Wednesday, 30 April 2014

Radiasi Tingkatkan Risiko Kanker Otak Pada Anak


Anak-anak yang terkena paparan terapi radiasi sebelum usia lima tahun diketahui memiliki risiko untuk terkena tumor pada otak atau sistem saraf pusatnya beberapa tahun kemudian. Data itu diperoleh dari penelitian terhadap anak-anak yang bertahan hidup dari kanker semasa kanak-kanak. Jenis tumor saraf yang sering ditemui pada anak-anak yaitu gliomas dan meningiomas, yang umumnya ditemukan pada otak dan juga bagian lainnya.

Sekitar 1% dari total penderita kanker usia anak-anak yang mampu bertahan dalam selang waktu bertahun-tahun diketahui akan terkena tumor pada sistem sarafnya jika mereka terkena radiasi. Risiko tertinggi untuk terkena kanker kedua kalinya (kanker pada sistem saraf) untuk anak-anak yang menjalani terapi radiasi pada usia sangat muda memiliki kemungkinan untuk berkembang menjadi kanker otak di kemudian hari.

Sebuah penelitian yang melibatkan 14.361 penderita kanker pada usia anak-anak yang bertahan setelah lima tahun terbebaskan dari kanker, 116 anak diantaranya beberapa tahun kemudian menderita kanker saraf. Sebanyak 40 orang diantaranya menderita gliomas berselang sembilan tahun setelah bebas dari kanker pertama di usia anak-anak dan 66 diantaranya menderita kanker meningiomas selang 17 tahun setelah dinyatakan sembuh dari kanker pertama pada usia anak-anak.

Penyembuhan dengan cara radiasi diketahui memang memiliki risiko hingga enam kali lipat untuk menyebabkan terjadinya glioma dan sepuluh kali lipat untuk terkena meningioma. Risiko terkena kanker pada saraf akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya dosis radiasi yang digunakan untuk terapi penyembuhan dari kanker pertama yang dideritanya.

Namun, para peneliti menyimpulkan bahwa perlu adanya pengamatan lebih lanjut bagi anak-anak yang mampu bertahan dari kanker di usia muda terutama yang menjalani terapi radiasi untuk menjadi petunjuk atau deteksi dini terhadap jenis kanker yang akan menyerang selanjutnya.

No comments: