Penyakit lupus (Systemic Lupus Erythematosus / SLE) dikatakan sebagai lupus karena penyakit ini menyebabkan ruam merah di pipi dan sekitar hidungpada banyak penderitanya, dan kata lupus digunakan untuk menjelaskan kelainan kulit.
Dahulu pada awalnya, penyakit lupus dianggap sebagai penyakit kulit biasa, namun pada tahun berikutnya, dokter menyadari bahwa lupus ternyata tidak hanya penyakit kulit saja, namun juga menyerang organ tubuh lainnya.
Lupus merupakan penyakit autoimun. Tubuh penderita membentuk kekebalan tubuh terhadap organ tubuhnya sendiri. Misalnya terjadi pada ginjal, hati, sendi, sel darah, dan lain sebagainya. Di dalam tubuh seseorang terdapat antibodi yang berfungsi menyerang penyakit yang akan masuk ke dalam tubuh. Seseorang yang terkena penyakit ini, di dalam tubuhnya kan membentuk antibodi yang berlebihan. Akibatnya, antibodi justru menyerang sel dan jaringan tubuh yang sehat.
Antibodi yang berlebihan tersebut masuk ke seluruh jaringan tubuh dengan beberapa cara, yaitu:
1. Antibodi dapat langsung menyerang sel tubuh seperti sel darah merah, sehingga menyebabkan sel hancur. Hal inilah yang menyebabkan penderita kekurangan sel darah merah atau anemia.
2. Antibodi dapat bergabung dengan antigen yang merupakan zat perangsang pembentukkan antibodi, yang kemudian membentuk ikatan yang disebut kompleks imun. Gabungan antibodi dan antigen akan mengalir bersama darah hingga tersangkut di pembuluh darah kapiler dan menimbulkan peradangan.
Dalam keadaan normal, komplek imun itu akan dibatasi oleh sel radang (fagosit). Namun dalam keadaan tidak normal, kompleks imun tidak dapat diatasi dengan baik. Sel radang tadi bertambah banyak dengan mengeluarkan enzim yang menimbulkan peradangan komplek. Akibatnya, proses peradangan akan berkepanjangan dan merusak organ tubuh, mengganggu fungsinya.Hal itu akan terlihat sebagai gejala penyakit yang dalam jangka panjang akan mengganggu fungsi organ tubuh. Lupus juga dikenal sebagai penyakit seribu wajah karena menyerangn semua sistem organ dan gejalanya bervariasi.
Penyakit lupus dapat diderita siapa saja tanpa kecuali. Namun wanita lebih beresiko 6 hingga 10 kali dibandingkan pria, terutama pada usia 15 hingga 50 tahun. Karenanya, lupus seringkali menimbulkan berbagai masalah kesehatan, contohnya saja keguguran (jika seorang wanita sedang hamil terkena penyakit lupus), gangguan perkembangan janin, atau dapat menyebabkan bayi meninggal saat dilahirkan.
Bangsa Asia dan Afrika lebih rentan terkena penyakit in dibandingkan dengan kulit putih.
Penyebab penyakit lupus belum dapat diketahui, namun telah diketahui beberapa alasan mengapa wanita mudah terkena penyakit ini. Di antaranya :
1. Adanya dugaan kuat bahwa lupus berhubungan dengan hormon estrogen. Hal ini dapat dilihat oleh banyaknya wanita usia produktif yang terkena lupus.
2. Lingkungan ikut berperan serta, seperti infeksi, sinar ultra violet, alergi, stres, pemakaian obat-obat tertentu.
3. Faktor keturunan. Namun seberapa besar pengaruhnya berbeda pada setiap orang.
Pengobatan terhadap penyakit lupus dilakukan dengan memberikan obat hormon yang disebut steroid. Pengobatan terhadpa penyakit ini memerlukan pengobatan jangka panjang. Sekali penderita menghentikan pengobatannya, maka ia harus mengulanginya lagi dari awal. Selain itu dianjurkan juga untuk menghindari faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit ini, seperti terkena sinar matahari yang berlebihan, stres, dll. Bangunlah sikap mental positif olahraga, mengkonsumsi nutrisi yang cukup, dan lakukan kontrol rutin dengan dokter.
Tuesday, 30 August 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment