Tuesday, 30 April 2013

Diabetes Mellitus (DM), Si Manis yang Pahit


Kencing manis memang cukup sering dijadikan bahan pembicaraan, bahkan dalam percakapan sehari-hari. Berbagai gejala sering dihubung-hubungkan dengan penyakit tersebut, mulai dari rasa lemas, cepat lelah sampai gatal-gatal di kulit. Tapi, apa sih sebenarnya penyakit kencing manis itu?

Penyakit kencing manis adalah penyakit yang ditandai oleh kadar gula darah yang tinggi melebihi batas normal. Penyakit ini disebabkan oleh kurangnya kadar insulin dalam darah, atau karena tubuh tidak dapat memakai insulin dengan baik. Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh tubuh dan mempunyai fungsi penting dalam metabolisme glukosa.

Sel memerlukan insulin agar gula yang ada di dalam darah dapat masuk ke dalam sel dan dipakai sebagai sumber energi. Bila jumlah insulin berkurang, tentu saja gula tidak dapat diserap ke dalam sel dan tetap beredar di dalam darah. Akibatnya kadar gula darah menjadi tinggi. Penderita yang mengalami keadaan ini disebut sebagai penderita DM type I.

Ada keadaan lain dimana jumlah insulin sebenarnya cukup, atau berkurang sedikit, tapi sel-sel tubuh tidak dapat memanfaatkannya secara baik. Keadaan ini disebut resistensi insulin. Penderita yang mengalami resistensi insulin dan atau defisiensi insulin relatif disebut sebagai penderita DM type II.

Selain kedua tipe tersebut, sesungguhnya masih ada tipe-tipe lain seperti diabetes gestasional (diabetes pada kehamilan). Walaupun berbeda-beda tipe, para penderita ini memiliki kesamaan, yaitu kadar gula yang tinggi dalam darah. Dari semua tipe DM yang ada, DM tipe II memiliki jumlah penderita terbanyak.

Ada beberapa keluhan yang sangat dikenali sejak jaman dahulu kala dan dianggap sebagai keluhan yang khas pada kencing manis, yaitu banyak kencing (poliuria), banyak minum (polidipsia), banyak makan (polifagia) dan berat badan yang menurun dengan cepat.

Selain keluhan-keluhan tersebut, masih banyak keluhan (yang sebenarnya tidak spesifik) yang dihubungkan dengan penyakit kencing manis. Keluhan-keluhan itu misalnya sering bisulan, gatal-gatal pada kulit dan kemaluan, keputihan, cepat lelah, sering mengantuk, kesemutan, dan lain-lain. Gejala-gejala ini memang berhubungan dengan penyakit kencing manis yang diderita.

Ada orang yang memiliki faktor risiko tinggi untuk menderita DM, artinya dia mempunyai berbagai kondisi yang menempatkannya pada kemungkinan yang lebih besar untuk menderita kencing manis. Faktor-faktor risiko tersebut misalnya:
  1. Usia lebih dari 45 tahun
  2. Riwayat keluarga yang menderita kencing manis
  3. Kegemukan
  4. Darah tinggi
  5. DM pada kehamilan
  6. Pernah melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg
  7. Pernah mengalami kadar gula yang meningkat dan digolongkan dalam Tolerasi Glukosa Terganggu (TGT)
  8. Kadar lemak darah yang buruk
Prinsip pengelolaan kencing manis adalah:
  1. Edukasi kepada penderita, keluarga dan masyarakat
  2. Diet (nutrisi) yang sesuai dengan kebutuhan penderita
  3. Olahraga
  4. Obat-obat yang berkhasiat menurunkan kadar gula darah (bila perlu)
Jika kita lihat pada prinsip-prinsip pengelolaan di atas, dapat kita mengerti bahwa obat sebenarnya bukan menjadi hal yang utama. Perubahan gaya hidup adalah faktor yang sesungguhnya sangat menentukan keberhasilan pengelolaan DM.

Faktor nutrisi adalah faktor yang tidak bisa ditinggalkan. Pada sebagian besar kasus, pengelolaan nutrisi yang baik mampu untuk menjaga kadar gula darah pasien dalam tingkat yang cukup baik. Pada kasus yang berat pun, nutrisi adalah faktor utama yang perlu diperhitungkan.

Penderita DM dapat mengalami berbagai komplikasi khususnya bagi mereka yang kadar gula darahnya tidak terkontrol. Komplikasi tersebut misalnya:
  1. Kebutaan
  2. Gangguan saraf (neuropati)
  3. Gagal ginjal
  4. Komplikasi kehamilan

Diabetes Pada Anak-Anak


Selama ini, diabetes mellitus (DM) identik dengan penyakit keturunan dan hanya menyerang mereka yang telah berusia lanjut. Namun kenyataannya, DM dapat menyerang siapa saja, tak kenal usia maupun status ekonomi. Perubahan gaya hidup adalah salah satu faktor yang menyebabkan tingginya risiko DM saat ini.

Diabetes terdiri dari dua jenis, yaitu diabetes mellitus tipe 1 (DM tipe 1) dan diabetes mellitus tipe 2 (DM tipe 2). Seseorang dikatakan menderita DM 1 (Insulin Dependent Diabetes Mellitus), jika tubuhnya memerlukan pasokan insulin dari luar sepenuhnya karena sel-sel pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin. DM tipe 1 disebabkan oleh faktor genetis dan juga faktor pencetus lainnya. DM tipe 1 muncul tiba-tiba pada masa anak-anak (di bawah usia 20 tahun), dengan gejala berat badan menurun tanpa sebab yang jelas, mudah lelah, sering buang air kecil, dan sering merasa lapar atau haus.

Sedangkan DM tipe 2, disebut juga Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus, terjadi jika pasokan insulin di pankreas tidak mencukupi sehingga mengakibatkan terjadinya gangguan pengiriman glukosa ke seluruh sel tubuh, namun penderitanya tidak tergantung speenuhnya pada pasokan insulin dari luar. Sekitar 90% kasus diabetes adalah DM tipe 2. Umumnya DM tipe 2 tidak disertai dengan gejala yang spesifik sehingga banyak penderita yang tidak menyadarinya. Selama ini, banyak yang menganggap bahwa DM tipe 2 hanya diderita oleh mereka yang berusia lanjut, padahal kini terbukti DM tipe 2 dapat menyerang kalangan remaja, bahkan anak-anak.

Berat badan berlebih dan perubahan gaya hidup memang menjadi faktor penyebab terjadinya DM. Penelitian menunjukkan bahwa empat dari lima penderita DM tipe 2 ternyata mengalami obesitas. Perlu diketahui, sekitar 80% remaja yang obesitas cenderung akan menjadi dewasa yang obesitas pula. Sedangkan pada anak-anak yang menderita obesitas, sekitar 30-40% nya akan menjadi orang dewasa yang juga obesitas, akibatnya diabetes pun akan semakin mudah menyerang.

Berikut ini, beberapa saran agar anak-anak terhindar dari obesitas yang bisa menyebabkan diabetes:
  1. Menetapkan menu 4 sehat 5 sempurna dengan pilihan menu bervariasi agar si anak tidak bosan
  2. Memberikan bekal sekolah yang sehat pada anak
  3. Memberi pengetahun nutrisi pada anak (seperti fast food) sehingga mereka mau menghindari makanan tersebut
  4. Mengajarkan olahraga secara rutin
  5. Menyediakan camilan yang bergizi
  6. Membiasakan pola makan yang teratur, yaitu tiga kali makan besar (pagi, siang, dan malam) serta makan kecil atau camilan di antara waktu makan tersebut.

Hemofilia? Apa dan Bagaimana...


Hemofilia adalah penyakit gangguan pembekuan darah yang diturunkan melalui kromosom X. Karena itu, penyakit ini lebih banyak terjadi pada pria karena mereka hanya mempunyai kromosom X, sedangkan wanita umumnya menjadi pembawa sifat saja (carrier). Namun, wanita juga bisa menderita hemofilia jika mendapatkan kromosom X dari ayah hemofilia dan ibu pembawa carrier.

Penyakit hemofilia ditandai oleh perdarahan spontan maupun perdarahan yang sukar berhenti. Selain perdarahan yang tidak berhenti karena luka, penderita hemofilia juga bisa mengalami perdarahan spontan di bagian otot maupun sendi siku.

Pada orang normal, ketika perdarahan terjadi maka pembuluh darah akan mengecil dan keping-keping darah (trombosit) akan menutupi luka pada pembuluh. Pada saat yang sama, trombosit tersebut bekerja membuat anyaman (benang-benang fibrin) untuk menutup luka agar darah berhenti mengalir keluar dari pembuluh. Pada penderita hemofilia, proses tersebut tidak berlangsung dengan sempurna. Kurangnya jumlah faktor pembeku darah menyebabkan anyaman penutup luka tidak terbentuk sempurna sehingga darah terus mengalir keluar dari pembuluh yang dapat berakibat berbahaya. Perdarahan di bagian dalam dapat mengganggu fungsi sendi yakni mengakibatkan otot sendi menjadi kaku dan lumpuh, bahkan kalau perdarahan berlanjut dapat mengakibatkan kematian pada usia dini.

Hemofilia terbagi atas dua jenis, yaitu hemofilia A dan hemofilia B. Hemofilia A disebabkan oleh kekurangan Faktor VIII dalam darah, sedangkan hemofilia B disebabkan oleh kekurangan Faktor IX. Tingkat normal Faktor VIII dan Faktor IX adalah 50-200%. Sedangkan pada orang sehat, nilai rata-rata kedua faktor pembeku darah itu adalah 100%. Pada penderita hemofilia berat, kadar Faktor VIII atau Faktor IX di dalam darah kurang dari 1%. Untuk hemofilia sedang, hanya terdapat 1-5%. Pada hemofilia ringan terdapat sekitar 6-30%.

Pengobatan hemofilia adalah dengan pemberian Faktor VIII terhadap penderita hemofilia A dan Faktor IX pada hemofilia B. Selain obat suntik, alternatif lain untuk menanggulangi hemofilia adalah pemberian transfusi secara rutin untuk penderita hemofilia A dan plasma beku segar untuk penderita hemofilia B. Obat maupun transfusi harus diberikan secara rutin setiap 7-10 hari sekali dan ini dilakukan seumur hidup.

Hepatitis, Bisakah Disembuhkan?


Menurut seorang pakar Hepatitis, sebenarnya Hepatitis tidak mengerikan, asal kita tahu cara pencegahannya. Yakni dengan meningkatkan kesehatan lingkungan dan kebersihan perorangan, mencegah perilaku seksual yang berisiko tinggi, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Untuk Hepatitis A misalnya, penderita bisa sembuh total dari penyakitnya, meski tak tertutup kemungkinan ia bisa mendapat serangan akut virus Hepatitis B (VHB) atau virus Hepatitis C (VHC).

Demikian halnya dengan Hepatitis B, penyakit ini belum tentu akan menjadi kronik bila pengidapnya orang sehat. Jadi bila virus yang masuk ke tubuh penderita tidak menunjukkan gejala klinik penyakit, dan ditunjang dengan pemberian obat anti virus atau vaksinasi, ada harapan penderita bisa sembuh.

Hepatitis Kronik

Berbagai laporan lain menyebutkan bahwa Hepatitis B dan C termasuk Hepatitis kronik (menahun) dan bisa berkembang menjadi sirosis atau kanker hati. Hingga kini belum ada vaksin yang bisa melawan virus yang bermutasinya sangat cepat ini. Perjalanan menjadi kronik tersebut memakan waktu 20-30 tahun.

Hal itu diperkuat oleh laporan yang menyebutkan jika infeksi Hepatitis B terjadi pada masa bayi, maka dalam kurun waktu tersebut, 95% akan menjadi kronik. Itu sebabnya, bayi yang baru lahir dianjurkan mendapat vaksinasi Hepatitis. Menurut seorang pakar Hepatitis, dengan vaksinasi Hepatitis B, bayi-bayi tersebut dapat terlindungi dari virus Hepatitis B sampai usia lima tahun.

Sejauh ini sebagian besar kematian penderita VHB dan VHC disebabkan karena pecahnya esofagus yang mengalami varises, hipertensi, sirosis hati, dan karsinoma sel hati.

Siapakah yang Berisiko Tinggi?

Faktor-faktor yang menjadi penyebab penularan virus Hepatitis sudah jelas. Jadi yang berisiko tertular hepatitis pun sudah pasti orang-orang yang berada dalam lingkaran itu. Misalnya dokter, mereka yang bekerja di unit pelayanan kesehatan, pemungut sampah, pelaku seks dengan pasangan sejenis atau pasangan lain yang menderita penyakit yang sama, penyalahgunaan obat dan jarum suntik, penderita hemofilia dan penderita gagal ginjal yang menjalani cuci darah, mereka yang menjalani transfusi darah dan pemakai tato.

Baca Juga :

Herpes Pada Kornea


Herpes juga dapat terjadi pada kornea. Herpes ini dinamakan herpes simpleks. Herpes simpleks ini merupakan suatu kondisi infeksi yang disebabkan oleh virus herpes simpleks, dan didiagnosa berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata. Dari penelitian, diketahui bahwa 50% penderita mengalami infeksi virus yang terjadi secara berulang-ulang (kambuh) yang terjadi dalam beberapa minggu atau beberapa tahun setelah infeksi pertama.

Pada stadium awal, infeksi ini menyerupai infeksi bakteri yang ringan karena gejala yang timbul bersifat ringan (seperti mata terasa nyeri, berair, merah dan peka terhadap cahaya). Pembengkakan yang terjadi pada kornea menyebabkan penglihatan menjadi kabur. Infeksi seringkali hanya menyebabkan perubahan yang ringan pada kornea dan akan menghilang dengan sendirinya. Namun terkadang virus menembus lebih dalam dan menghancurkan permukaan kornea.

Jika infeksi terjadi secara berulang-ulang, kemungkinan besar terdapat ulserasi (pembentukan luka terbuka), pembentukan jaringan parut yang bersifat menetap, serta hilangnya rasa ketika mata disentuh. Virus herpes simpleks juga dapat menyebabkan peningkatan pertumbuhan pembuluh darah dan gangguan penglihatan, hingga kebutaan.

Bagi para penderita herpes simpleks, diberikan obat-obatan seperti obat anti virus seperti trifluridin, vidarabin atau idoxuridine, yang biasanya berbentuk salep atau larutan pencuci mata. Dan untuk mempercepat penyembuhan, dokter spesialis mata menggunakan bantuan kapas untuk mengangkat sel-sel yang mati dan rusak dari permukaan kornea.

Cara Menyiapkan Susu Formula


Karena alasan tertentu, Ibu tidak dapat memberikan ASI kepada si kecil. Oleh karena itu, sebagai penggantinya digunakan susu formula. Beberapa cara yang perlu diketahui dalam menyiapkan susu formula untuk si kecil, terutama untuk ibu-ibu muda yang untuk pertama kalinya mempunyai si kecil:
  1. Awali dengan mencuci tangan sebelum ibu membuat susu untuk si kecil.
  2. Kemudian masukkan air hangat ke dalam botol susu. Jangan gunakan air mendidih atau air dingin.
  3. Masukkan susu ke dalam botol yang telah berisi air hangat sesuai takaran yang dianjurkan pada petunjuk pemakaian.
  4. Pasang cincin dan tutup botol, dan putar erat-erat hingga tertutup rapat.
  5. Buka tutup botol lalu pasang dot susu.
  6. Jangan sentuh ujung dot dengan jari. Lalu pasang cincin botol dan putar hingga rapat.
  7. Periksa suhu susu dengan meneteskannya di punggung tangan. Susu harus hangat, bukan panas.
  8. Buatlah susu untuk satu kali pemakaian saja. Bila masih tersisa, boleh disimpan di suhu kamar/lemari es, sebaiknya tidak lebih dari 1 jam.
Usia Jumlah Sendok Jumlah Air Hangat Frekuensi
  1. 0 - 7 hari 2 60 ml 8 kali
  2. 7 - 14 hari 3 90 ml 7 kali
  3. 1/2 - 1 bulan 4 120 ml 6 kali
  4. 1 - 2 bulan 5 150 ml 6 kali
  5. 2 - 3 bulan 6 180 ml 5 kali
  6. 3 bulan 7 210 ml 5 kali
Ukuran sendok takar= 4,4 g ; 1 liter = 135 g susu bubuk + 900 ml air

Gunakan hanya sendok takar yang disertakan dalam kemasan. Jika susu bubuk yang dicampurkan lebih banyak atau lebih sedikit yang dianjurkan, bisa terjadi dehidrasi atau menyebabkan bayi kurang gizi. Jangan mengubah komposisi air dan susu bubuk yang diberikan tanpa konsultasi dahulu pada dokter. Siapkan hanya satu botol susu setiap kalinya. Ikuti instruksi penyajian setepat mungkin.

Rentan Terkena Jamur Kulit Jika Sering Berenang?


Penyakit kulit tidak dapat disembunyikan dan tidak mengenal usia. Oleh karena itu dewasa maupun anak-anak dapat terkena penyakit ini. Penyakit kulit dapat menyebabkan orang menjadi rendah diri.

Penyakit jamur dapat ditularkan melalui air. Namun kemungkinan tertular dapat diminimalkan dengan membilas tubuh dengan air setiap kali setelah berenang. Selain itu, penyakit kulit yang dipicu oleh berenang adalah panu (bercak-bercak putih pada kulit). Panu tergolong ke dalam kelompok eksim. Penelitian menunjukkan bahwa penyakit panu ini sering kali terjadi pada orang atopik (seseorang dengan kulit yang sensitif). Hal ini dapat disebabkan oleh kontak klorin dengan klorin, atau pajanan sinar matahari yang berlebihan.

Dengan membilas tubuh setelah berenang, virus dan kuman yang kemungkinan masih menempel di tubuh akan hilang terbawa air bilasan. Infeksi pada kulit dapat disebabkan oleh jamur (kapang) dan kandida (ragi). Infeksi yang disebabkan oleh jamur dinamakan martomikosis, sedangkan infeksi yang disebabkan oleh kandida disebut sebagai kandidosis. Penyakit kulit yang relatif banyak dijumpai pada bayi yaitu kandidosis, sedangkan tinea atau panu sering dijumpai pada anak yang lebih besar. Penularan penyakit tersebut dapat diminimalkan penularannya selama dapat mengurangi kelembaban yang berlebihan, khususnya pada anak dan bayi yang gemuk. Caranya badan anak harus dilap hingga kering, bahkan pada lipatan-lipatan tubuhnya.

Kebanyakan sumber infeksi adalah berasal dari ibu pada saat kelahiran. Pajanan dini akan menimbulkan infeksi di mulut. Sedangkan infeksi pada usia selanjutnyaterjadi karena gangguan keseimbangan flora akibat pengobatan atibiotik ataupun steroid, salah satu zat dalam obat asma yang terlalu berlebihan dan tidak terkontrol.

Adanya anggapan bahwa penyakit kulit hanya terjadi pada kalangan bawah sungguh sangat tidak tepat. Penyakit kulit tidak mengenal golongan ekonomi. Perbandingan kelasnya merata. Untuk meminimalkan terinfeksi penyakit kulit, perhatikanlah untuk selalu menjaga kulit agar tetap higienis. Semua faktor yang memudahkan infeksi jamur harus segera ditangani. Anda juga harus memilih bahan pakaian yang menyerap keringat. Jangan konsumsi antibiotik secara berlebihan.

Mengajar Si Kecil Mengunyah


Si kecil yang semakin bertambah usianya, perlu dilatih untuk dapat mengkonsumsi makanan yang sudah lebih padat. Untuk itu perlu dilatih kemampuan si kecil untuk dapat mengunyahnya. Ada beberapa cara dapat dilakukan.

Latihlah anak untuk mengunyah dengan cara:
  1. Jika membuat bubur halus, sisakan satu macam makanan yang bisa dikunyah dengan mudah, misalnya potongan wortel lunak atau potongan lembaran keju.
  2. Jangan paksakan bayi mengunyah makanan yang memang sulit, seperti daging sapi atau daging ayam. Jika ingin melatih bayi mengunyah daging cincang atau potongan kecil ayam, kukuslah dahulu sebelum diolah di dalam sayur atau bubur.
  3. Alihkan makanan halusnya ke bentuk yang lebih besar sedikit demi sedikit. Misalnya jika diblender, kurangi kehalusannya minggu demi minggu.
  4. Berikan ia makanan yang bisa digenggam, yang bergizi dan mudah dicerna, wortel rebus yang dipotong sepanjang korek api atau sepotong pepaya.
  5. Bisa juga Anda berikan ia nasi lembek yang dicampur lauk yang diblender.

Mengukur Suhu Tubuh Bayi


Suhu tubuh normal manusia adalah 36,5 hingga 37,5 derajat celsius. Jika naik mencapai 38 derajat celsius atau lebih, barulah disebut demam. Dan sebenarnya, demam adalah tanda tubuh sedang terinfeksi oleh bakteri atau virus.

Kalau dulu Anda hanya mengenal termometer konvensional yang terbuat dari kaca dan berisi air raksa, maka kini ada beberapa jenis termometer digital di pasaran. Lalu apa kelebihannya? Yang pasti, termometer digital dijamin lebih akurat karena memperlihatkan angka sampai bilangan yang terkecil. Juga, termometer jenis ini praktis dan hasil pengukurannya sangat cepat. Sayangnya, termometer digital sangat rentan terhadap udara lembap dan air. Belum lagi, harganya lebih mahal ketimbang yang konvensional.

Bagian badan si kecil yang bisa menjadi tempat meletakkan termometer adalah ketiak, mulut dan anus. Namun, akhir-akhir ini, teknologi termometer kian canggih sehingga termometer bisa juga ditaruh di telinga dan dahi.

Hanya saja, termometer kaca sama sekali tidak dianjurkan untuk ditaruh dalam mulut bayi. Kenapa? Kalau pecah, maka air raksa akan meracuni bayi.

Bagaimana termometer dimasukkan lewat anus? Sebenarnya, tidak jadi soal. Tapi, Andalah yang justru sering tidak tega melakukannya pada si kecil. Mengukur suhu tubuh melalui anus sebaiknya dilakukan oleh petugas kesehatan saja.

Ukur suhu tubuh si kecil secara berkala:
  1. Jika si kecil demam, pantau kondisinya dengan cara mengukur suhu tubuhnya secara berkala. Kira-kira setiap 4 hingga 6 jam.
  2. Segera bawa ke dokter, bila suhu tubuhnya meningkat hingga lebih dari 40 derajat celsius.
  3. Bila suhu tubuh bayi masih berkisar antara 38-39 derajat celsius, tunggu sampai  3 hari. Jika suhu tubuhnya tidak turun-turun juga, cepat bawa ke dokter.
  4. Agar hasil pengukuran termometer akurat, tunggu sampai bayi Anda tidur pulas dulu. Maklum, si kecil biasanya merasa geli kalau ketiak atau telinganya dimasukkan benda asing.
  5. Termometer khusus dahi belum banyak dijual di pasaran. Meskipun begitu, cara pemakaiannya mirip dengan termometer digital khusus telinga. Hanya setelah menekan tombol pada body termometer, gerakkan termometer dari kiri ke kanan. Begitu pula sebaliknya.

Olahraga Buat Si Kecil


Olahraga sangat penting bagi anak, untuk menambah berat badan dan menumbuhkan tenaga otot serta menyehatkan jantung dan paru-paru. Olahraga dianjurkan dari sejak usia dini. Itu sebabnya, bayipun dianjurkan untuk lebih sering dilepas bebas di lantai atau di tempat tidurnya. Sementara anak kecil, yang pada umumnya memang hampir tidak bisa diam, harus diberi kesempatan sebanyak mungkin untuk bergerak dan bermain aktif.

Dengan demikian si kecil mendapat kesempatan melatih seluruh ototnya, mengembangkan keseimbangan tubuhnya, memperlancar sirkulasi darah dalam tubuhnya, sehingga tubuhnya benar-benar menjadi sehat dan kuat.

Dengan demikian si kecil mendapat kesempatan melatih seluruh ototnya, mengembangkan keseimbangan tubuhnya, memperlancar sirkulasi darah dalam tubuhnya, sehingga tubuhnya benar-benar menjadi sehat dan kuat.

Olahraga buat si kecil ini tidak memerlukan gerakan-gerakan yang dikemas khusus sehingga secara kasat mata bisa dikategorikan jenis olahraga tertentu. Gerakan olahraga mereka bisa dibuat seperti sekadar bermain-main saja. Yang penting, dapat mencakup semua aktivitas yang sedang digemarinya sesuai dengan perkembangan gerak motoriknya. Untuk anak batita gerakan-gerakan tersebut antara lain meliputi kegiatan merangkak, melompat, berjalan sambil duduk, berjingkat, berlari, memanjat, meluncur, berayun, melempar, menarik dan memukul.

Ingat!

Sehabis beraktivitas, bermain maupun berolahraga, beri anak minum untuk menurunkan suhu tubuhnya sekaligus untuk mengganti cairan tubuhnya yang keluar bersama keringat.

Dalam beraktivitas, bermain maupun berolahraga, jangan terlalu lelah karena dapat menghilangkan selera makan karena dapat menghilangkan selera makan si kecil dan dapat pula mengganggu porsi istirahatnya.

Tip Mengenali Emosi Anak Anda


Untuk bisa lebih efektif memperkenalkan berbagai jenis emosi pada anak Anda, Anda perlu mengenali dulu emosi-emosi yang sedang mereka rasakan. Untuk itu simaklah tip berikut ini:
  1. Pekalah pada ungkapan emosi yang mereka tunjukkan. Ketika melihat si kecil menangis hanya karena mainannya dipinjam misalnya, coba periksa dengan cermat apa yang sedang terjadi dalam kehidupannya.
  2. Amati permainan yang si kecil mainkan. Pada anak-anak balita, isyarat-isyarat atas emosi yang sedang dialaminya seringkali diungkapkan dalam permainan khayalan.
    Kepekaan Anda sebagai orang tua dalam menangkap isyarat-isyarat yang ditunjukkan anak, akan membuat Anda lebih mampu tidak hanya untuk mendukung anak mengatasi masalahnya, tetapi juga menambah kemampuan anak untuk mengenali emosi-emosi yang dirasakannya.

Mengelola dan Mengekspresikan Diri Si Kecil


Usaha mengelola emosi sebenarnya sudah dijalankan sejak awal kehidupan. Bukankah sejak usia dini bayi tanpa sadar menghisap jempol untuk meredakan kecemasannya dalam menghadapi dunia yang asing dan menakutkan ini.

Perhatikan juga saat bayi mulai berjalan tertatih-tatih, sibuk mengekslorasi lingkungan. Atau, bagaimana tiap kali menghadapi hal-hal yang masih terasa asing, mereka segera menoleh mencari Anda.

Agar mampu mengontrol emosi, menjaga agar tindakannya tidak dikendalikan emosi semata, anak harus memahami apa yang diharapkan dari dirinya. Si kecil juga harus mengerti bahwa tiap tindakan membawa konsekuensi, baik pada diri sendiri atau orang lain.

Makin sering anak berlatih mengelola emosi, seperti meredakan emosi marah atau kecewa, makin tinggi kemampuannya mengelola emosinya.

Saat Si Kecil Mulai Berjalan


"Eeeh? anakku sudah bisa berdiri!" demikian kata seorang ibu dalam sebuah iklan televisi beberapa waktu yang lalu.

Memang perkembangan kemajuan fisik seorang anak akan sangat membahagiakan kedua orang tuanya. Tapi tentunya Anda pun mulai bertanya-tanya bila pertumbuhannya tidak seperti yang Anda harapkan. Setiap anak memiliki tahap tumbuh kembang yang berbeda. Sebagai orang tua Anda tak perlu khawatir akan perkembangan si Kecil, sepanjang pertumbuhannya masih dalam batas yang wajar. Sebagai perbandingan, tak ada salahnya Anda mengetahui tahap-tahap tumbuh kembang anak usia tiga tahun pertama. Sebab di usia inilah biasanya anak menunjukkan kemajuan yang berarti dalam kehidupannya. Di usia ini pula anak mulai menampakkan perkembangan fisik, intelektual, maupun kepribadiannya.

Usia 0 - 3 bulan

Hari-hari pertama kelahirannya merupakan masa penyesuaian bagi bayi. Lututnya pun masih sering tampak tertekuk, seperti ketika ia masih dalam kandungan. Di usia ini aktivitas sehari-harinya banyak diisi dengan tidur. Begitu menginjak usia enam minggu sampai usia tiga bulan, perkembangannya cukup berarti. Kaki sudah mulai lurus, dengan kepala sedikit terangkat. Ia mampu membalas senyum ter-hadap orang-orang di sekelilingnya. Tangannya sudah mampu menggenggam benda yang ada di tangannya.

Usia 3 - 6 bulan

Mulai usia 3 bulan, bayi sudah bisa mengangkat kepala sampai 90 derajat. Ia juga sudah pandai mengangkat dada. Benda apa saja yang dipegang cenderung dimasukkan ke dalam mulutnya. Jika di-ajak bermain, ia sudah bisa memberi respon, tertawa, menjerit dan sesekali berceloteh. Pada usia enam bulan, ia mampu berpindah dari posisi tengkurap ke posisi telentang. Sesekali tangannya menyangga tubuhnya, yang berada pada posisi setengah duduk. Gigi geligi su-dah mulai tumbuh, sehingga kemampuan mengunyahnya pun sudah mulai tampak.

Usia 6 - 12 bulan

Memasuki usia enam bulan, si kecil sudah bisa duduk tanpa dibantu. Ia pun sudah pandai tengkurap dan berbalik ke posisi telentang. Begitu memasuki usia sepuluh bulan, ia sudah bisa bertepuk tangan dan melambaikan tangan. Pada usia 12 bulan kakinya sudah mulai kuat menyangga tubuhnya untuk berjalan. Ia pun bisa mengucapkan satu dua buah kata.

Dongeng

Sedikit berkilas balik ke masa kecil, pernahkah Anda merasakan serunya didongengi oleh orang tua? Kini mungkin Anda berada di posisi sebagai "dalang" cerita untuk si buah hati. Tahukah Anda bahwa, membacakan cerita untuk si kecil ternyata tidak hanya dapat menghiburnya, tapi juga bisa mengembangkan kecerdasan emosinya sekaligus.

Kecerdasan emosi, atau Emotional Intelligence, membagi-bagi wilayah emosi menjadi beberapa bagian. Untuk mengembangkan semuanya, salah satu metode yang paling mudah dan bisa Anda lakukan adalah dengan mengajak si kecil mendengarkan cerita atau didongengi. Dengan catatan tentunya Anda sudah memfilter cerita yang akan disampaikan dengan baik sehingga bisa dicerna si kecil dengan mudah. Anda juga harus membumbuinya dengan nasihat dan bimbingan moral pada akhir cerita.

Tapi mengapa justru lewat cerita dan dongeng, kecerdasan emosi si kecil terbantu untuk terasah? Banyak manfaat yang dapat diambil dari sebuah cerita bermoral. Antara lain mengenalkan si kecil pada berbagai macam sifat manusia, perilaku sampai masalah yang dihadapi beserta solusinya. Buah hati Anda juga akan menambah pesat perbendaharaan katanya dengan cerita yang Anda sampaikan. Sisi plusnya lagi, bila ia menemui kata sukar yang tidak dimengerti, ia bisa langsung bertanya.

Memilih Perlengkapan Bayi


Beberapa perlengkapan yang dibutuhkan oleh bayi diuraikan berikut ini.

Pakaian
Belilah pakaian bayi dari bahan katun lembut dengan ukuran dan model yang nyaman dipakai. Beberapa jenis pakaian yang harus disiapkan adalah pakaian sehari-hari, pakaian tidur, baju hangat, kain bedong, selimut, sarung tangan, kaos kaki/sepatu lembut, topi lembut, dan alas untuk menyusui (jika diperlukan). Selama ini bayi yang baru lahir selalu menggunakan gurita. Sebaiknya, hal ini tidak perlu dilakukan lagi karena jika seseorang ibu tidak tahu cara pemakaiannya akan membahayakan si bayi. Misalnya, jika pemasangan gurita terlalu ketat, bayi akan muntah sehingga asupan nutrisi tidak mencukupi kebutuhan. Akibatnya, pertumbuhan bayi akan terhambat.

Popok
Belilah popok dari bahan katun yang lembut dan mudah menyerap air, dengan pengikat tali atau memakai peniti. Jika Anda ingin menggunakan popok sekali pakai, belilah yang daya serapnya tinggi untuk menghindari terendamnya kulit oleh air seni. Kulit yang terendam air seni akan menjadi biduran (bintik-bintik merah) dan mudah lecet.

Berikut ini beberapa perlengkapan bayi yang harus disediakan:
  1. Sabun lembut/cairan khusus untuk mandi.
  2. Kapas basah yang disimpan dalam wadah khusus atau tisu basah untuk membersihkan pantat.
  3. Handuk yang lembut (satu-dua buah)
  4. Bak mandi bayi.
  5. Dua ember plastik (bertutup) satu untuk menyimpan popok yang ada kotorannya (air seni) dan satu lagi untuk menyimpan pakaian dan handuk kotor.
  6. Tempat sampah kecil untuk menyimpan kapas/tisu kotor.
  7. Sisir yang lembut.
  8. Pemotong kuku bayi
Perlengkapan untuk menyusui (jika diperlukan):
  1. Enam botol susu dengan dotnya.
  2. Panci untuk merebus botol atau wadah untuk mensterilkan perlengkapan menyusui dengan tablet pensteril.
  3. Sabun cair dan sikat botol.
  4. Botol-botol ini berguna untuk menampung ASI yang diperas.

Imunisasi Anjuran untuk Si Kecil


Imunisasi yang wajib diberikan yaitu Imunisasi BCG, Hepatitis B, Polio, DPT, dan Campak telah dibahas sebelumnya. Kini akan dilanjutkan dengan imunisasi yang dianjurkan untuk diberikan pada si kecil. Tidak diwajibkan, tapi dianjurkan. Imunisasi itu antara lain:

HiB

Yaitu singkatan dari Hemofilus Influenza B. Imunisasi ini mencegah penyakit yang disebabkan oleh kuman HiB, yang dapat menimbulkan penyakit berat seperti radang paru (pneumonia) dan radang selaput otak (meningitis). Diberikan 4 kali yaitu pada saat si kecil berusia 2, 4, 6, dan 15 bulan:
  1. Vaksin HiB-1 diberi pada saat si kecil berusia 2 bulan. Vaksin ini dapat diberikan tersendiri atau dapat diberikan bersama-sama dengan vaksin DPT-1.
  2. Vaksin HiB-2, demikian juga, diberikan 2 bulan kemudian, yaitu pada saat si kecil berusia 4 bulan.
  3. Vaksin HiB-3, diberikan pada usia 6 bulan.
  4. Vaksin HiB-4, diberikan pada usia 15 bulan
MMR

Merupakan vaksin untuk mencegah penyakit Mumps (Gondongan), Measles (Campak), dan Rubella (Campak German). Diberikan dua kali yaitu pada usia 15 bulan dan 6 tahun:
  1. Vaksin MMR-1 diberikan pada saat usia si kecil 15 bulan. Tapi bila sampai usia 12 bulan si kecil belum mendapatkan vaksin campak, maka MMR dapat diberikan pada saat usianya 12 bulan.
  2. Vaksin MMR-2 diberikan pada saat usianya 6 tahun atau mulai masuk SD.
Tifoid

Diberikan pada saat si kecil berusia lebih dari 2 tahun hingga usianya 12 tahun. Diberikan setiap tiga tahun.

Hepatitis A

Diberikan juga setelah si kecil berusia lebih dari 2 tahun, hingga usianya 12 tahun. Diberikan dua kali dengan selang waktu 6 hingga 12 bulan.

Varisela

Diberikan pada saat si kecil berusia 10 - 12 tahun.

Menyusui dan Minum Obat


Ibu menyusui harus memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi, karena asupan yang masuk ke tubuh ibu juga akan dikonsumsi oleh bayi, melalui ASI. Termasuk ketika Ibu harus mengkonsumsi obat.

Pada umumnya ada tiga jenis daftar obat yang harus Ibu perhatikan pemakaiannya ketika menyusui, di samping tentu saja sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter.

Daftar pertama adalah obat-obatan yang tidak boleh dikonsumsi/tidak dianjurkan untuk dipakai oleh ibu yang sedang menyusui, yaitu:
  1. Obat analgesik dan anti radang: Indomethacin, Phenylbutazone, garam emas (gold salts)
  2. Obat antibiotika dan antiinfeksi: Chloramphenicol, Nalidixic acid, Tetracycline
  3. Obat antikoagulan dan obat kardiovaskuler: Phenindione
    Obat saraf: Lithium
  4. Hormon dan obat-obat yang bekerja pada sistem endokrin: Iodine, Estrogen
  5. Obat-obat lain: Antineoplastik (obat kanker), Atropine, Ergot, Ergotamine, Vitamine A dan D dalam dosis besar.

Gejala Gangguan Kehamilan Pada Ibu


Untuk dapat mengatasinya, kita harus mengenal terlebih dahulu gejala-gejala daripada gangguan itu sendiri.

Beberapa gejala gangguan kehamilan yang dapat terjadi pada ibu hamil, antara lain :
  1. Perdarahan
    Walaupun pendarahan yang terjadi hanya sedikit, dapat berakibat buruk pada ibu. Pendarahan dapat mengakibatkan keguguran, plasenta praevia, placenta abruption, serta melahirkan prematur.
  2. Sakit pada bagian perut.
    Rasa sakit yang diderita ibu memungkinkan terjadinya kehamilan terjadi di luar rahim, keguguran, placenta abruption, kontraksi, melahirkan premature.
  3. Bagian perut mengencang dalam waktu yang cukup lama, kejang, sebentar-sebentar mengalami kontraksi.
    Gejala ini menimbulkan kemungkinan ibu melahirkan bayi prematur.
  4. Bagian perut terasa keras, sakit, dengan atau tanpa pendarahan di vagina.
    Gejala ini menimbulkan keadaan placenta abruption.
  5. Vagina mengeluarkan cairan.
    Jika Anda mengalami gejala seperti ini, gangguan yang mungkin saja terjadi adalah selaput pecah.
  6. Bagian tangan, kaki atau wajah membengkak secara mendadak.
    Pembengkakan yang tiba-tiba terjadi ini, dapat menyebabkan terjadinya hipertensi yang dapat mempengaruhi kehamilan atau pre-eclampsia.
  7. Sakit kepala yang hebat dan berkepanjangan.
    Jika ibu mengalami sakit kepala yang amat sangat dan berkepanjangan, gangguan yang mungkin saja terjadi adalah hipertensi.
  8. Gangguan penglihatan.
    Jika ibu mengalami gangguan pengelihatan, seperti melihat dengan remang-remang, kelap-kelip, atau buta pada titik tertentu, gangguan yang mungkin terjadi adalah hipertensi.
  9. Sakit kepala ringan hingga berat, dan terjadi secara berkepanjangan.
    Jika mengalami gangguan sakit kepala ringan, hingga berat dalam jangka waktu yang berkepanjangan, gangguan yang mungkin terjadi adalah hipertensi.
  10. Terjadi perubahan yang nyata pada kegiatan janin.
    Gejala yang demikian dapat disebabkan karena kesulitan yang dialami janin, akibat ditentukan oleh penghitungan gerakan janin.
  11. Mengalami rasa sakit pada bagian kaki.
    Jika ibu mengalami gejala menderita sakit pada bagian kakinya, ketika berdiri atau berjalan, dan kemudian menjadi merah, mungkin disebabkan sebagai akibat trombosis urat darah halus (peradangan dan penggumpalan darah pada pembuluh darah).
  12. Mengalami sakit yang amat sangat pada daerah sekitar pangkal paha.
    Jika ibu mengalami sakit parah pada daerah sekitar pangkal paha, ditandai dengan melemahnya gerakan-gerakan kaki, dapat disebabkan karena adanya ketegangan atau pemisahan sendi pertautan tulang kemaluan (pubic symphysis joint).
  13. Merasa sakit atau panas ketika buang air kecil.
    Rasa sakit atau panas saat buang air kecil dapat terjadi karena infeksi saluran air seni, atau bisa juga adanya penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks.
  14. Iritasi pada vagina, rasa sakit atau gatal-gatal pada alat kelamin.
    Vagina terasa gatal dan sakit, terjadi akibat adanya infeksi pada vagina.
  15. Mengalami demam (suhu di atas 380 derajat).
    Dengan demam, tubuh memberi signal mengalami gangguan infeksi.
  16. Mual dan muntah.
    Infeksi dapat menyebabkan ibu merasa mual, dan mengalami muntah dalam keadaan yang cukup lama. Atau dapat juga mengalami muntah-muntah yang berlebihan selama tiga bulan pertama kehamilan (hyperemesis gravidarum).
Sumber: Human Health

Kehamilan: Bulan III dan IV


Sekarang kehamilan Ibu sudah memasuki bulan ketiga. Perubahan fisik akan adanya kehamilan semakin nyata. Dan bagaimana keadaan janin dalam kandungan memasuki bulan ketiga dan keempat ?

Bulan III

Baju Anda mulai kesempitan? Wah, itu namanya pertanda bagus. Jadi bersiap-siaplah untuk membeli baju yang lebih longgar. Apakah Anda masih merasa mual-mual. Sepanjang tidak berlebihan Anda tidak perlu khawatir. Mual-mual adalah tanda bahwa hormon kehamilan Anda cukup baik. Tapi umumnya pada akhir trimester ketiga, rasa mual pun sudah mulai berkurang.

Pada akhir bulan ketiga, panjang si kecil sudah mencapai sekitar 12 cm dan beratnya kira-kira 40 gram. Masih kecil ya. Walau begitu, tangan dan kakinya sudah mulai bergerak lho. Kuku pun mulai tumbuh. Tapi, jangan berharap Anda dapat merasakan gerakannya pada saat ini.

Organ seksual juga mulai terbentuk pada masa ini. Saluran kencing telah berkembang dan berfungsi.

Bulan IV

Nah, mudah-mudahan rasa mual sudah tidak mengganggu Anda lagi. Walau begitu, rasa mual masih tetap dirasakan oleh sebagian wanita. Bulan IV adalah bulan di mana sebagian orang mulai menyadari bahwa Anda sedang mengandung si buah hati (tanpa perlu diberitahu sebelumnya).

Si kecil sekarang semakin bertambah besar. Panjangnya sudah mencapai antara19 dan 25 cm. Gerakannya mulai dapat dirasakan oleh ibu, khususnya pada mereka yang sudah pernah mengalami kehamilan sebelumnya.

Tirah Baring Saat Hamil Membuat Tulang Keropos


Ibu hamil yang dianjurkan untuk melakukan tirah baring selama kehamilannya, akan berisiko untuk mengalami kehilangan massa tulangnya atau menyebabkan tulangnya menjadi keropos.

Demikian kesimpulan dari hasil pengukuran densitas mineral tulang yang dilakukan terhadap 181 wanita yang mendapat perawatan antenatal, dengan usia kehamilan antara 16 hingga 36 minggu.

Rata-rata wanita yang disarankan dokter untuk melakukan tirah baring mengalami kehilangan massa tulang sebesar 4,6 % dibanding dengan wanita yang tidak melakukan tirah baring, yang hanya sebesar 1,5 %. Sedang wanita yang melakukan tirah baring 6,5 kali lebih besar kemungkinannya untuk mengalami kehilangan massa tulang sebesar 5 % atau lebih saat usia kehamilannya 20 minggu.

Penelitian ini masih akan berlanjut untuk mengetahui berapa lama tirah baring yang dapat menyebabkan kehilangan massa tulang dan bagaimana pemulihan kehilangan massa tulang ini setelah kehamilan.

Tapi untuk sementara ini, para peneliti menyarankan agar wanita yang disarankan untuk melakukan tirah baring karena masalah dalam kehamilannya, sebaiknya benar-benar dievaluasi dengan cermat karena adanya kemungkinan bahaya yang mengancam pada kesehatan tulangnya.

Sumber: American Journal of Obstetrics and Gynecology

Problema Kulit Saat Hamil


Sebagai perempuan, pasti Anda ingin selalu terlihat cantik dan menawan. Meskipun di saat hamil, Anda tidak ingin terlihat buruk. Padahal di saat kehamilan ada beberapa perubahan yang terjadi pada kulit Anda. Perubahan pada kulit selama masa kehamilan terjadi karena perubahan hormonal ataupun akibat perubahan berat tubuh. Untuk itu, sebaiknya Anda kenali perubahan tersebut dan cara penangganannya.

Melasma. Biasanya akan timbul bercak-bercak coklat pada kulit, terutama pada seputar mata, pipi dan dekat bibir atas. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan hormonal yang membuat kulit menjadi peka terhadap sinar matahari. Untuk perawatannya, Anda bisa coba gunakan produk yang mengandung bahan peluruh maupun bahan penipis noda seperti AHA, hydroquinone maupun retinol sesudah masa menyusui. Untuk mencegahnya selama hamil, sebaiknya Anda gunakan tabir surya setiap akan beraktivitas di luar.

Stretch Mark. Biasanya akan muncul tanda parut yang berwarna kemerahan pada kulit di sekitar perut. Hal ini diakibatkan oleh melebarnya jaringan kulit karena secara tiba-tiba harus menyangga beban tambahan. Untuk perawatannya, Anda tidak bisa hilangkan secara total tetapi setidaknya berkurang. Anda bisa gunakan pelembab seperti minyak zaitun atau minyak vitamin E selama dan sesudah kehamilan. Agar mengurangi resiko timbulnya stretch mark, sebaiknya Anda jaga berat badan Anda karena biasanya pada saat hamil berat tubuh akan naik secara drastis.

Jerawat. Jika biasanya Anda tidak pernah berjerawat, mungkin pada saat Anda hamil nanti akan mengalami hal tersebut. Hal ini dikarenakan perubahan hormon yang ada dalam tubuh Anda dan ini termasuk hal yang wajar saja. Untuk perawatannya, sebaiknya Anda jangan sembarangan menggunakan obat yang mengandung antibiotika, BHA dan AHA.

Kenaikan Berat Badan Ibu Selama Kehamilan


Kenaikan berat badan ibu hamil selama kehamilan adalah sekitar 10 hingga 12,5 kg, termasuk penimbunan lemak pada ibu sekitar 3,5 kg, yang setara dengan 30.000 kkal. Pada trimester pertama, kenaikan berat badan ibu hanya 1 kg, trimester kedua 3 kg, dan trimester ketiga 6 kg. Pada trimester ketiga sekitar 90% dari kenaikan tersebut digunakan untuk pertumbuhan janin, plasenta, dan cairan amnion. Terdapat perbedaan kenaikan berat badan wanita hamil antara yang cukup gizi dan yang tidak.

Pola umum kenaikan berat badan ibu hamil adalah sebagai berikut:
  1. Trimester I (1 kg) : Kenaikannya minimal; seluruhnya adalah bagian dari ibu.
  2. Trimester II (3 kg) : Kenaikannya sekitar 0,3 kg/ minggu; sekitar 60% adalah bagian dari ibu
  3. Trimester III (6 kg) : Kenaikannya sekitar 0,3 hingga 0,5 kg/ minggu; sekitar 60% adalah bagian dari janin
Sedangkan timbunan lemak di tubuh ibu sekitar 3 hingga 3,5 kg, sehingga pada umumnya kenaikan berat badan ibu selama kehamilan di negara maju berkisar antara 10 hingga 12,5 kg, sedangkan di negara berkembang berkisar antara 5 hingga 7 kg.

Kenaikan berat badan ibu hamil dapat dipakai sebagai indeks untuk menentukan status gizi ibu hamil karena terdapat kesamaan dalam jumlah kenaikan berat badan diwaktu hamil pada semua ibu hamil.

Menurut American Journal of Clinical Nutrition, waktu yang tepat untuk melaksanakan program suplementasi gizi ibu hamil adalah pada trimester II dan III kehamilan dimana pertumbuhan janin berjalan dengan cepat. Suplementasi gizi dapat memberikan dampak menurunkan angka bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) jika diberikan pada mereka yang benar-benar membutuhkan, yaitu mereka yang makanan sehari-harinya kurang bergizi atau mereka yang berasal dari golongan sosial ekonomi rendah.

Ibu Hamil dengan Risiko Tinggi


Apa yang dimaksud dengan "Ibu hamil berisiko tinggi"? Yaitu Ibu hamil yang mengalami risiko atau bahaya yang lebih besar pada waktu kehamilan maupun persalinan dibandingkan dengan Ibu hamil yang normal.
Siapakah yang termasuk ke dalam kelompok Ibu hamil dengan risiko tinggi?
  1. Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm
  2. Bentuk panggul Ibu yang tidak normal
  3. Badan Ibu kurus dan pucat
  4. Umur Ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
  5. Jumlah anak lebih dari 4 orang
  6. Jarak kelahiran anak kurang dari 2 tahun
  7. Adanya kesulitan pada kehamilan atau persalinan sebelumnya
  8. Pernah terjadi keguguran sebelumnya
  9. Kepala pusing hebat dan kaki sering bengkak
  10. Perdarahan pada waktu hamil
  11. Keluar air ketuban pada waktu hamil
  12. Batuk-batuk yang cukup lama
  13. Bahaya apa saja yang dapat ditimbulkan akibat Ibu hamil dengan risiko tinggi?
  14. Bayi lahir belum cukup bulan
  15. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR)
  16. Keguguran?
  17. Persalinan yang tidak lancar?
  18. Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan
  19. Janin mati dalam kandungan
  20. Ibu hamil/ bersalin meninggal dunia
  21. Keracunan kehamilan
Apakah kehamilan risiko tinggi dapat dicegah ? Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan sejak dini sehingga dapat dilakukan tindakan untuk mencegahnya agar tidak lebih parah. Pencegahan kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dengan cara memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke Puskesmas atau Rumah Sakit (paling sedikit empat kali selama masa kehamilan), pemeriksaan harus lebih sering dan lebih intensif bila ditemukan adanya kelainan, dan mengonsumsi makanan yang bergizi (memenuhi 4 sehat 5 sempurna).