Usaha mengelola emosi sebenarnya
sudah dijalankan sejak awal kehidupan. Bukankah sejak usia dini bayi tanpa
sadar menghisap jempol untuk meredakan kecemasannya dalam menghadapi dunia yang
asing dan menakutkan ini.
Perhatikan juga saat bayi mulai
berjalan tertatih-tatih, sibuk mengekslorasi lingkungan. Atau, bagaimana tiap
kali menghadapi hal-hal yang masih terasa asing, mereka segera menoleh mencari
Anda.
Agar mampu mengontrol emosi, menjaga
agar tindakannya tidak dikendalikan emosi semata, anak harus memahami apa yang
diharapkan dari dirinya. Si kecil juga harus mengerti bahwa tiap tindakan
membawa konsekuensi, baik pada diri sendiri atau orang lain.
Makin sering anak berlatih mengelola
emosi, seperti meredakan emosi marah atau kecewa, makin tinggi kemampuannya
mengelola emosinya.
No comments:
Post a Comment