Monday, 30 September 2013
Wanita Hamil, Gangguan Gusi dan Gigi
Jangan terkejut jika gigi dan gusi Anda kerap kali bermasalah di masa kehamilan. Kenali beberapa penyebab masalah gigi dan gusi di masa kehamilan: Morning sickness Muah dan muntah pada pagi hari dapat meningkatkan derajat keasaman mulut.
Morning sickness juga dapat membatasi kegiatan sehari-hari Ibu, termasuk membersihkan rongga mulut, sehingga gigi tidak terawat dengan baik dan mudah berlubang. Hormon estrogen meningkat Keadaan ini menyebabkan gusi mudah bengkak, dan mudah berdarah. Hal ini disebabkan karena di dalam gusi terdapat banyak pembuluh darah.
Sebenarnya kondisi hamil bukan merupakan alasan utama terjadi kerusakan gigi. Ada kemungkinan bahwa sebelum hamil, kondisi gigi memang dalam keadaan kurang baik., namun belum terasa mengganggu. Untuk itulah, Anda disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter gigi secara rutin (minimal 6 bulan sekali). Bagi para calon Ibu, dianjurkan untuk memeriksakan kesehatan gigi dan gusinya sebelum merencanakan kehamilan. Dengan demikian, selama masa hamil tidak terjadi sakit gigi yang terkadang sakitnya terasa dengan amat sangat.
Rasa sakit yang amat sangat tersebut dapat memicu terjadinya kontraksi rahim. Jika gigi Anda sudah terlanjur berlubang, segeralah berkonsultasi ke dokter. Sebelum melakukan pemeriksaan katakan jika Anda sedang dalam keadaan hamil.Seandaikan dokter perlu melakukan pemeriksaan, maka ia akan menghindari pemeriksaaan yang menggunakan sinar X karena dapat mengganggu kehamilan. Selain itu, pemberian obat kepada Ibu hamil memerlukan pertimbangan yang tepat. Banyak obat yang tidak dapat diberikan kepada wanita hamil untuk mencegah akibat buruk yang ditimbulkan terhadap janin yang dikandungnya.
Tindakan Untuk Gigi Berlubang Gigi berlubang? Atasi segera! Berikut ini adalah tindakan yang umumnya dilakukan oleh dokter gigi dalam mengatasi penyakit gigi berlubang pada Ibu hamil. Jika terjadi lubang pada lapisan email (lapisan terluar gigi) dan dentin (tulang gigi) dapat langsung ditambal. Bahan tambal harus dipilih yang paling aman atau tidak bersifat toksis (racun). Misalnya, yang tidak mengandung merkuri dan kortikosteroid. Jika terjadi lubang pada pulpa (bagian gigi paling dalam. Mengandung pembuluh darah dan persyarafan) harus ditangani dengan lebih hati-hati. Contohnya, tidak boleh sembarangan minum obat, termasuk obat penahan sakit dan antibiotik. Jika lubang gigi berlanjut hingga menyebabkan gigi busuk dan tinggal akarnya, maka pada perawatannya, gigi tersebut tidak boleh dicabut, karena obat pemati rasa (anestesi) dapat berpengaruh terhadap rahim (kandungan).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment