Wednesday, 30 April 2014

Ilmuwan Jepang Temukan Metode Baru Pembentukan Sel Punca


Sel punca, sel induk, sel batang (bahasa Inggris : stem cell) merupakan sel yang belum berdiferensiasi dan mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk berkembang menjadi banyak jenis sel yang berbeda di dalam tubuh. Sel punca juga berfungsi sebagai sistem perbaikan untuk mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak demi kelangsungan hidup organisme. Saat sel punca terbelah, sel yang baru mempunyai potensi untuk tetap menjadi sel punca atau menjadi sel dari jenis lain dengan fungsi yang lebih khusus, misalnya sel otot, sel darah merah atau sel otak.

Selama ini, obat-obatan kimia dan herbal banyak menolong manusia mengatasi berbagai penyakit. Menyembuhkan kembali organ-organ yang telah rusak lewat pengobatan berbahan eksternal.

 Dewasa ini, obat futuristik terus digarap. Hingga akhirnya, ilmuwan telah menemukan metode untuk mengubah sel-sel hewan kembali muda. Ini adalah modal besar untuk menumbuhkan jaringan transplantasi, tentunya akan diterapkan pada manusia.

 Seperti penelitian yang ditulis pada jurnal Nature. Terobosan ini bisa jadi masa depan yang cerah untuk mengatasi masalah kesehatan. Metode disebut dengan stimulus-triggered acquisition of pluripotency (STAP), di mana sel-sel darah yang dicampur asam, dapat memicu pembentukan sel punca.

 Teknologi yang digunakan lebih murah, cepat, dan aman. Dapat diterapkan untuk menyembuhkan penyakit pada mata, jantung bahkan otak.

"Jika berhasil pada manusia, ini bisa jadi awal untuk terapi sel yang menggunakan sel punca pasien sendiri,' kata Profesor Kedokteran Regeneratif di University College London, Chris Mason.

 Tubuh manusia dibangun dari sel-sel dengan peran tertentu seperti sel saraf, sel hati atau sel otot yang memiliki peran tetap. Namun, sel punca dapat berubah jadi sel lain. Mereka telah jadi bidang utama penelitian sebagai regenerasi tubuh.

 Penelitian yang dilakukan oleh Riken Centre for Developmental Biology di Jepang ini, bertujuan untuk menciptakan sel punca di laboratorium dan kemudian mendorong sel punca untuk tumbuh menjadi sel-sel yang berbeda.

 Kelak digunakan untuk memperbaiki organ yang rusak karena penyakit atau kecelakaan. Untuk mencapai itu, sel-sel punca harus membawa kode genetik pasien sendiri, agar dapat diidentifikasi sifat ramah atau tidaknya.

 Dalam pengujian, sel darah pada tikus yang baru lahir dikembalikan ke dalam keadaan serbaguna. Caranya dengan menginkubasinya ke dalam larutan asam tinggi selama 25 menit, kemudian direndam selama tujuh hari.

"Ini menarik untuk memikirkan pengobatan baru yang ditawarkan pada kita, tidak hanya bermanfaat dalam hal regeneratif, tetapi kanker juga," kata salah seorang ilmuwan yang terlibat dalam penelitian, Haruko Obokata.

 Prof. Robin Lovell-Badge dari Medical Research Council menilai ini adalah penemuan luar biasa. Adapun, Dr. Dusko Ilic dari Kings College London menyebut temuan tersebut sebagai penemuan ilmiah yang besar.

No comments: