Monday 30 June 2014

Asam Folat Berfungsi Untuk Menormalkan Sperma


Asam folat selain bermanfaat melindungi janin agar tidak cacat saat lahir, juga berfungsi membuat sperma normal. Betulkah?

Selama ini asam folat banyak dikonsumsi ibu hamil untuk mencegah janin mengalami cacat saat lahir. Namun, para ilmuwan dari Universitas California, Amerika Serikat (AS), menemukan bahwa asam folat bermanfaat membuat sperma tetap subur dan normal.

"Kami menemukan adanya hubungan yang kuat antara kebiasaan mengonsumsi asam folat yang tinggi dan gangguan sperma tidak normal. Pria yang biasa mengonsumsi asam folat diketahui bisa memperbaiki kondisi sperma menjadi normal," papar Brenda Eskenazi, peneliti dari Universitas California, seperti dilansir jurnal Human Repoduction.

Dalam penelitian itu, Brenda melakukan pengujian dengan memberikan asupan asam folat berbagai takaran, dari 722 hingga 1.150 mikrogram kepada sejumlah pria. Hasilnya, pria yang diberikan suplemen asam folat dengan kadar tinggi atau banyak mengonsumsi makanan yang mengandung asam folat tinggi, seperti sayuran hijau, kondisi spermanya lebih normal. Hal itu disimpulkan bisa memperbaiki kondisi sperma pria yang tidak normal karena adanya kromosom yang rusak atau hilang.

Biasanya kondisi sperma yang tidak normal ini dikenal dengan istilah aneuploidity. Gangguan gejala aneuploidity pada sperma tak bisa dianggap enteng.

Sperma yang mengalami kerusakan kromosom atau jumlah kromosomnya tidak lengkap diduga bisa menyebabkan terjadinya keguguran dan janin lahir mengalami down syndrome dan chromosomal syndromes. Jadi, dengan mengonsumsi asam folat, pria bukan hanya mendapatkan manfaat memperbaiki kualitas sperma. Mereka bisa ikut membantu mendapatkan calon anak yang sehat.

"Pria yang mengonsumsi asam folat lebih tinggi, sekitar 1.150 mikrogram, bisa memperbaiki kondisi sperma lebih baik sebanyak 25 persen. Sebaliknya, yang konsumsi asam folat lebih rendah, sekitar 722 mikrogram, hanya memperbaiki sekitar 20 persen kondisi spermanya,"" papar Eskenazi.

Eskenazi dan timnya memperkirakan, pada pria normal dan sehat ada sekitar 1-4 persen sperma yang mengalami gejala aneuploidity. Namun, jumlahnya bisa bervariasi lagi tergantung kebiasaan dan pola hidup sehari-hari. Estimasi itu berdasarkan analisis Eskenazi terhadap contoh sperma dari 89 pria dari berbagai usia yang sehat dan tidak merokok.

Selain itu, Eskenazi menanyakan kebiasaan pola makan, seperti sering mengonsumsi zat seng, asal folat, vitamin C, vitamin E, betakarotin, baik berupa suplemen maupun yang terkandung dalam berbagai jenis makanan.

Dari penelitian itu diketahui bahwa pria akan lebih subur dan kualitas spermanya lebih baik, jika suka mengonsumsi berbagai jenis vitamin.

"Penelitian ini semakin menguatkan bahwa kebiasaan pola makan yang sehat berpengaruh sangat luas, termasuk menjaga kondisi sperma," ujar Eskenazi.

Untuk itu, para ilmuwan merekomendasikan kepada para pria yang berusia 19 tahun ke atas mengonsumsi asam folat sekitar 400 mikrogram per hari. Selain itu, para pria disarankan banyak mengonsumsi makanan yang mengandung zat seng dan betakarotin. Sementara itu, bagi seorang calon ayah sebaiknya mengonsumsi dalam jumlah lebih besar lagi, untuk menghindari terjadinya aneuploidity.

No comments: