Tuesday, 30 August 2011

Gizi untuk Ibu Menyusui

ASI telah terbukti secara ilmiah merupakan makanan yang tepat untuk bayi yang baru lahir. Selain mengandung zat-zat gizi paling lengkap yang dibutuhkan untuk perkembangan kecerdasan maupun emosi anak, ASI mengandung zat immunoglobulin (zat antibodi) yang berfungsi untuk melindungi bayi dari segala infeksi.

Itu sebabnya susuilah bayi Anda sesegera mungkin, begitu bayi lahir sampai minimal usia 4 hingga 6 bulan, tanpa memberi makanan tambahan lain. Sebagaimana dikemukakan pakar pangan dan gizi, Prof. Dr. FG Winarno, bayi dengan berat 4 kilogram memerlukan 660 ml ASI per hari dan 825 ml per hari untuk bayi dengan berat 5 kilogram.

Kecukupan gizi ASI juga dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi ibu. Prinsip makan asal kenyang hendaknya dibuang jauh-jauh. Pertahankanlah konsumsi makanan bergizi, sehat, beragam dan berimbang, seperti halnya ketika Anda sedang hamil dulu.

Sebagai gambaran, selama Anda memberikan ASI eksklusif (4 hingga 6 bulan), setiap hari Anda harus mendapatkan tambahan kalori dan protein sebesar 700 kalori, selanjutnya 500 kalori, dan pada tahun kedua 400 kalori. Dalam buku Meat & Potatoes of Breastfeeding karya Jill Dalley disebutkan, kalori yang harus dipenuhi ibu menyusui sebesar 2100 hingga 2900 kalori.

Untuk mencukupi jumlah itu Anda dapat memenuhi dari kelompok bahan makanan yang terdiri dari karbohidrat (nasi, roti, produk-produk sereal, mie, dan umbi-umbian), protein maupun nabati (tahu, tempe), vitamin dan mineral (sayuran dan buah-buahan), dan lemak.

Perbanyaklah mengkonsumsi kacang-kacangan, sayuran dan buah-buahan, serta makanan yang kaya protein, kalsium dan zat besi. Kacang-kacangan, daun katuk, oyong, dan pare dipercaya dapat meningkatkan kekentalan ASI, sehingga kualitas ASI menjadi lebih baik. Sayuran dan buah - buahan? banyak mengandung vitamin dan mineral.

Selain faktor makanan, keberhasilan Anda dalam menyusui tak terlepas dari dukungan keluarga dan keikhlasan Anda. Suasana hati yang diliputi rasa sedih, gelisah, emosional, dan was - was dapat menghambat keluarnya ASI. Sebaliknya suasana damai dapat memperlancar keluarnya ASI. Apalagi jika ditunjang dengan olahraga yang cukup.

Hubungan akrab dengan keluarga dekat seperti ibu, mertua, nenek, yang biasanya menunggui setelah persalinan juga memberikan rasa aman pada ibu menyusui maupun bayinya. Janganlah menyerah, dengan berdalih Anda pasti akan gagal menyusui.

No comments: