Perut buncit, lengan menggelambir dan paha yang besar
menjadi masalah bentuk badan yang umum dikeluhkan wanita. Tiga bagian tubuh
tersebut memang paling rentan menyimpan tumpukan lemak akibat konsumsi energi
yang berlebihan.
Di samping
kelebihan energi, pola makan yang tidak sehat juga menjadi salah satu penyebab
utamanya. Hal ini masih ditambah lagi dengan kurangnya aktivitas fisik sehingga
mengakibatkan lemak semakin betah bertengger di perut, lengan dan paha.
Prof. Dr.
Hardinsyah, MS, seorang pakar gizi dan nutrisi menjelaskan, kegemaran makan
makanan manis, berminyak dan tinggi lemak serta kalori adalah pemicu terjadinya
kondisi ini. Bila dikonsumsi setiap hari dan dalam jumlah yang besar, tubuh
sulit untuk mencernanya menjadi tenaga hingga akhirnya disimpan dalam bentuk
lemak.
"Intinya
karena kelebihan, terus jarang bergerak. Kalau kita sering bergerak nggak akan
terjadi (penumpukan lemak)," ujar pakar nutrisi lulusan University of
Queensland, Australia ini, saat diwawancarai wolipop di Indofood Tower,
Sudirman, Jakarta Selatan.
Pimpinan Klinik
Konsultasi Gizi Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor ini juga
menjelaskan, makanan yang memiliki tekstur sangat berminyak dan manis umumnya
memiliki energi sangat tinggi. Makanan yang terbuat dari tepung-tepungan juga
merupakan sumber energi tinggi karena kaya akan karbohidrat.
Ia menyarankan,
makanlah dengan tidak berlebihan bila ingin mulai pemangkasan lemak di tubuh.
Mengonsumsi camilan manis atau gurih bukanlah sebuah pantangan dan Anda bisa
menikmatinya secara rutin. Namun harus mampu mengontrol emosi dan hasrat agar
tidak makan berlebihan. "Berhenti makan sebelum kenyang, itu resep mujarab
kalau mau mempertahankan berat badan."
Namun seringkali
yang terjadi, kelebihan lemak terjadi bukan semata-mata karena makanan atau
kurang fitnes. Tapi lebih kepada kondisi mental. Pria yang akrab disapa Hardin
ini menuturkan, orang mengalami kegemukan biasanya karena tidak memiliki
kepekaan terhadap kondisi tubuhnya sendiri. Sebagai contoh, seseorang yang
terlalu sibuk dengan pekerjaan. Seringkali dia lebih banyak memikirkan orang
lain dan tugas ketimbang dirinya sendiri. Sehingga kerap tak menyadari berapa
banyak makanan yang sudah masuk ke tubuhnya.
"Tidak punya
internal emosi, tidak pernah introspeksi diri. Dia tidak bisa merasakan
bagaimana dia sudah kenyang atau belum?" ujarnya.
Sementara pada
orang yang memiliki kepekaan baik terhadap tubuhnya sendiri, ahli gizi yang
hobi jogging dan membaca ini menjelaskan, "Orang yang punya sense baik
soal kenyang, bisa mengendalikan (hasrat makannya). Misalnya, dia tahu 3 kali
dalam seminggu pasti pergi pesta bersama teman-teman. Tapi dia bisa imbangi
dengan olahraga 4-5 kali seminggu. Pasti tetap terjaga berat badannya."
Bagaimana
mengatasi rendahnya sensitivitas pada perasaan kenyang ini? Hardin menyarankan
untuk mendatangi ahli atau dokter gizi untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
"Orang yang
tidak punya sense berhenti sebelum kenyang, maka sebaiknya konsultasi ke ahli
gizi. Nanti diberitahu ukuran nasinya berapa, lauk, buah berapa potong, dan
sebagainya," tutur ayah tiga anak ini
No comments:
Post a Comment