Saturday, 29 September 2012
ASI Bantu Mematangkan Sel-sel Saraf
Kecerdasan seseorang sebenarnya dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor keturunan (genetik atau bawaan) dan juga faktor lingkungan. Orang tua yang cerdas umumnya anaknya akan cenderung cerdas pula, apalagi adanya lingkungan yang mendukung perkembangan kecerdasannya sejak masih di dalam kandungan, masa bayi, dan balita.
Jadi walaupun kedua orang tuanya cerdas, namun jika lingkungannya tidak menyediakan kebutuhan pokok untuk pengembangan kecerdasannya, maka potensi kecerdasannya tidak dapat berkembang secara optimal.
Salah satu kebutuhan pokok pengembangan kecerdasan adalah melalui asupan gizi yang diterima si anak sejak masih di dalam kandungan melalui asupan makanan ibunya. Sedangkan setelah bayi lahir, diperlukan ASI yang kaya akan zat gizi untuk menunjang proses tumbuh kembang otak.
Namun, agar ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan anak, ibu harus mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang setiap hari selama hamil maupun menyusui. Ibu juga perlu mengonsumsi makanan yang kaya protein, misalnya ikan, daging, telur, tempe, tahu, dan susu skim, serta lebih banyak mengonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan.
Beberapa zat gizi dalam ASI yang berperan dalam pertumbuhan otak, yaitu:
Asam lemak esensial
ASI merupakan sumber asam lemak esensial, yaitu asam lemak yang harus dipenuhi kebutuhannya dari luar tubuh. Asam lemak esensial di dalam tubuh bayi akan diubah menjadi DHA (asam dokosaheksanoat) dan AA (asam arakhidonat). Lemak di dalam ASI berfungsi sebagai sumber energi. Selain itu, sebagian kecil lemak berfungsi sebagai mikronutrien yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan otak. Lipid sebagai mikronutrien terutama terdapat dalam bentuk fosfolipid.
Pada saat hamil dan masa awal kehidupan telah dihasilkan kurang lebih 6-10 ribu hubungan sinaps antar sel saraf. Materi dasar untuk terbentuknya sinaps ini adalah adanya asam lemak esensial di dalam ASI. Oleh karena itu, perkembangan mental dan kecerdasan anak bergantung pada kecukupan suplai asam lemak esensial pada periode penting tersebut.
Apabila tubuh bayi mendapatkan cukup DHA melalui ASI ibunya, maka proses pembentukan otak serta pematangan sel-sel saraf di dalam otaknya akan berjalan dengan baik.
Protein
Komponen dasar protein adalah asam amino yang berfungsi membentuk struktur otak. Beberapa jenis asam amino tertentu, yaitu taurin, triptofan, dan fenilalanin, merupakan senyawa yang berfungsi sebagai penghantar atau penyampai pesan (neurotransmitter). Protein yang terkandung di dalam ASI sekitar 1.2 gram per 100 ml ASI.
Vitamin B Kompleks
Beberapa jenis vitamin B yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang otak adalah vitamin B1, vitamin B6, dan asam folat (vitamin B9). Bila kebutuhannya tidak terpenuhi, maka akan timbul gangguan terhadap pertumbuhan dan fungsi otak serta sistem saraf.
Kolin
Kolin merupakan pembentuk sejenis neurotransmitter, yang disebut dengan asetilkolin. Kolin juga merupakan bagian dari lesitin, yaitu suatu fosfolipid yang banyak terdapat di otak sebagai pembentuk membran sel saraf.
Yodium, zat besi, dan zat seng
Yodium dibutuhkan untuk pembentukan hormon tiroksin, yaitu jenis hormon yang diperlukan dalam pembentukan protein untuk membantu proses tumbuh kembang otak. Sedangkan zat besi dibutuhkan dalam proses pembentukan mielin. Zat besi disimpan di dalam berbagai jaringan otak selama 12 bulan pertama sejak bayi lahir. Seng merupakan bagian dari sekitar 300 jenis enzim yang membantu pembelahan sel. Kekurangan zat seng di dalam otak dapat menyebabkan gangguan fungsi otak yang disebut ADHD (attention deficit hyperactive disorder).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment