Dua dari 1000 bayi mengalami gangguan perkembangan motorik,
tiga hingga enam dari 1000 bayi menderita gangguan pendengaran, dan satu dari
100 anak lahir dengan tingkat kecerdasan kurang dan keterlambatan berbicara.
Otak berkembang secara bertahap. Sejak dari dalam kandungan,
yaitu ketika janin berusia 6 minggu hingga lahir dan tumbuh sampai sekitar usia
4 hingga 5 tahun. Masa emas perkembangan otak anak terjadi pada usia 0 hingga 2
tahun.
Penyebab gangguan perkembangan saraf pada anak terjadi dalam
3 fase. Pertama, ketika bayi masih berasa di dalam kandungan. Kedua, dapat
terjadi selama proses persalinan. Ketiga, terjadi selama tumbuh kembang anak.
Proses persalinan juga dapat menyebabkan gangguan saraf pada bayi. Misalnya,
saat hamil si ibu mengalami kejang, atau bayi lahir prematur, bayi kelebihan
berat badan, bayi kekurangan oksigen, dan trauma akibat proses melahirkan.
Bayi prematur perlu diwaspadai gangguan sarafnya, karena
usia bayi belum cukup untuk dilahirkan, sehingga perkembangan sarafnya belum
sempurna. Pada masa pertumbuhan, peluang timbulnya gangguan saraf pada anak
tetap ada. Umumnya gangguan itu adalah meningitis atau infeksi pada selaput
otak. Penyebabnya adalah bakteri dan kuman yang menelusup melalui aliran darah
akibat radang tenggorokan, amandel, infeksi gigi, infeksi dari ibu yang
menularkan saat melahirkan.
Keterlambatan perkembangan motorik bisa dilihat jika :
Pada usia 6 hingga 7 bulan, si anak belum bisa mengontrol
kepalanya dengan sempurna atau memegang benda.
Kemudian pada usia 10 bulan tidak bisa merespons ke sumber
suara ketika dipanggil.
Usia 11-12 bulan tidak dapat duduk tegak selama 5 hingga 10
menit.
Belum dapat berjalan sendiri atau dibantu pada usia 18
hingga 21 bulan.
Usia 15 bulan anak tidak mengerti kata-kata larangan seperti
jangan atau tidak.
Usia 18 bulan tidak dapat mengucapkan 10 kata.
Usia 21 bulan tidak bereaksi terhadap perintah untuk duduk,
dipanggil atau berdiri.
Usia 24 bulan tidak dapat menunjuk dan menyebutkan bagian
tubuh, seperti mata, hidung, telinga dan mulut.
Dibutuhkan tindakan yang cepat dan tepat untuk menyelamatkan
perkembangan saraf anak. Jika terlambat penanganan akan sulit diobati. Artinya,
jika anak mengalami gangguan saraf lalu diberikan stimulus dan makanan yang
baik, maka perkembangan otaknya dapat mencapai 90%. Sebaliknya, jika didiamkan
saja, mungkin hanya dapat berkembang sebesar 50 %.
Berikan makanan bernutrisi tinggi dan rangsangan. Karena
makanan yang baik dapat memperbaiki struktur otak. Stimulasi membuat otak
aktif, berarti saraf berkembang lebih banyak dan sambungan antara sel-sel saraf
menjadi baik.
No comments:
Post a Comment