Pengukuran massa tulang tunggal pada bagian-bagian yang
biasa diukur (lengan bawah, tumit, jari, pinggul, atau tulang punggung)
memperkirakan resiko keseluruhan patah tulang pada wanita. Pengukuran massa
tulang juga memperkirakan resiko tipe patah tulang osteoporosis tertentu.
Temasuk yang terjadi pada pergelangan tangan, lengan atas, pinggul, dan bagian
tubuh lainnya.
Bagian tulang yang diukur dapat menjadi faktor penting, misalnya
massa tulang yang diukur pada pinggul memberikan hasil perkiraan yang lebih
untuk patah tulang pinggul dibandingkan dengan massa tulang yang diukur pada
bagian tubuh lainnya. Massa tulang dan patah tulang berhubungan erat. Contohnya
jika jika massa tulang pinggul wanita 20% di bawah normal untuk usianya, ia
memiliki resiko 7 kali lebih besar untuk mengalami patah tulang pinggul
daripada wanita yang memiliki massa tulang pinggul 20% di atas normal untuk
usianya.
Semakin rendah densitas mineral tulang, semakin tinggi
resikonya mengalami patah tulang. Massa tulang pada wanita yang lebih tua
merefleksikan kombinasi massa tulang puncak wanita tersebut pada usia kira-kira
30 tahun, dan tingkat tulang yang berkurang setelahnya. Tingkat massa tulang
yang berkurang pada masa menopause dapat sangat bervariasi, tidak hanya pada
setiap orang namun juga pada individu yang sama pada tahap hidup yang berbeda.
Untuk itu, tidak ada kata terlambat untuk mencegah patah tulang dengan mencegah
berkurangnya masa tulang.
No comments:
Post a Comment