Tuesday, 30 April 2013

Saat Si Kecil Mulai Berjalan


"Eeeh? anakku sudah bisa berdiri!" demikian kata seorang ibu dalam sebuah iklan televisi beberapa waktu yang lalu.

Memang perkembangan kemajuan fisik seorang anak akan sangat membahagiakan kedua orang tuanya. Tapi tentunya Anda pun mulai bertanya-tanya bila pertumbuhannya tidak seperti yang Anda harapkan. Setiap anak memiliki tahap tumbuh kembang yang berbeda. Sebagai orang tua Anda tak perlu khawatir akan perkembangan si Kecil, sepanjang pertumbuhannya masih dalam batas yang wajar. Sebagai perbandingan, tak ada salahnya Anda mengetahui tahap-tahap tumbuh kembang anak usia tiga tahun pertama. Sebab di usia inilah biasanya anak menunjukkan kemajuan yang berarti dalam kehidupannya. Di usia ini pula anak mulai menampakkan perkembangan fisik, intelektual, maupun kepribadiannya.

Usia 0 - 3 bulan

Hari-hari pertama kelahirannya merupakan masa penyesuaian bagi bayi. Lututnya pun masih sering tampak tertekuk, seperti ketika ia masih dalam kandungan. Di usia ini aktivitas sehari-harinya banyak diisi dengan tidur. Begitu menginjak usia enam minggu sampai usia tiga bulan, perkembangannya cukup berarti. Kaki sudah mulai lurus, dengan kepala sedikit terangkat. Ia mampu membalas senyum ter-hadap orang-orang di sekelilingnya. Tangannya sudah mampu menggenggam benda yang ada di tangannya.

Usia 3 - 6 bulan

Mulai usia 3 bulan, bayi sudah bisa mengangkat kepala sampai 90 derajat. Ia juga sudah pandai mengangkat dada. Benda apa saja yang dipegang cenderung dimasukkan ke dalam mulutnya. Jika di-ajak bermain, ia sudah bisa memberi respon, tertawa, menjerit dan sesekali berceloteh. Pada usia enam bulan, ia mampu berpindah dari posisi tengkurap ke posisi telentang. Sesekali tangannya menyangga tubuhnya, yang berada pada posisi setengah duduk. Gigi geligi su-dah mulai tumbuh, sehingga kemampuan mengunyahnya pun sudah mulai tampak.

Usia 6 - 12 bulan

Memasuki usia enam bulan, si kecil sudah bisa duduk tanpa dibantu. Ia pun sudah pandai tengkurap dan berbalik ke posisi telentang. Begitu memasuki usia sepuluh bulan, ia sudah bisa bertepuk tangan dan melambaikan tangan. Pada usia 12 bulan kakinya sudah mulai kuat menyangga tubuhnya untuk berjalan. Ia pun bisa mengucapkan satu dua buah kata.

Dongeng

Sedikit berkilas balik ke masa kecil, pernahkah Anda merasakan serunya didongengi oleh orang tua? Kini mungkin Anda berada di posisi sebagai "dalang" cerita untuk si buah hati. Tahukah Anda bahwa, membacakan cerita untuk si kecil ternyata tidak hanya dapat menghiburnya, tapi juga bisa mengembangkan kecerdasan emosinya sekaligus.

Kecerdasan emosi, atau Emotional Intelligence, membagi-bagi wilayah emosi menjadi beberapa bagian. Untuk mengembangkan semuanya, salah satu metode yang paling mudah dan bisa Anda lakukan adalah dengan mengajak si kecil mendengarkan cerita atau didongengi. Dengan catatan tentunya Anda sudah memfilter cerita yang akan disampaikan dengan baik sehingga bisa dicerna si kecil dengan mudah. Anda juga harus membumbuinya dengan nasihat dan bimbingan moral pada akhir cerita.

Tapi mengapa justru lewat cerita dan dongeng, kecerdasan emosi si kecil terbantu untuk terasah? Banyak manfaat yang dapat diambil dari sebuah cerita bermoral. Antara lain mengenalkan si kecil pada berbagai macam sifat manusia, perilaku sampai masalah yang dihadapi beserta solusinya. Buah hati Anda juga akan menambah pesat perbendaharaan katanya dengan cerita yang Anda sampaikan. Sisi plusnya lagi, bila ia menemui kata sukar yang tidak dimengerti, ia bisa langsung bertanya.

No comments: