Thursday 30 August 2012

Plasenta Previa

Normalnya plasenta menempel pada dinding bagian atas rahim. Tapi sering juga menyalahi aturan, yakni menempel dinding bagian bawah rahim. Kelaianan letak plasenta ini dikenal dengan istilah plasenta previa.

Pada kehamilan trimester pertama, kemungkinan terjadinya plasenta berada di sekitar jalan lahir adalah 4 hingga 8%. Jika ia bergeser ke atas sejalan dengan bertambahnya usia kehamilan, maka biasanya si ibu hamil terlepas dari ancaman plasenta previa. Tapi, jika terjadi sebaliknya, maka sang calon ibu mungkin mengalami plasenta previa.

Penyebabnya pasti terjadinya plasenta previa belum diketahui. Namun, diduga karena adanya gangguan suplai darah pada bagian bawah rahim. Sebagian besar kasusnya, dialami oleh ibu yang antara lain:
  1. Berkali-kali hamil ( lebih dari 4 kali )
  2. Pernah keguguran.
  3. Pernah menjali operasi caesar atau operasi lain di rahim.
  4. Hamil pertama di atas 35 tahun.
  5. Kehamilan kembar 2 atau 3.
  6. Bentuk rahim yang tidak normal.
Biasanya, timbul perdarahan tanpa disertai rasa sakit. Hal ini banyak terjadi saat usia kehamilan sudah memasuki minggu ke-34 atau ke-38. warna darahnya merah terang, bisa juga banyak. Darah bisa keluar terus-menerus, tapi juga bisa berhenti sebentar. Lalu keluar lagi.

Namun, banyak juga yang tidak ditandai perdarahan. Tanda-tanda lain yang dapat dijumpai dokter pada kasus plasenta previa adalah:
  1. Bagian terbawah janin belum masuk panggul.
  2. Posisi janin melintang atau sungsang.
  3. Kadang ukuran janin lebih kecil dari usia kehamilan, mungkin akibat adanya gangguan sirkulasi darah.
Risikonya, perdarahan hebat yang mengancam keselamatan ibu dan janin. Selain itu, keadan ini juga akan meningkatkan risiko perdarahan pasca persalinan. Pada janin, selain bahaya akibat perdarahan, kemungkinan juga harus dilahirkan prematur.

Tindakan Dokter tergantung beberapa hal, antara lain :
  1. Jika tidak ada perdarahan, dokter akan berupaya mempertahankan kehamilan, hingga janin benar-benar cukup matang untuk dilahirkan. Misalnya, ibu hamil dianjurkan bedrest dan dilarang melakukan hubungan seksual.
  2. Jika terjadi perdarahan yang cukup hebat, dokter mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk mengantisipasi persalinan prematur. Jika perlu, dokter akan melakukan transfusi darah dan memberi obat-obatan untuk memperpanjang kehamilan, sedikitnya hingga 36 minggu.
  3. Jika terjadi pendarahan hebat, misalnya karena plasenta lepas, dokter akan melakukan persalinan dengan jalan operasi caesar, meskipun usia kehamilan belum cukup.
Terjadinya plasenta previa tidak dapat dicegah,namun jika ditangani dengan cepat dan tepat, kelaian ini tidak akan berakibat fatal bagi ibu dan janin.

No comments: