Monday 25 February 2008

Cara Lain Atasi Hipertensi

Hipertensi, lebih sering dikenal dengan penyakit darah tinggi tidak jarang diabaikan oleh penderitanya. Waspadalah, karena hipertensi adalah awal dari segala penyakit mematikan. Kini telah dikenal cara lain untuk mengatasinya. Riset terbaru mengenai pengobatan yang dilakukan terhadap penyakit hipertensi ini adalah dengan mengendalikan tekanan darah tinggi sejak dari hulu.

Hipertensi tidak memiliki tanda dan gejala. Oleh karena itu, hipertensi disebut the silent disease (penyakit yang datang diam-diam). Penderita biasanya tidak merasakan tekanan darahnya yang tinggi. Seringkali orang berfikir bahwa sering sakit kepala dan mudah terbawa emosi sudah tentu menderita hipertensi. Namun nyatanya tidak. Untuk mengetahui seseorang benar-benar terkena hipertensi, seseorang harus diperiksa dengan alat tensi.

Dalam setiap detak jantung, jantung memompa darah ke seluruh pembuluh darah. Tekanan darah terjadi karena : pertama, saat darah dipompa, timbul tekanan pada dinding di dalam pembuluh darah. Kedua, pembuluh darah juga memiliki resistensi terhadap aliran darah. Jika pembuluh darah melebar, tekanan darah akan menurun, demikian pula jika yang terjadi adalah sebaliknya.

Dalam tubuh, terdapat dua macam tekanan darah, yaitu sistolik dan diastolik. Sistolik merupakan suatu kondisi bilik jantung pada saat berkonstraksi untuk mengirim darah ke luar. Sedangkan diastolik adalah suatu waktu saat jantung rileks setelah berkonstraksi. Beberapa sumber menyebutkan bahwa tekanan darah sistolik normal pada orang dewasa adalah kurang dari 120 mmHg. Dan tekanan diastolik yang tidak boleh lebih dari 80 mmHg. Kesimpulannya, angka normal untuk bebas dari hipertensi adalah 120 / 80 mmHg. Jika Anda memiliki tekanan darah 120 / 80 hingga 139 / 89, Anda sudah berada dalam tahap hipertensi. Untuk memperbaikinya, Anda dapat melakukan perubahan gaya hidup (seperti mengurangi berat badan, diet dengan gizi seimbang, kurangi konsumsi garam, olahraga teratur). Sedangkan di antara 140 / 90 hingga 159 / 90, Anda berada dalam tahap awal hipertensi. Di atasnya, Anda memasuki tahap kedua hipertensi. Untuk memperbaikinya, Anda membutuhkan obat-obatan hipertensi yang didukung dengan perubahan gaya hidup.

Jika tekanan darah terlalu tinggi, maka pembuluh darah dapat rusak, dan aliran darah tidak dapat menuju ke organ-organ penting dalam tubuh. Jika hal yang demikian terjadi di otak, maka penderita dapat terkena stroke. Bila terjadi di jantung dapat menyebabkan serangan jantung. Kerusakan lainnya yang terjadi adalah pada mata, paru, dan ginjal.

Beberapa macam pengobatan yang telah dilakukan untuk memperbaiki hipertensi :

  • Obat-obatan hipertensi bersifat diuretik, membuang kelebihan cairan dalam darah, melalui buang air kecil. Karena jika volume air menurun, tekanan darah juga akan menurun.
  • Obat-obatan yang berfungsi melebarkan pembuluh darah, sehingga tekanan darah dan denyut jantung menurun.
  • Obat hipertensi CCB (Calcium Channel Blocker).
  • Obat hipertensi ACE inhibitor (Angiotensin Converting Enzym).
  • Obat hipertensi ARB (Angiotensin Receptor Blocker).

Obat hipertensi ACE inhibitor dan ARB, menurunkan tekanan darah dengan cara memblokade angiotensin II (merupakan protein yang dapat mempengaruhi volume darah dan kontraksi pembuluh darah di dalam renin). Renin merupakan enzim yang dibuat oleh sel-sel khusus yang terdapat di dalam ginjal. Renin merupakan sistem pengatur tekanan darah dalam tubuh. Renin bekerja bersama-sama dengan aldosteron (hormon yang dihasilkan kelenjar adrenalin, dan beberapa zat), untuk membantu menyeimbangkan kadar sodium dan potasium dalam darah, serta kadar cairan dalam tubuh.

Penelitian terbaru adalah dengan menggunakan Direct Renin Inhibitors, yang dilakukan dengan cara mengintervensi langsung ke pusat renin. Dengan cara ini, pengobatan hipertensi dilakukan dari hulu, dengan cara menghambat langsung titik aktiviasi sistem pengatur tekanan darah.

1 comment:

Andri Journal said...

Halo...Salam kenal sebelumnya..Tidak lupa kita jg harus mengendalikan kadar kolesterol dan gula darah...karena hipertensi hanyalah salah satu diantara sekian banyak faktor resiko terjadinya aterosklerosis.