Thursday, 28 February 2013

Hentikan Kejang Demam Pada Anak Anda !!!


Kejang karena demam dikenal juga dengan sebutan stuip atau stip. Kejang demam terbagi menjadi dua jenis, yaitu kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks, yang sering dialami oleh anak-anak yang berusia di bawah 1,5 tahun.

Tentu saja kejang karena demam ini berbeda dengan epilepsi yang terjadi secara berulang dan terus menerus. Kejang karena epilepsi tidak diawali dengan demam. Kejang demam sederhana cenderung tidak berulang, diawali demam, dan tidak terjadi secara terus menerus. Berbeda dengan kejang demam kompleks yang beresiko lebih tinggi terjadi secara berulang, dan merupakan langkah awal untuk berkembang menjadi epilepsi. Oleh karena itu Anda disarankan untuk mencatat dan mengukur, pada suhu berapa anak Anda mendapat serangan kejang. Mengapa melakukan hal tersebut? Karena setiap anak memiliki batas toleransi suhu yang berbeda. Selain itu, bagi anak yang memiliki riwayat keluarga menderita kejang karena demam, atau mengalami kelainan pada susunan syarafnya, akan mudah terserang kejang jika suhunya telah melewati 38 derajat celsus.

Kejang karena demam bukan terjadi karena infeksi pada susunan syaraf pusat, melainkan karena kenaikan suhu di atas 38 derajat celsus. Anak dapat terkena serangan kejang jika ia terkena demam tinggi, atau radang tenggorokan. Demam merupakan gejala dari suatu penyakit. Seorang anak dikatakan demam jika suhu tubuhnya berada di atas 38 derajat celsus. Beberapa tanda anak mengalami kejang karena demam, antara lain :

Demam

Pingsan atau kehilangan kesadaran 

Tubuh (termasuk tangan dan kaki) menjadi kaku

Kepala anak terkulai ke belakang, disusul dengan munculnya gerakan kejut yang kuat, dan kejang-kejang

Warna kulit berubah menjadi pucat, bahkan dapat membiru

Bola mata naik ke atas

Gigi terkatup

Kadang-kadang disertai muntah

Nafas dapat berhenti selama beberapa saat(kadang-kadang)

Anak tidak dapat mengontrol untuk buang air besar atau kecil

Serangan kejang biasanya berlangsung selama beberapa menit, kemudian kejang-kejangnya berhenti. Kesadaran anak juga perlahan pulih seperti sediakala, kecuali serangan kejang yang tidak berhenti setelah 15 menit. Anak mungkin saja kehilangan kesadaran untuk sementara waktu, atau mengantuk. Seringkali disertai kelumpuhan sekitar 2 hari, namun setelah itu anak akan pulih kembali. Namun Anda harus waspada jika setelah mengalami kejang, anak tidak bangun-bangun dari tidurnya.

Untuk anak yang masih berumur kurang dari 8 bulan, jika terserang kejang, harus dilakukan pemeriksaan tumbal pungsi. Bertujuan untuk mengetahui kemungkianan adanya infeksi pada otak. Serangan kejang dapat dicegah agar tidak berulang dengan memberikan obat penurun panas dicampur obat untuk menghentikan kejang. Oleh karena itu, sangat penting bagi seluruh anggota keluarga untuk belajar menangani dan mencegah kejang.

No comments: