Ibu hamil yang menderita flu, berisiko untuk mempunyai anak yang skizofrenia. Sedang bila si ibu menderita flu, saat pertengahan masa kehamilannya, sang anak akan berisiko hingga tiga kali lipat menderita skizofrenia, dibanding dengan ibu yang tidak sakit flu.
Tapi secara keseluruhan, risiko ini cukup kecil. 97 persen bayi yang dilahirkan oleh wanita yang menderita flu pada saat hamilnya, tidak menderita skizofrenia. Hanya sebagian kecil bayi yang menderita skizofrenia, dan secara teori, dikarenakan janin yang secara genetika rentan terhadap kerusakan yang ditimbulkan oleh flu. Antibodi yang dihasilkan oleh sistim kekebalan tubuh ibu, yang disebut Sitokins, yang merupakan respon tubuh ibu terhadap infeksi virus flu, akan masuk ke dalam tubuh janin melalui plasenta dan merusak perkembangan otak janin. Sedang peneliti lain, mengemukakan bahwa kemungkinan adanya peran dari virus dalam penyakit mental.
Penelitian ini dilakukan pada sekitar 189 orang wanita, 64 dari mereka mempunyai anak skizofrenia, dan 125 sisanya, tidak menderita skizofrenia. Contoh serum darah dari ibu-ibu hamil diambil pada tahun 1959 - 1966, untuk melihat kadar antibodi mereka terhadap strain virus flu.
Dibandingkan dengan ibu-ibu yang tidak terinfeksi virus flu, wanita yang terinfeksi flu selama pertengahan masa kehamilannya, memiliki risiko hingga tiga kali lipat untuk menderita skizofrenia. Risiko akan meningkat hinga tujuh kali lipat, bila ibu terinfeksi pada trimester pertama kehamilannya, yang merupakan masa kritis perkembangan janin. Tapi hasil ini kurang dapat dipastikan, berhubung sedikitnya sampel darah ibu yang sedang hamil saat trimester pertama.
Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya, yang menghubungkan flu saat ibu hamil dengan schizofrenia atau risiko yang meningkat saat ibu hamil menderita flu karena adanya wabah flu. Flu menjadi salah satu faktor risiko dari beberapa faktor risiko lainnya untuk terjadinya skizofrenia.
Skizofrenia adalah penyakit mental terberat, dengan gejala halusinasi, gangguan pemikiran, perilaku yang tidak normal. Biasanya muncul pertama kali pada saat remaja atau dewasa muda.
Sumber: Archives of General Psychiatry
Monday, 28 February 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment