Monday, 30 September 2013

Kuretase


Kuretase merupakan upaya untuk menyembuhkan rahim dari suatu gangguan tertentu atau untuk pemeriksaan terhadap lapisan dalam rahim. Kuretase adalah tindakan mengerok jaringan di lapisan dalam rahim.

Biasanya ada dua alasan mengapa dokter melakukan kuretase.
  1. Terjadi keguguran. Tindakan ini biasanya pada waktu keguguran atau setelah keguguran selesai.
  2. Bagian dari pemeriksaan, yakni jika ada pendarahan di rahim. Misalnya, jika terjadi haid yang sangat banyak, haid yang tidak teratur, perdarahan ketika berhubungan intim, atau perdarahan setelah masa menopouse.
Tidak semua khasus keguguran perlu tindakan kuretase. Jika terjadi keguguran, dokter biasanya akan memeriksa dulu kondisi rahim, misalnya dengan alat USG (ultrasonografi). Bila diketahui ada hasil pembuahan atau sisa hasil pembuahan yang masih tertinggal di rahim, mungkin dokter akan memberikan obat-obatan yang dapat membuat rahim berkonsentrasi dan mengeluarkan sisa jaringan tersebut.

Adanya sisa jaringan yang tertinggal juga dapat menyebabkan infeksi di dalam rahim. Infeksi ini bisa merambat ke mana-mana dan membahayakan juga. Jadi, setelah terjadi keguguran (atau pengguguran), lapisan dalam rahim memang harus benar-benar bersih.

Jika keguguran terjadi saat kehamilan baru berumur sebulan, maka jaringan yang tersisa hanya sedikit, sehingga akan keluar bersama haid berikutnya tanpa perlu dilakukan kuret. Tetapi bila  janin sudah agak besar, dikhawatirkan ada  jaringan yang tersisa. Batas usia kehamilan yang dapat dilakukan kuretase, biasanya sampai usia kehamilan 16 minggu.

Berikut adalah proses kuretase yang dilakukan dokter ahli kandungan.
  1. Kasus keguguran. Pasien biasanya akan dibius, lalu dokter akan membuka leher rahim melalui vagina. Setelah terbuka, dokter akan memasukkan tabung kecil seperti sedotan. Alat inilah yang digunakan dokter untuk menyedot jaringan yang tersisa di lapisan dalam rahim. Tindakan ini biasanya hanya berlangsung sebentar (± 5 menit)
  2. Pemeriksaan kondisi rahim. Biasanya dilakukan setelah dokter melakukan pemeriksaan dalam rongga panggul. Setelah itu, dokter akan memasukkan tabung halus (lebih kecil dari sedotan minuman) ke dalam rahim. Jaringan di lapisan dalam rahim itulah yang akan disedot untuk diperiksa di laboratorium. Tindakan ini disebut juga dengan biopsi.
Untuk pemeriksaan lebih lanjut, selain kuretase, sebagian dokter menganjurkan pemeriksaan histeroskopi, yaitu pemeriksaan rahim dengan semacam teleskop yang dimasukkan melalui vagina. Untuk itu, biasanya pasien dibius total lebih dulu. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan jika leher rahim tidak dapat membuka dengan baik.

Pemulihan setelah tindakan kuretase ini tidak membutuhkan waktu lama, kira-kira 24 jam. Bahkan, 2-3 jam setelah tindakan kuretase, pasien diperkenankan pulang. Namun, pada masa pemulihan ini sebaiknya pasien ditemani, karena umumnya masih pusing atau mual akibat pembiusan.

Setelah pulang, ibu yang baru saja mengalami tindakan kuretase sebaiknya istirahat sehari. Bagi ibu yang bekerja, dua hari setelah kuretase biasanya sudah dapat masuk kerja kembali. Namun, ibu yang bersangkutan sebaiknya tidak melakukan kegiatan yang berat dulu.

Setelah tindakan kuretase, mungkin ada pasien yang merasa sakit tenggorokan selama beberapa hari. Hal ini biasanya akibat proses pembiusan total. Jadi, bukan karena tindakan kuretasenya. Yang perlu diwaspadai adalah jika terjadi perdarahan hebat atau suhu tubuh meningkat tinggi. Mengenai waktu haid berikutnya akan berubah. Bisa terlambat, namun bisa juga lebih cepat.

No comments: