Ada kalanya para ibu ingin sedini mungkin anak mempunyai kemampuan yang melebihi usianya agar tampak hebat dibandingkan dengan anak sebayanya. Hal ini sah-sah saja, selama anak dirangsang kecerdasannya dengan memperhatikan lima aspek berikut ini:
- Hampir seluruh waktu anak dipakai untuk tidur dan bermain. Maka bila Anda ingin mengajarkan sesuatu padanya, jadikanlah kegiatan belajar tersebut sebagai bagian dari kegiatan bermain.
- Setiap anak di usia ini memiliki dorongan eksplorasi (menyelidiki), memeriksa, mencoba, mencari hal-hal baru, belajar menggunakan alat-alat inderanya dan memuaskan rasa ingin tahunya, yang sangat besar. Tetapi karena perkembangan rasa egonya yang juga sedang memuncak, sering kali dorongan itu hilang hanya karena ia merasa dipojokkan. Misalnya karena dipaksa, dikritik, atau dihukum. Karena itu rangsanglah setiap minatnya dengan cara yang lebih positif.
- Bagaimanapun hasil akhir "tugas" yang Anda berikan padanya, sebaiknya diterima dengan rasa suka cita dan bangga. Pujilah ia dan berilah ia hadiah. Ingat, hadiah tidak selalu harus berupa barang, melainkan berupa tepukan lembut di kepala, usapan sayang dan pelukan hangat, juga sangat berarti baginya.
- Proses belajar bagi anak seusia ini haruslah berlangsung dalam suasana gembira dan selalu disesuaikan dengan umur dan kemampuannya. Sebab tujuan akhir dari segala aktivitas yang Anda berikan padanya adalah untuk membuat anak merasa bahagia.
- Menjawab pertanyaan anak juga merupakan proses belajar yang intinya sama dengan merangsang kecerdasan anak. Sesibuk apapun Anda, ambil waktu untuk menjawab setiap keingintahuan anak. Kurang bijaksana kalau Anda menunggu sampai "jadwal" belajar yang Anda programkan tiba.
Ingat!
Banyak kasus yang menunjukkan
perkembangan anak baik fisik, kognitif maupun sosialnya terganggu karena
buruknya hubungan emosi ibu dan anak. Itu sebabnya motto "Asih, asuh,
asah", harus tetap dipegang orang tua dalam mengupayakan tumbuh-kembang
anak seoptimal mungkin.
Asih adalah kebutuhan emosi atau
kasih sayang. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan rasa aman yang diwujudkan
dalam kontak fisik dan psikis sedini mungkin.
Asuh adalah kebutuhan fisik biomedis
yaitu kebutuhan anak akan pangan (gizi), perawatan kesehatan primer seperti
imunisasi, papan, higienis dan sanitasi, sandang, kesegaran jasmani (olahraga)
dan rekreasi.
Asah adalah kebutuhan akan stimulasi
mental. Kebutuhan ini merupakan cikal bakal proses belajar (pendidikan dan
pelatihan) pada anak. Stimulasi mental ini sangat penting di usia batita ini.
No comments:
Post a Comment