Saturday, 29 September 2012
EQ vs IQ
EQ bukanlah lawan dari IQ atau kemampuan kognitif, melainkan keduanya berinteraksi secara dinamis pada level konseptual dan di dunia nyata. Idealnya, seseorang dapat memiliki kelebihan baik dalam kemampuan kognitif dan kemampuan sosial dan emosional sekaligus.
Perbedaan antara IQ dan EQ mungkin adalah EQ lebih sedikit membawa faktor genetik, sehingga peran orang tua dan pendidik sangat besar dalam menentukan kesempatan si anak untuk sukses.
Karena itulah, pada awalnya konsep kecerdasan emosional dihubungkan dengan implikasinya dalam cara mendidik anak-anak, tapi kemudian berkembang pada kepentingannya di dunia kerja dan dalam hubungan antarmanusia dan berbagai aktivitas.
IQ, Ditentukan Banyak Faktor
Para pakar ilmu sosial sebenarnya masih berargumen mengenai apa sesungguhnya yang membentuk IQ seseorang. Tapi kebanyakan profesional setuju, bahwa IQ dapat diukur dengan suatu alat test intelegensi standar seperti Skala Intelegensi Wechsler, yang mencakup baik kemampuan verbal dan nonverbal, termasuk daya ingat, bahasa, pemecahan masalah, konsepsi, persepsi, pengolahan informasi, dan kemampuan abstraksi.
Namun sebenarnya hasil dari metode pengukuran yang diciptakan oleh Wechsler, dan juga beberapa metode pengukuran 'faktor intelegensi umum' ciptaan ahli lainnya, ini bersifat temporer. Hasil tes IQ yang baik juga bergantung pada beberapa hal, misalnya latihan, stimulasi dan kondisi fisik yang dialami anak.
Di sisi lain, perilaku, kesehatan mental, pendidikan, dan nilai yang dianut ibu, faktor keluarga dan perkembangan usia juga memungkinkan perolehan hasil yang berberda. Apalagi dalam jangka waktu tertentu bisa saja anak mengalami hal-hal yang traumatis, dan ini akan mempengaruhi hasil tes. Sehingga hasil pengukuran IQ merupakan perolehan suatu tes pada suatu saat tertentu saja.
Oleh karena itu, saat ini telah dikembangkan pemeriksaan menyeluruh untuk mengetahui intelegensi anak (System Multicultural Pluralistic Assessment). Tes ini merupakan gabungan dari tes IQ model Wechsler, tatap muka dengan anak dan orangtua untuk mengetahui sejarah kesehatan anak, dan latar belakang sosiokultural keluarga.
Tes juga mencakup pengukuran tingkah laku adaptif anak, perilaku nonakademis di lingkungan kesehariannya, dan pemeriksaan fisik dan kesehatan secara lengkap hingga menyangkut ketrampilan motorik halus dan kasar, serta kemampuan penglihatan dan pendengaran. Dengan pemeriksaan menyeluruh ini, kemampuan potensial anak bisa diketahui secara lebih tepat.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment