembangan anak dari Amerika Serikat mengatakan, menerapkan batas-batas anak adalah tugas orang tua. Sepanjang alasan-alasan tersebut mudah dilaksanakan dan masuk akal, orang yang dipercaya untuk menjaga anak seharusnya menaatinya. Jika Anda telah memberitahukan batasan dan alasan Anda kepada mertua, kemudian beliau mengabaikannya, beliau merasa bahwa Anda tidak patut dihormati. Sikap mertua yang suka menentang aturan Anda dapat merugikan anak, walaupun tujuan mertua berbuat demikian adalah menyenangkan cucu. Yang patut disayangkan adalah mertua tidak peduli kebutuhan anak tentang nutrisinya, mertua malas atau lelah untuk memenuhi kebutuhan gizi anak, mertua ingin membeli cinta anak dengan memberikan sesuatu yang anak sukai, atau dapat dijadikan pelampiasan rasa kesal terhadap Anda.

Bahkan jika pelanggaran mertua tidak terlihat merugikan, seperti mengubah jadwal kegiatan harian anak, efek negatif tetap ada. Bayi peka terhadap perubahan yang terjadi. Ia akan merasa bingung. Ia mungkin juga dapat merasa tidak nyaman saat bersama Anda karena telah terbiasa (lebih menyukai) aturan yang diterapkan mertua.

Wajar jika Anda merasa kesal. Namun tidak perlu marah kepada mertua. Marah dengan mertua dapat menyebabkan hubungan Anda dan pasangan terganggu, demikian pula dengan keluarga besarnya. Anda dan pasangan harus bertanggung jawab mengatasi situasi ini, bukan mertua. Beberapa langkah yang dapat Anda ambil :

Temui mertua
Pertimbangkan apakah Anda atau pasangan yang lebih dekat hubungannya dengan mertua. Jika Anda merasa, pasangan Anda lebih dekat dengan mertua, biarkan pasangan yang berbicara kepada mertua. Sampaikan aturan-aturan tertulis atau lisan mengenai cara merawat bayi sesuai yang Anda inginkan. Ajaklah mertua untuk dikusi, tanyakan bagaimana Anda dapat membuat mertua lebih mudah melakukan yang Anda inginkan untuk anak.

Dengarkan pendapat mertua
Jika mertua mengajukan berbagai alasan atas tindakan yang dilakukannya, dengarkan baik-baik. Menurut Reynolds, apaun alasan yang diungkapkan, sesungguhnya mertua sedang mengirim pesan kepada Anda. Umumnya pesan yang disampaikan mertua berpengaruh terhadap hubungannya dengan Anda. Demikian pula halnya dengan hubungan Anda dan pasangan, dan kondisi beliau (usia, kesehatan, hobby, kepribadiannya, kesibukan, di mana ia mengasuh anak Anda, dan lain sebagainya). Perhatikan hal-hal kecil agar Anda dan pasangan lebih dapat memahami pesan beliau.

Diskusi bersama
Berdiskusilah kepada mertua, dan dengarkan apa yang harus dipikirkan sebelum menerapkan batasan-batasan untuk anak. Jika setelah itu, mertua masih terus menunjukkan sikap tidak menghormati hak-hak wajar Anda sebagai orang tua, konsekuensi yang masuk akal adalah mengurangi intensitas pengawasan anak yang dilakukan oleh beliau.

Singkirkan benda-benda yang tidak ingin berikan pada anak
Jika mertua menjaga anak di rumah Anda, pastikan Anda sudah menyingkirkan benda atau makanan apapun yang tidak ingin diberikan kepada anak.

Beri penghargaan kepada beliau
Jika mertua bersedia bekerjasama dan menruti keinginan Anda, ungkapkan perasaan Anda. Anda dapat memberikannya hal yang ia sukai, seperti hadiah kecil, ucapan terimakasih sambil memeluknya, dan lain sebagainya.

Sumber : Parent Guide

No comments: