Kejang karena
demam dikenal juga dengan sebutan stuip atau stip. Kejang demam terbagi menjadi
dua jenis, yaitu kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks, yang sering
dialami oleh anak-anak yang berusia di bawah 1,5 tahun.
Tentu saja
kejang karena demam ini berbeda dengan epilepsi yang terjadi secara berulang
dan terus menerus. Kejang karena epilepsi tidak diawali dengan demam. Kejang
demam sederhana cenderung tidak berulang, diawali demam, dan tidak terjadi
secara terus menerus. Berbeda dengan kejang demam kompleks yang beresiko lebih
tinggi terjadi secara berulang, dan merupakan langkah awal untuk berkembang
menjadi epilepsi. Oleh karena itu Anda disarankan untuk mencatat dan mengukur,
pada suhu berapa anak Anda mendapat serangan kejang. Mengapa melakukan hal
tersebut? Karena setiap anak memiliki batas toleransi suhu yang berbeda. Selain
itu, bagi anak yang memiliki riwayat keluarga menderita kejang karena demam,
atau mengalami kelainan pada susunan syarafnya, akan mudah terserang kejang
jika suhunya telah melewati 38 derajat celsus.
Kejang karena
demam bukan terjadi karena infeksi pada susunan syaraf pusat, melainkan karena
kenaikan suhu di atas 38 derajat celsus. Anak dapat terkena serangan kejang
jika ia terkena demam tinggi, atau radang tenggorokan. Demam merupakan gejala
dari suatu penyakit. Seorang anak dikatakan demam jika suhu tubuhnya berada di
atas 38 derajat celsus. Beberapa tanda anak mengalami kejang karena demam,
antara lain :
Demam
Pingsan atau
kehilangan kesadaran
Tubuh
(termasuk tangan dan kaki) menjadi kaku
Kepala anak
terkulai ke belakang, disusul dengan munculnya gerakan kejut yang kuat, dan
kejang-kejang
Warna kulit
berubah menjadi pucat, bahkan dapat membiru
Bola mata
naik ke atas
Gigi terkatup
Kadang-kadang
disertai muntah
Nafas dapat
berhenti selama beberapa saat(kadang-kadang)
Anak tidak
dapat mengontrol untuk buang air besar atau kecil
Serangan
kejang biasanya berlangsung selama beberapa menit, kemudian kejang-kejangnya
berhenti. Kesadaran anak juga perlahan pulih seperti sediakala, kecuali
serangan kejang yang tidak berhenti setelah 15 menit. Anak mungkin saja
kehilangan kesadaran untuk sementara waktu, atau mengantuk. Seringkali disertai
kelumpuhan sekitar 2 hari, namun setelah itu anak akan pulih kembali. Namun
Anda harus waspada jika setelah mengalami kejang, anak tidak bangun-bangun dari
tidurnya.
Untuk anak
yang masih berumur kurang dari 8 bulan, jika terserang kejang, harus dilakukan
pemeriksaan tumbal pungsi. Bertujuan untuk mengetahui kemungkianan adanya
infeksi pada otak. Serangan kejang dapat dicegah agar tidak berulang dengan
memberikan obat penurun panas dicampur obat untuk menghentikan kejang. Oleh
karena itu, sangat penting bagi seluruh anggota keluarga untuk belajar
menangani dan mencegah kejang.
No comments:
Post a Comment