Anak-anak yang terkena paparan terapi radiasi sebelum usia
lima tahun diketahui memiliki risiko untuk terkena tumor pada otak atau sistem
saraf pusatnya beberapa tahun kemudian. Data itu diperoleh dari penelitian
terhadap anak-anak yang bertahan hidup dari kanker semasa kanak-kanak. Jenis
tumor saraf yang sering ditemui pada anak-anak yaitu gliomas dan meningiomas,
yang umumnya ditemukan pada otak dan juga bagian lainnya.
Sekitar 1% dari total penderita kanker usia anak-anak yang
mampu bertahan dalam selang waktu bertahun-tahun diketahui akan terkena tumor
pada sistem sarafnya jika mereka terkena radiasi. Risiko tertinggi untuk
terkena kanker kedua kalinya (kanker pada sistem saraf) untuk anak-anak yang
menjalani terapi radiasi pada usia sangat muda memiliki kemungkinan untuk
berkembang menjadi kanker otak di kemudian hari.
Sebuah penelitian yang melibatkan 14.361 penderita kanker
pada usia anak-anak yang bertahan setelah lima tahun terbebaskan dari kanker,
116 anak diantaranya beberapa tahun kemudian menderita kanker saraf. Sebanyak
40 orang diantaranya menderita gliomas berselang sembilan tahun setelah bebas
dari kanker pertama di usia anak-anak dan 66 diantaranya menderita kanker
meningiomas selang 17 tahun setelah dinyatakan sembuh dari kanker pertama pada
usia anak-anak.
Penyembuhan dengan cara radiasi diketahui memang memiliki
risiko hingga enam kali lipat untuk menyebabkan terjadinya glioma dan sepuluh
kali lipat untuk terkena meningioma. Risiko terkena kanker pada saraf akan semakin
meningkat seiring dengan meningkatnya dosis radiasi yang digunakan untuk terapi
penyembuhan dari kanker pertama yang dideritanya.
Namun, para peneliti menyimpulkan bahwa perlu adanya
pengamatan lebih lanjut bagi anak-anak yang mampu bertahan dari kanker di usia
muda terutama yang menjalani terapi radiasi untuk menjadi petunjuk atau deteksi
dini terhadap jenis kanker yang akan menyerang selanjutnya.
No comments:
Post a Comment