Sebenarnya
bukan barang aneh jika orang tua mulai mengajarkan pada si balita untuk membuat
rencana sebelum melakukan sesuatu. Bagaimana caranya? Anda dapat menerapkan
cara-cara berikut:
Mengenalkan Konsekuensi
Sejak bayi,
Anda bisa mengajarkan si kecil "sebab-akibat". Misalnya ketika ia
memencet hidung Anda, Anda bisa mengungkapkan rasa sakit dengan teriakan kecil,
"Auw....!" konsep sederhana ini membuat anak mengetahui apa akibat
yang muncul atas apa yang dilakukannya.
Bagi si 2
tahun, Anda bisa mengajarkan melalui
bahasa sederhana. Ketika putera anda mengambil mainan teman, sehingga temannya
menangis dan memukulnya, Anda bisa katakan, "karena mainan Tono kamu
ambil, dia sedih dan marah. Jadi dia pukul kamu. Lain kali jangan ambil barang
temanmu, ya Nak..."
Mengajarkan Kontrol Diri
Si balita
masih egosentri, segala sesuatu terfokus pada dirinya sendiri maka, jangan
heran, jika ia memukul teman lain/merebut mainan seenaknya sendiri. Anda bisa
campur tangan dengan menganjarkan si kecil mengontrol diri. Misalnya katakan
padanya bahwa ia punya mainan sendiri, demikian pula si teman. Anak musti minta
izin meminjam mainan tersebut sebelum mengambilnya.
Mungkin ia
belum paham betul kalimat Anda. Namun perlahan-lahan anak mampu belajar
mengenai konsep "milik orang lain" sehingga mampu mengontrol dirinya
lebih baik.
Mengajak Pikir-Pikir Dahulu
Anak
bertindak seringkali hanya menuruti kata hatinya. Misalnya ketika kesal, ia
bisa jadi langsung melempar benda di dekatnya. Pastikan situasi ini tidak saja
membuat anda kesal tapi barang pun rusak.
Amati suasana
hati anak. Ketika wajahnya tampak kesal, misalnya, dekati dan sapalah ia.
Tanyakan mengapa ia tampak tidak gembira, apa penyebabnya dan apa saja
alternatif cara yang bisa dilakukannya untuk mengatasi kekesalannya.
Praktek Membuat Rencana
Praktekkan
menyusun sebuah rencana, yang membuat anak semakin tahu dan paham pentingnya ia
punya rencana. Anda bisa mengajaknya menyusun rencana dalam kegiatan
sehari-hari, semisal menyiapkan makanan dan mainan yang akan dimainkan esok
hari saat di kelompok bermain atau ketika akan bermain bersama teman-temannya
di rumah.
Demikian juga
sebelum mengajaknya ke supermarket. Acara ini merupakan kegiatan rutin yang
bisa menjadi media belajar anak. Sebelum belanja, cek dahulu
keperluan-keperluan anda sekeluarga. Buat daftar barang belanjaan dengan
melibatkan si kecil hingga saat mencari barang yang hendak dibeli. Cara ini
membuat anak mulai terbiasa melakukan persiapan sederhana sebelum melakukan
sesuatu.
Memberi Teladan
Si kecil
belajar dari contoh, anda role model pertama dan utama bagi anak. Ia merekam
perilaku dan kebiasaan-kebiasaan anda yang dilihatnya sehari-hari. Karenanya,
jika mengajarkan sesuatu padanya, anda pun mesti menerapkan secara konsisten
apa yang Anda ingin ia lakukan.
No comments:
Post a Comment