Friday 30 April 2010

Olahraga Turunkan Risiko Penyakit Mematikan

Manfaat olahraga memang tidak perlu ditanyakan lagi. Selain membuat kondisi tubuh fit, olahraga juga dapat menjauhkan kita dari beberapa penyakit mematikan, seperti penyakit jantung, kencing manis (diabetes) dan sindroma metabolik, terutama pada mereka yang berusia paruh baya dan usia lanjut.

Sindroma metabolik sendiri saat ini mulai banyak dibicarakan. Seseorang dikatakan menderita sindroma metabolik jika ditemukan sedikitnya tiga dari enam tanda risiko mayor dari penyakit jantung. Tanda-tanda itu antara lain: meningkatnya kadar kolesterol darah, kegemukan, gula darah yang tinggi, tekanan darah tinggi, kecenderungan terjadinya pemberkuan darah dan kadar CRP (C-reactive protein) yang tinggi. CRP merupakan suatu protein yang menjadi penanda adanya proses peradangan.

Dari penelitian terlihat bahwa program olahraga seperti aerobik dan angkat beban yang dilakukan selama enam bulan, ternyata dapat menurunkan sindroma metabolik sebesar 41% pada 104 orang yang berusia 55-75 tahun.

Saat penelitian dimulai, 43% partisipan mengalami sindroma metabolik, walau tidak ada satupun yang mengalami penyakit jantung. Sebagian dari partisipan hanya diberikan buku panduan olahraga sederhana sedang kelompok yang lainnya, diberikan program aerobik dan angkat beban, yang dilakukan dalam pengawasan, selama tiga kali dalam seminggu selama 60 menit.

Setelah enam bulan, tidak ditemukan kasus baru sindroma metabolik pada kelompok olahraga, dan 9 orang partisipan tidak lagi mengalami sindroma metabolik. Sedang pada kelompok yang tidak berolahraga, walaupun sebanyak 8 orang tidak lagi mengalami sindroma metabolik, tapi ditemukan 4 kasus baru partisipan yang mengalami sindroma metabolik.
Olahraga yang dapat dilakukan antara lain berjalan santai, bersepeda, aerobik dan angkat beban yang disesuaikan dengan kemampuan masing-masing orang. Olahraga ini merupakan olahraga ketahanan yang baik dilakukan untuk setiap orang. Aerobik yang dilakukan bersama dengan angkat beban, sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan dalam pengawasan seorang pelatih, untuk menghindari terjadinya cedera otot terutama pada orang tua dan mereka yang jarang berolahraga sebelumnya.

Sumber: The American Journal of Preventive Medicine

No comments: