Bayi prematur memang telah diketahui berisiko untuk menderita sejumlah gangguan pada kesehatannya. Dan salah satu penelitian terbesar yang dilakukan baru-baru ini, meneliti 1.200 bayi yang lahir secara prematur di Inggris dan Irlandia. Dari penelitian ini terlihat, 40% bayi yang sangat prematur (lahir kurang dari 25 minggu usia kehamilan) ternyata mengalami gangguan belajar secara bermakna.
Pada tahun 1995, di Inggris ada sekitar 4.000 bayi yang lahir dengan masa kehamilan 20-25 minggu. Hanya 1.200 bayi yang lahir dengan selamat, 811 bayi harus dirawat dalam NICU (Neonatal Intensive Care Unit). Dan sekitar 300 bayi yang akhirnya dapat diselamatkan dan pulang ke rumah. Seperempat anak-anak ini menderita gangguan berat seperti serebral palsi, kebutaan, tuli dan gangguan perkembangan.
Peneliti memeriksa anak-anak ini lagi saat mereka berusia 6 tahun untuk mengetahui tingkat kecerdasan mereka (IQ), perhatian, kemampuan berbahasa dan kemampuan untuk memahami suatu masalah. Hasilnya, 40% anak mempunyai masalah perkembangan kognitif dari tingkat sedang hingga berat dibanding dengan 2% dari kelompok kontrol dari teman sekelas mereka. Masalah kognitif ini dua kali lebih banyak terjadi pada anak laki-laki yang lahir pada usia kehamilan 23-25 minggu.
Sehingga yang terpenting adalah mencegah seorang bayi lahir belum pada waktunya. Bila seorang bayi dilahirkan lebih cepat dari yang diperkirakan, apalagi di usia kehamilan yang kurang dari 25 minggu, harus disadari bahwa ini dapat menjadi berakibat serius, risiko kematian juga tinggi, dan bila bayi tersebut selamat maka kemungkinan untuk mengalami gangguan pada fisik maupun perkembangannya juga besar.
Lamanya suatu kehamilan yang normal berlangsung sekitar 40 minggu.
Tuesday, 30 August 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment