Ingin balita Anda kelak tumbuh sehat dan cerdas?
Mudah saja. Anda hanya perlu menanamkan pola makan yang sehat dan memberikan variasi makanan yang bergizi seimbang sejak kecil. Makanan sehat artinya kaya akan zat gizi yang diperlukan tubuh untuk pertumbuhan badan dan perkembangan otak. Sedangkan makanan bergizi seimbang untuk mensuplai kebutuhan energi, protein, vitamin dan mineralnya sehari-hari. Pengenalan variasi makanan juga tak kalah penting, agar kelak anak tidak menolak saat diberi aneka makanan.
Mengapa semua ini sudah harus diupayakan sejak usia balita? Usia balita adalah usia yang sangat vital. Di usia ini, pertumbuhan sel otak berlangsung cepat hingga usia 3 hingga 4 tahun. Agar perkembangan sel otak yang berdampak pada kecerdasan dan mental anak? tumbuh sempurna, dibutuhkan gizi makanan yang cukup. Pertumbuhan yang cepat pada usia balita juga memerlukan tambahan konsumsi zat pembangun dan pengatur. Sementara aktivitas anak perlu ditunjang dengan tambahan bahan makanan sumber tenaga.
Apa saja pedoman menu sehat tambahan untuk balita?
1. Setelah anak berusia 1 tahun, anak sudah boleh diberi makanan yang sama dengan orang dewasa. Yang penting, keanekaragaman makanannya terpenuhi.
2. Untuk menunjang kebutuhan aktivitas balita, berikan bahan makanan sumber tenaga, yaitu karbohidrat yang banyak terdapat pada makanan pokok seperti nasi, roti, jagung, singkong, ubi jalar, talas, atau havermut.
3. Untuk mendukung perkembangan kognitif atau kecerdasan balita, dibutuhkan bahan makanan sumber protein (hewani dan nabati) dan zat besi. Sebagai zat pembangun, protein juga diperlukan untuk pembentukan berbagai jaringan tubuh baru. Protein dan zat besi diperoleh dari lauk pauk seperti ikan, daging, hati, putih telur, tahu, tempe, dan kacang-kacangan, dan sayuran hijau.
4. Untuk mengatur proses metabolisme dan pertumbuhan tubuh, diperlukan bahan makanan sumber vitamin dan mineral, terutama vitamin A, B, C, D, E, dan K yang banyak terdapat pada buah-buahan. Sebagai pilihan, Anda bisa menyajikan menu tambahan berupa aneka jus buah.
5. Perkenalkan balita dengan berbagai rasa, seperti rasa asam, manis, asin, gurih dan pahit. Pilihan rasa yang sering dicobakan, kelak bisa mendominasi pola makan anak. Untuk rasa gurih, hindari MSG atau bumbu penyedap. Demikian pula hindari rasa pedas karena bisa merangsang gerak peristaltik di usus. Hindari juga junk food karena sifatnya tidak segar dan lemaknya terlalu tinggi. Apalagi makanan dengan zat pengawet dan jajanan murah yang banyak menggunakan bukan bahan pewarna makanan.
Makanan selingan atau tambahan dapat diberikan pada waktu antara makan pagi dan makan siang (09.00-10.00), atau di antara makan siang dan makan malam (15.00-16.00). Tujuannya tak lain untuk melengkapi asupan zat gizi yang mungkin kurang terpenuhi pada saat jam makan, dan mengisi kekurangan kalori karena aktivitasnya yang banyak di usia balita. Pilihan makanan tambahan, bisa berupa makaroni panggang, mi siram ayam, roti lapis keju, dan lain-lain.
Sunday, 27 February 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment