Friday 25 January 2008

PCO : Kombinasi Dahsyat VCO dan Buah Merah

Campuran minyak buah merah dan minyak kelapa murni menghasilkan senyawa aktif yang lebih lengkap dan berkhasiat dibanding bila kedua minyak itu berdiri sendiri. Semakin banyak gangguan penyakit yang mampu diobati dengan PCO (Pandanus Cocos Oil) ini.

Sepanjang tahun 2004 dan 2005, minyak buah merah (MBM) menjadi buah bibir karena diyakini bisa mengobati aneka penyakit, termasuk kanker. Penemunya, Drs. I Made Budi, MS, peneliti dan pengajar di Fakultas MIPA Universitas Cendrawasih, Papua, mengungkapkan bahwa buah merah mengandung senyawa antioksidan, vitamin, dan mineral.

Buah merah secara empiris mampu mengatasi berbagai penyakit degeneratif, bahkan HIV/AIDS. Kesaksian yang menyatakan telah sembuh dari penyakit kronis setelah mengonsumsi buah merah pun bermunculan.
Tingginya permintaan buah merah tak diikuti dengan produksinya, sehingga minyak ini pernah sukar dicari di pasaran. Tentu saja harganya jadi melambung. Begitu besar daya magnet buah merah, hingga banyak individu maupun perusahaan yang tertarik menjadi produsen tanaman bernama Latin Pandanus conoideus Lam ini.

Belum lagi sirna karisma buah merah, awal tahun ini muncul minyak kelapa murni yang lebih ngetren dengan sebutan VCO (Virgin Coconut Oil). Minyak perawan ini diklaim memiliki khasiat tidak kalah dari buah merah. Adalah Dr. A.H. Bambang Setiaji, MSc., dosen Jurusan Kimia Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, yang memopulerkan VCO.

Minyak perawan mengandung 93 persenasam lemak jenuh, tetapi 47-53 persen berupa minyak jenuh berantai sedang. Sfatnya tidak dapat disintesis menjadi kolesterol, tidak tertimbun dalam tubuh, mudah dicerna dan terbakar.

Hasil uji laboratorium di UGM menunjukkan, zat dominan dalam minyak perawan adalah asam laurat, mencapai 50,33 persen. Kandungan lain berupa 14,23 persen asam kaproat, 10,25 persen asam kaprat, 12,91 persen asam miristat, dan 4,92 persen asam palmitat.

Menurut Prof. Dr. Walujo Soerjodibroto MSc., Guru Besar Universitas Indonesia, asam laurat terbukti sebagai antivirus, antibakteri, dan antiprotozoa. Patogen yang mampu diatasi VCO antara lain bakteri Streptococcus agalactiae dan Streptococcus aerus, beragam virus seperti herpes, sarcoma, HIV, virus leukemia, dan cytomegalovirus.

Seperti halnya MBM, kehadiran VCO pun mendapat tanggapan yang baik. Di pasaran, harga MBM mencapai ratusan ribu rupiah, sedangkan VCO hanya puluhan ribu saja dengan volume yang sama.

Ramuan PCO
MBM dan VCO adalah dua produk herbal yang memiliki sifat dan karakter yang hampir sama. Keduanya merupakan produk yang mengandung minyak, sehingga memungkinkan untuk dipadukan menjadi produk herbal yang lebih baik.

Seperti yang dilakukan DR. Ir. M. Ahkam Subroto, M.App.Sc., APU, peneliti dan Kepala Bidang Biologi Sel dan Jaringan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), yang melakukan eksperimen untuk mendapatkan formula ramuan MBM dan VCO. Hasil penelitiannya diberi nama Pandanus Cocos Oil (PCO).
Pembuatan PCO sendiri, kata Ahkam, dilandasi pada fenomena yang sedang berkembang di masyarakat, bahwa MBM dan VCO adalah panasea (obat segala penyakit). Menurutnya, PCO merupakan perpaduan bahan alami MBM dan VCO dengan komposisi tertentu yang memiliki sifat-sifat unggul yang lebih baik secara fisika, kimia, biologis, toksisitas, dan farmakologis jika dibandingkan dengan dua minyak penyusunnya.

Dilihat perbedaannya, nutrisi dan senyawa aktif yang terkandung pada keduanya akan menghasilkan campuran minyak baru yang komposisi aktifnya lebih lengkap. Dengan demikian, PCO memiliki khasiat yang lebih baik dibandingkan dengan kedua minyak penyusunnya.

Dijelaskan Ahkam, hasil analisis Fourier Transform Infra Red (FTIR) menunjukkan bahwa seluruh gugus fungsional yang terdapat dalam MBM dan VCO muncul sebagai gugus fungsional dalam spektra PCO. Artinya, semua senyawa aktif yang terdapat dalam MBM dan VCO dapat dipertahankan dalam minyak campuran dan tak ada yang hilang karena terjadi reaksi kimia yang merugikan akibat percampuran.

Kandungan PCO
Secara logika, bila dua jenis minyak dipadukan akan menghasilkan campuran minyak baru dengan komposisi kandungan senyawa aktif gabungan yang lebih lengkap, begitu pula PCO. Menurut Ahkam, meski menghasilkan senyawa aktif gabungan, PCO tak menghasilkan senyawa aktif baru. Cairan PCO mengandung nutrisi dari kedua minyak penyusunnya.

Hasil analisis kandungan nutrisi tipikal PCO yang dilakukan Ahkam meliputi analisis proksimat (kadar air 0,32 g/100 g, kadar abu 0,038 g/100 g, lemak 84,89 g/100 g, protein 0,35 g/100 g, dan karbohidrat 13,51 g/100 g), kandungan energi 823 kal/100 g, betakaroten 26,3 g/100 g, alfatokoferol 30,0 ppm, total tokoferol 4459 ppm, mineral (Ca 22,542 mg/100 g, Fe 2,944 mg/100 g, P 61,0 mg/100 g, Na 13,64 mg/100 g, K 2,804 mg/100 g), logam berat (Pb, Cd, Hg, Zn, Cu, As) tak terdeteksi, vitamin C 2,227 mg/kg, dan serat (0,08%).

Kata Ahkam, kadar antioksidan yang tinggi pada PCO (betakaroten 26,25 ppm, tokoferol 4459 ppm, dan vitamin C 2,227 ppm) menunjukkan bahwa campuran minyak ini dapat digunakan untuk mencegah gangguan kanker. Keberadaan betakaroten dan tokoferol dalam PCO selain bermanfaat bagi kesehatan tubuh, juga dapat menangkal radikal bebas yang mungkin terkandung di dalam minyak penyusunnya atau terbentuk selama penyimpanan.

Kandungan asam lemak pada PCO lebih lengkap dibanding dengan kandungan asam lemak pada MBM dan VCO secara terpisah, dengan perbandingan asam lemak jenuh dengan asam lemak tak jenuh yang seimbang (52:48). Kandungan asam lemak tak jenuh dalam PCO, seperti asam linoleat (5,2%) dibandingkan dengan kandungan yang berada dalam MBM (8,8%) relatif rendah.

Hal ini berpengaruh positif bagi kesehatan karena beberapa penelitian membuktikan, kandungan asam linoleat yang relatif tinggi dapat merangsang pembentukan tumor. Selain itu, senyawa yang terkandung di PCO adalah golongan flavonoid dan steroid/terpenoid. Kandungan ini tak dimiliki VCO.
Seperti MBM dan VCO, PCO dapat dikonsumsi langsung dengan takaran praktis menggunakan sendok makan atau sendok teh. Ia menyarankan PCO dikonsumsi setelah makan. Sebelum dan sesudahnya, juga dianjurkan untuk minum air mineral.

Dosis yang disarankan, yakni penderita kanker 3 x 1 sendok makan, diabetes 3 x 1 sendok makan, penyembuhan penyakit yang diakibatkan infeksi bakteri gram positif dan negatif 3 x 1 sendok makan. Sementara untuk penyembuhan jantung, stroke, dan gangguan kolesterol 3 x 1 sendok makan.

No comments: